7. 사실 남자를 싫어

89 21 0
                                    

사실 남자를 싫어
[Sebenarnya, Aku Membenci Pria]

Dohee duduk diam di depan layar laptop yang menampilkan wallpaper pemandangan laut yang ia potret saat masih SMA. Pemandangan laut itu biasanya membuat hati Dohee tenang, tetapi kali ini ia tidak merasa demikian padahal sudah terdiam hampir selama setengah jam di sana. Dada Dohee pun masih terasa sesak, ia gugup luar biasa menunggu model yang belum kunjung datang dalam pemotretan majalah tempatnya bekerja sebagai fotografer panggilan kali ini.

Bukan takut jadwalnya berantakan karena keterlambatan model itu, Dohee punya alasan lain dibalik kegugupannya. Alasan yang membuatnya ingin kabur dari studio--tapi ia tidak bisa melakukannya karena sudah teken kontrak. Jika ia pergi, ia harus membayar penalti dan akibat paling buruknya, namanya sebagai fotografer akan tercoreng.

Jadi, mau tak mau, Dohee harus tetap bertahan dan menunggu dengan hati tidak tenang.

"Selamat siang, mohon maaf atas keterlambatannya. Jalanan sangat macet dan acara TV yang dihadiri Seungcheol delay selama satu jam. Mohon maaf sekali."

Tubuh Dohee menegang mendengar permintaan maaf seorang pria yang baru saja masuk ke studio. Raut wajah pria itu penuh dengan kekhawatiran, ia membagikan minuman energi ke setiap staff yang dilewatinya, termasuk Dohee yang sudah mendongak, menatap pria itu tanpa ekspresi.

"Kak Dohee... maaf sekali, Kak Seungcheol terlambat." Bisik pria itu yang hanya dibalas Dohee dengan helaan napas dan tak berapa lama, si empunya nama yang disebut memasuki studio sambil membungkukkan badan dalam-dalam sebagai sikap maafnya kepada staff yang daritadi menunggunya.

"Mohon maaf atas keterlambatan saya." Ucap pria itu dengan suara yang sangat dalam beberapa kali.

Para staff yang awalnya misuh-misuh pun tidak berani protes, sedangkan Dohee hanya melihat pria itu sekilas sebelum kembali menatap pria yang berada di hadapannya.

"Dia sudah make up, kan, Chan?"

"Sudah, Kak. Sisa dipoles sedikit sesuai tema pemotretan dan ganti baju." Jawab pria bernama Chan tersebut dengan lirih.

Dohee mengangguk, sambil meraih minuman energi yang disodorkan Chan, ia pun berkata, "cepat ke Kak coordi untuk ganti baju dan make up. Para staff sudah menunggu daritadi."

"B-baik, Kak."

~~~

Choi Seungcheol. Nama itu sangat tidak asing bagi Dohee dan para penikmat musik Hip Hop di Korea Selatan. Rapper muda yang sedang naik daun karena karya dan ketenarannya dalam beberapa acara ragam di TV Korea itu menjadi model majalah edisi bulan depan yang harus ditangani Dohee. Hal yang sudah diduga Dohee akan terjadi sejak perseteruannya dengan pria itu setahun lalu, yang kali ini harus dihadapinya dengan lapang dada meski sebenarnya Dohee ketar-ketir.

Untung saja Seungcheol bisa berpose dengan luwes, pria itu cukup profesional sehingga Dohee tidak banyak berkomentar dan bisa melakukan pekerjaannya dengan mudah walau jantungnya berdegup tidak keruan sejak melihat pria itu datang.

"Baik, tolong kali ini lihat ke kamera, ya." Pinta Dohee dengan suara yang lantang, mengarahkan lensa ke arah Seungcheol yang segera menatapnya dengan tajam.

Tatapan yang sama, yang membuat Dohee terdiam selama beberapa detik. Perempuan itu merasa seperti dikuliti oleh Seungcheol hingga ia sedikit takut dan hampir membatalkan pose yang diinginkannya tersebut.

"Oke." Sahut Dohee kali ini yang volume suaranya sedikit mengecil.

Seungcheol lalu mengalihkan pandangannya dari lensa, meraih botol minum yang disodorkan Chan begitu pemotretan dengan baju pertama usai. Ia sama sekali tidak melihat ke arah Dohee yang meliriknya lewat ekor mata, yang memang tidak ingin diperhatikan oleh Seungcheol secara langsung.

"Bagaimana, Kak?" Chan bertanya kepada Dohee yang sudah berdiri di hadapan meja laptop, melihat hasil foto yang ia lakukan.

Dohee tidak menjawab, tetapi kedua matanya fokus memperhatikan foto Seungcheol pada layar laptopnya satu per satu dengan fokus. Meski terganggu dengan kehadiran Seungcheol sebagai modelnya, Dohee tetap harus bekerja secara profesional sehingga selama beberapa menit ia memperhatikan foto-foto itu sambil membayangkan tema yang sudah direncanakannya bersama tim.

"Oke. Setelan selanjutnya." Kata Dohee dengan tegas.

"Kau yakin semuanya aman?"

Kedua tangan Dohee terkepal di sisi tubuh mendengan sahutan itu. Choi Seungcheol. Dohee menggeram di dalam hati walau senyumnya terkembang sempurna ke arah pria itu.

"Aman. Kau mau cek?" Tanya Dohee berusaha ramah dan Seungcheol melangkah mendekati layar laptop untuk melihat hasil pemotretan yang dilakukannya tadi.

"Hmm..."

"Ada yang ingin kau ulang?" Tanya Dohee lagi sambil menekan keyboard dengan kuat untuk memperlihatkan seluruh hasil fotonya.

"Hmm... oke." Jawab Seungcheol sembari menganggukkan kepala. "Aku kira kau hanya hebat memotret model perempuan. Ternyata model pria juga bisa."

Bulu kuduk Dohee meremang. Tidak diduganya Seungcheol akan berkata seperti itu kepadanya yang daritadi berusaha bekerja dengan profesional--mengenyampingkan masalah yang pernah dihadapi keduanya. Ternyata pria itu yang lebih dulu menyenggolnya, mengatakan hal yang cukup sensitif bagi pendengaran Dohee.

"Haha maksud Kak Seungcheol, Kak Dohee hebat sekali." Chan tertawa kikuk, mencoba menghibur Dohee yang sama sekali tidak memperdulikannya karena sekarang fokus perempuan itu hanya pada Choi Seungcheol.

"Haha... bahkan model yang tidak profesional pun bisa ku potret dengan baik." Tawa Dohee dengan sombongnya, sengaja menyentil Seungcheol yang memang bukan seorang model profesional. Pria itu hanya seorang Rapper--yang terkenal sampai mendapatkan sesi interview majalah tempat Dohee bekerja.

"Oh, ya? Meski model itu pria yang sering kau sebut tidak menarik?"

"Siapa bilang? Aku sudah menemukan pria yang menarik, kok. Sangat menarik sampai aku ingin menemuinya setiap hari untuk dipotret." Balas Dohee yang mulai kepanasan, emosi karena cecaran Seungcheol yang benar-benar tidak diduganya.

Kini hawa di studio jadi sangat kaku akibat perseteruan itu. Para staff sampai mematung, melihat Dohee dan Seungcheol yang saling beradu tatap di depan set yang mau diubah sedikit untuk pemotretan selanjutnya. Chan yang menjadi manager Seungcheol, yang tahu masa lalu keduanya pun kelimpungan, mencari cara untuk mencairkan suasana.

"Wah! Setnya sudah mau selesai! Ayo, Kak! Kita ganti baju!" Seru Chan sambil meraih tangan Seungcheol, berniat menarik pria itu ke ruang ganti tetapi Seungcheol menepisnya dengan kasar.

"Aku harap pria itu tidak cantik." Desis Seungcheol yang sudah emosi pula, menyoroti Dohee dengan tajam dari jarak yang sangat dekat.

"Cantik. Dia pria tulen yang sangat cantik." Balas Dohee tidak mau kalah sampai Seungcheol mendecakkan lidah.

"Aku harap kau tidak bermimpi kali ini."

Kali ini Dohee yang mendecakkan lidah sebelum membalas omongan Seungcheol. "Rasanya memang seperti bermimpi, dia adalah pria yang sangat menarik dan aku tidak akan melepasnya."

"Oh, ya? Ku harap dia bukan orang yang harus menutupi aibmu yang menyukai perempuan."

Dohee tertohok. Ia hampir menghantam Seungcheol dengan bogemnya jika tidak lupa dengan pekerjaannya sekarang. Setelah sekian lama tidak bertemu, pria itu ternyata masih sama, tidak berubah sama sekali dan mengingatkan Dohee betapa ia membenci pria karena manusia tersebut.


Thank you for reading! If you like it don't forget to like and comment ^^

Pretty BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang