2

420 12 0
                                    

Setelah pertengkaran yang cukup intens itu mereka tidak saling bertatap muka bahkan mereka saling menghindari satu sama lain. Ralat, Sannan yang menghindari Zanna karena masalah tadi, jujur saja ia khawatir jika mereka terus bersama sama saat dalam kepala panas, karena itu bisa membuat mereka akan terpancing emosi lebih mudah dan masalah akan menjadi rumit.

Setelah Zanna sampai di ruangan nya pun Sannan tidak berkunjung sama sekali meskipun seharusnya pria itu harus membahas sesuatu bersama sampai sampai sebuah ketukan pintu membuat Zanna kembali tersenyum penuh harap.

▪︎TOK TOK TOK

Sebuah kepala menyembul dari balik pintu dengan Kia di yang tersenyum canggung, dan senyum Zanna sedikit memudar di buat nya.

"Bu kita tim gabungan suruh kumpul di ruangan yang baru, yang bakal di pake sama kita nanti." Ucap nya sambil tersenyum, membuat Zanna otomatis membalas senyuman nya.

"Ruangan baru.." lirih Zanna sambil sibuk menginput beberapa data.

"Loh kan ruangan nya belom jadi semua." Ucap nya memastikan apa yang di maksud adalah ruangan yang sama

"Iya tapi suruh kumpul nya di sana dulu bu. Ada pak Bram sama pak Ibrahim soalnya"

"Oalah pak Bram sama pak Ibrahim dateng toh. Baik saya nyusul sebentar lagi habis beresin barang saya." Ucap nya lalu Kia mengangguk paham.

"Baik bu."

Kia pergi terlebih dahulu dan menyampaikan ke ruangan Sannan juga karena hanya sisa mereka berdua yang belum mengetahui info terbaru ini, yaa juga karena kedua pemilik perusahaan datang secara mendadak juga.

Setelah merapihkan barang barang nya ia langsung bergegas turun, sementara Sannan sudah turun terlebih dahulu tepat saat mendengar kabar pak Bram dan pak Ibrahim datang. Mau tak mau mereka bertemu bahkan bertatapan muka lagi, Zanna tersenyum sumringah sementara Sannan dengan muka kusut nya bahkan ia malas menatap mata Zanna walau hanya 1 detik saja.

Zanna memasuki ruangan dengan beberapa orang yang sudah berkumpul terlebih dahulu, mata nya menangkap Sannan di barisan paling depan dan paling pojok, diam dan terlihat horror seperti penunggu bangunan.

Dengan sengaja ia berjalan ke arah Reno dan pasti nya Reno akan menerima nya dengan baik. Entah perbincangan apa yang membuat mereka terlihat bahagia tapi jelas tidak dengan Sannan, jika tajam nya mata pria itu bisa di gambarkan mungkin sekarang setajam katana kaisar Jepang yang siap menebas kepala lawan nya.

Kedua pemilik perusahaan datang dan memasuki ruangan membuat mereka semua berbaris dengan rapi dan pasti nya Sannan akan berdiri di samping Zanna karena mereka berdua sebagai ketua perwakilan dari kedua tim.

"Santai aja kali mata lu, sampe ngeluarin laser tuh." Sannan hanya melirik sinis Zanna yang berbisik bisik padanya.

Melihat respon yang sangat minim Zanna sedikit tersulut, "Pulang nya ke apart gua!."

"Gak perlu." Sannan menolak dengan cepat.

"Yaudah gua ajak Reno aja." Tantang Zanna,

"GAK BOLEH!." Mata Sannan tajam menatap Zanna dan tentunya wanita itu tak mau kalah juga, ia juga menatap Sannan tanpa mengedipkan matanya sama sekali.

"Siapa lu ngatur ngatur? Beberapa menit lalu kek minta udahan." Ucap Zanna tak henti henti nya mengganggu Sannan.

"GAK AKAN GUA BIARIN RENO ADA DI APART LU!." Ucap nya sedikit terdengar mengancam,

"Lu bakal dapet hukuman banyak hari ini. Dari tadi nggak ada tutur kata baik yang gua denger, jawaban selalu ketus! Liat aja lu nangis kejer nanti."

Karena sedari tadi mereka berbisik bisik dan ketua perusahaan sedang sibuk memuji kerja tim jadi mereka dengan cukup leluasa untuk sekedar berbisik bisik seperti ini sampai,

"Gimana Sannan Zanna? Proyek ke 2 ini seperti nya punya masa depan cerah seperti proyek sebelum nya, kalau kinerja kalian terus stabil dan bagus seperti ini saya rasa tim kalian akan menjadi tim tetap dan sebagai lambang persatuan dari kedua perusahaan." Ucap pak Ibrahim dan di acungi jempol oleh pak Bram yang kini berada di samping pak Ibrahim.

"Siap pak, bapak hanya perlu menunggu kabar baik nya." Jawab Zanna lugas.

"Saya suka kepercayaan diri kamu Zanna." Ucap pak Bram bangga.

Zanna tersenyum sedikit membungkukan tubuhnya.

"Oh iya jangan lupa kita akan mengadakan makan malam tim! Tenang kita akan pakai kartu perusahaan! Jadi kalian nggak boleh pulang dulu habis rapat ini dan langsung ke lokasi karena lokasi nya agak jauh ya. Gimana bisa di pahami?."

"Baik pak." Jawab kedua tim serempak.

"Untuk ngumpul nanti zona kumpul kita di lobi aja kali ya yang semua orang pasti tau. Ada pertanyaan lagi kah?." Mereka berbisik bisik ke rekan sebelah nya sedari pengumuman makan malam di umumkan, dan tak lupa pasti ada satu spesies manusia yang biasa di panggil 'si paling romantis'

"Pak kalo mau date sama pacar gimana?." Salah satu suara mengintrupsi membuat mereka semua menggeleng.

"Skipp dulu minggu depan kamu belom putus sama dia, kapan lagi kamu makan mahal tanpa bingung liat harga."

"Widiihhhhh." Sahut yang lain mendengar jawaban dari ketua perusahaan.

Sorak sorai mereka meramaikan ruangan baru yang masih kosong hingga menggema di seluruh ruangan, yang lain bergembira dan tak sabar menantikan makan malam sementara Sannan dan Zanna masih saling menatap seting satu sama lain.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
HAI GUYS! HEHE PART 2 UDAH KELUAR NIH, NIAT NYA SIH MAU UP BESOK HEHE CUMA TAKUTNYA KELUPAAN TERUS MALAH DI TUNDA TUNDA LAGI.

SO HAPPY READING PARA READERS!!

MAKASIH YANG UDAH MAMPIR! DAN SAMPE JUMPA MINGGU DEPAN DI CHAPTER BERIKUTNYA!

My subby my hubby: cemburu kak?? (Clear!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang