pure blood

55 4 0
                                    

Green Hill, the villa of the vampires

"Meskipun dia masih hidup, dia juga tidak berguna bagi kita. Yang dia miliki hanya pure blood, dan racun yang disebarkan saat itu tidak ada obatnya. Juga racun yang dimiliki bangsa serigala sekarang, bahkan mereka tidak mengetahui apa penawarnya."

Berita mengenai keturunan vampire kuno yang masih hidup pun sampai ke telinga sang pemimpin para vampire, Lee Juyeon, yang malah membencinya karena alasan pribadi, dan kekasihnya yang mengetahui hal itu segera menenangkannya

"Meski kau ada benarnya, tapi dia masih tetap berguna bagi kita. Siapa tahu bangsa serigala takut padanya dan—"

"Jangan pernah bermimpi siang bolong, Kim," ucap Juyeon memotong hipotesis Younghoon yang membalasnya dengan sebuah gigitan kuat di pipi kanannya, membuatnya meninggalkan bekas di pipi tersebut. "Ah— aku mengatakan apa adanya. Tidak mungkin mereka takut dengan orang tidak berguna itu."

"Kau benar. Dan satu lagi, dia sudah berusia lebih dari ribuan tahun dan tanpa orang yang menemani, bukankah harusnya dia merasa kesepian? Kecuali dia tidak memiliki emosi yang tersisa di dalam dirinya." Sambung Sangyeon yang disetujui oleh kekasihnya, Jacob, juga Juyeon

"Kita harus menyingkirkan dia."

"Bagaimana kalian akan menyingkirkannya?" Suara yang tidak familiar tersebut berasal dari lantai dua, yang membuat mereka mendongakkan kepala dan melihat seseorang dengan surai coklat dan disampingnya ada seseorang yang terlihat familiar, "Bagaimana kalian menyingkirkannya, jika dia hanya bisa disingkirkan dengan darah dari orang yang dia cintai?"

Meski terhalang oleh cahaya matahari, akan tetapi mereka sangat familiar dengan aroma yang mereka cium. Aroma dari seorang manusia serigala dan seorang vampire yang berasal dari arah yang sama

"Siapa kalian?"

Suara tersebut tak terdengar menjawab, akan tetapi aroma yang mengganggu itu masih ada, dan muncullah dua orang dari depan pintu vila yang terbuka dengan lebar

"Musuh mu, Choi San," sontak mereka langsung berdiri dari duduknya dan ketika ingin bertanya kembali San sudah lebih dulu menjawab, "dan Pangeran Putra Mahkota, Lee Jeno."

Mendengar nama yang sudah tidak lagi asing di telinga, membuat mata mereka seketika terbelalak. Awalnya mereka tak mau mempercayainya, akan tetapi setelah melihat dengan jelas sosok bertubuh jenjang dan bersurai biru yang awalnya tidak terlalu terlihat jelas karena bayangan yang menutupinya, mereka akhirnya percaya

Eric yang melihat saudara kembarnya muncul bersama seorang elder dari bangsa serigala yang merupakan musuh mereka, segera mendekat pada Jeno yang menatap lurus ke depan dengan tatapan tajam, tak menatap dirinya sedikitpun

"Bagaimana kau bisa masuk kemari?"

San menyeringai, "Tempat ini adalah perbatasan, tentu saja aku bisa masuk kemari, lagipula ada seseorang yang memiliki akses penuh bersama denganku." Ucapnya menjawab pertanyaan Juyeon yang menatapnya dengan tajam

Sedangkan di sisi lain, ada Eric yang masih mendongak menatap Jeno yang tak bersuara bahkan tak bergerak sedikitpun, membuat saudaranya khawatir dengan apa yang terjadi pada dirinya

"Jeno? Kau masih hidup? Apakah kau tidak mengingatku?"

Akhirnya Jeno menggerakkan lehernya untuk menoleh pada Eric yang berada di sampingnya kemudian menjawab, "Ingat." singkat, padat, dan jelas

"Kau sungguh ingat padaku? Bagaimana kau bisa masih hidup?"

"Karena aku, masih ingin hidup." Jawab Jeno langsung pada intinya, membuat Eric yang tidak pernah berdekatan dengan Jeno pun kebingungan ingin bertanya apa lagi

𝐖𝐎𝐋𝐅𝐆𝐀𝐍𝐆 [𝑨𝑻𝑬𝑬𝒁]Where stories live. Discover now