Perjalanan tak memerlukan waktu lama dengan kecepatan yang cukup tinggi dan kondisi jalan yang sepi, Sannan mengemudikan motor nya dengan hanya menggunakan kaus oblong putih dan jaket kulit kesukaan nya entah kenapa mengendarai motor pada malam hari cukup menyenangkan bagi pria itu.
Sesampainya di sana ia langsung berlari menuju lift untuk menuju unit apartemen milik Zanna. Ia langsung masuk karena tentu ia mengetahui kode nya dan ini bukan kali pertama nya ke sini.
Ketika pintu terbuka ia melihat cahaya dari layar laptop yang menyala dan Zanna yang baru saja selesai memeriksa dokumen. Zanna menengok ke sumber suara dan menatap Sannan yang berdiri di depan pintu, ia menutup laptop nya lalu mengambil susu coklat yang sudah ia hangatkan sebelumnya.
"Nih minum." Zanna menyodorkan cangkir itu lalu duduk di meja makan, pria itu menerima cangkir nya dan menatap Zanna sekilas "Ngapain?." Tanya nya bingung.
"Minum aja udah, gak ada racun di dalem nya jadi nggak usah banyak tanya."
Sannan menyeruput perlahan susu hangat itu dengan Zanna yang duduk di samping nya, wanita itu seperti biasa terlihat angkuh dengan tangan yang di lipat didepan dada.
Tapi justru itu yang membuat Sannan jatuh hati berkali-kali.
"Hari ini tidur di sini dulu." Sannan menghentikan kegiatan nya lalu menatap Zanna yang dari ekspresi wajah nya saja sudah sangat terlihat.
Tidak menerima kalimat yang mengandung unsur membantah.
Kira kira begini lah yang ekspresi Zanna tunjukkan.
"Kan sebelumnya gua udah bilang gua harus selesaiin satu dokumen lagi." Ucap Sannan mengingatkan.
"Gua nggak mau tau!." Zanna melipat tangan nya dan terus menatap lurus sampai, "Bentar.. dokumen mana lagi? Lu gak percaya gua udah kerjain itu demi bantu lu? Lu gak percaya sama omongan gua?." Tanya nya kesal.
"Gua cabut sekarang kalo cuma mau berantem gini doang." Sannan mengambil kunci motor nya hendak berdiri,
"Hari ini hari terakhir kontrak kita, lu juga dari beberapa hari lalu begadang terus. Kalo pun hari ini lu rest nggak bakal bikin perusahaan kita bangkrut juga kan? Kalo masih belom percaya buka aja laptop gua." Wanita itu sangat bersungguh sungguh akan perkataan nya, toh Zanna juga tahu betul jika Sannan akan memaksakan untuk begadang lagi dan mungkin malam ini pun ia tidak akan merasakan tidur dengan lelap seperti anak kecil.
Sannan berjalan ke sofa dan membuka dokumen yang zanna maksud, ia membaca dengan teliti dan menangguk kecil, "Tapi gua belom selesain file yang satu nya juga, ini juga masih hasil kasar belom 100% jadi kan?."
"Finishing dikit besok pagi bisa PAK SANNAN ADHIKARI YANG TERHORMAT! Di tambah lagi gua nggak nerima penolakan dan gak akan pernah mau nerima!."
"Okay play hari ini besok subuh gua rapihin dokumen nya pake laptop lu pagi kita berangkat. Gimana?." Ucap nya berusaha bernegosiasi, lalu Zanna mengangguk kecil.
"Sebelum itu gua harus kasih hukuman karena lu udah lupa siapa owner lu."
"Hah?."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hai hai semua nya!! Gimana kabar kalian? Masih ada yang nungguin cerita ini nggak??
Maaf banget aku lupa up kemaren tapi aku usahain besok nggak lupa lagi buat up!
Buat yang udah sempetin waktu buat mampir aku ucapin
GOMAWOYOOOWWW!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My subby my hubby: cemburu kak?? (Clear!)
Короткий рассказKali ini Sannan benar benar menunjukan sisi lain yang tidak pernah di lihat oleh Zanna, nyali nya yang besar sama dengan rasa cemburu nya yang besar, tak lupa pula ego nya yang tak kalah besar dan mungkin ada sesuatu yang cukup besar yang tidak bisa...