Morn

111 9 0
                                    

Yunho terbangun setelah mendengar suara alarm yang berbunyi. Ia mengintip jam dan menunjukkan pukul 5 pagi, bangun jam segini itu terlalu pagi, ditambah cuaca dingin karena sudah waktunya masuk ke musim dingin, membuat pagi ini semakin dingin saja

Ia menoleh kebelakang dimana ada kekasihnya yang masih tertidur dengan posisi memeluknya erat, seolah tak membiarkan ia pergi barang sedetikpun. Ia meringis saat merasakan bagian belakangnya yang nyeri, dan masih terganjal oleh benda tumpul yang semalam menggempurnya habis-habisan

Ia mencoba melepaskan pelukannya sekaligus tautannya dengan perlahan sembari menahan rasa sakit. Tapi bukannya lepas, tubuhnya kembali di peluk dengan erat dan benda tumpul yang sebenarnya sudah berhasil lepas separuh itu kembali menusuknya dengan kuat membuatnya kembali meringis, antara sakit dan terkejut

"Good morning, baby"

Bulu kuduk Yunho berdiri mendengar suara Mingi yang sudah dalam itu semakin dalam karena baru bangun tidur, juga karena Mingi yang berucap tepat di tengkuknya. Ia bisa merasakan benda tumpul yang kembali masuk ke dalam tubuhnya itu mulai mengeras dan sang pemilik sedang asyik menciumi lehernya sembari kembali membuat tanda kepemilikan yang sudah ada banyak di lehernya

Ereksi di pagi hari, itu normal untuk semua pria, termasuk Mingi dan Yunho sendiri. Tapi kali ini berbeda. Mereka ereksi di pagi hari karena merasakan satu sama lain. Dan berakhir Mingi yang mencoba untuk kembali melakukannya dengan Yunho

"Ahh- morning sex?" Tanya Yunho dengan susah payah karena Minho yang mulai menggerakkan pinggulnya, pelan tapi kuat

Tidak ada jawaban, melainkan gerakan pinggul Mingi yang makin kuat membuat tubuh Yunho ikut terhentak mengikuti hentakan keras Mingi

Mingi melepas sebentar barangnya kemudian membalikkan tubuh Yunho hingga terlentang dan ia memposisikan dirinya berada di atas Yunho, baru ia masukkan lagi benda tumpul itu dengan sekali hentakan membuat tubuh Yunho menegang untuk sesaat

Tanpa menunggu apapun lagi, Mingi menggerakkan pinggulnya dengan cepat dan kuat hingga Yunho menjerit karena terkejut dengan gerakan tiba-tiba. Tubuh Yunho ikut terhentak mengikuti hentakan keras Mingi, bahkan kepalanya pun terbentur kepala ranjang beberapa kali

Mingi terus bergerak cepat disertai dengan suara desahan seksi dari bibir seksi Yunho, dan tak berselang lama kemudian mereka berdua keluar secara bersamaan. Yunho mengambil napas panjang karena kehabisan napas, sekaligus keberatan karena Mingi menindih tubuhnya

Mingi membawa tubuhnya serta tubuh Yunho ke samping dengan posisi penisnya yang masih tertancap membuat Yunho lagi-lagi mendesah. Yunho memukul lengan Mingi dengan keras hingga lengan Minho terasa panas akibat pukulannya

"Jangan bergerak lagi, Song Mingi!"

Yunho menepuk pundak Mingi karena merasa kesal dengan Mingi yang menghentakkan penisnya makin kedalam membuat Yunho menahan napasnya. Sedangkan sang empu tersenyum dan memeluk tubuh telanjang Yunho sambil menghentakkan penisnya sekali lagi membuat Yunho mendesah keras

Baiklah, biarkan mereka berdua beristirahat dengan tenang tanpa diganggu oleh siapapun, meski kenyataannya tidak begitu. Sedari tadi, ponsel Yunho berdering beberapa kali, begitu pula dengan ponsel Mingi, tapi tidak mereka hiraukan dan tetap melanjutkan kegiatan panas mereka

•••

Seorang pemuda berambut merah menundukkan kepalanya sambil membaca doa untuk temannya yang sudah tiada beberapa tahun lalu. Ia mendongakkan kepalanya sambil meletakkan sebuah karangan bunga yang ia bawa khusus untuk sahabatnya

 Ia mendongakkan kepalanya sambil meletakkan sebuah karangan bunga yang ia bawa khusus untuk sahabatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
𝐖𝐎𝐋𝐅𝐆𝐀𝐍𝐆 [𝑨𝑻𝑬𝑬𝒁]Where stories live. Discover now