Tanpa di sadari ternyata setelah hari dimana mereka makan makan ada rintangan berat menanti, bahkan rencana play malam itu tidak bisa di lanjutkan karena mereka pulang terlalu larut dan sisa kontrak mereka hanya minggu ini, sedangkan minggu ini situasi perusahaan sangat kacau. Bahkan ruangan yang biasanya tidak terlalu ramai kini mendadak seperti pasar tradisional yang terus saut menyahut serta banyak anggota tim mereka yang mondar mandir seperti setrika.
"Dokumen buat rapat mana?."
"Tolong minta tanda tangan dulu ke pak Sannan."
"Ini kok begini sih? Ulangi!."
"Ujang bantu gua fotokopi dulu."
"Sela tolong dong yang ini di cek sekali lagi."
"Bu Zanna maaf ini data yang sudah di perbarui."
"Nanti bu Zanna meeting ketemu Client dari perusahaan Z dan pak Sannan ketemu Client dari perusahaan Y."
"KITA UDAH DU TUNGGU INI!!."
Keadaan kantor terutama tim mereka mengalami krisis karena penambahan tugas yang tim lain bebankan ke tim mereka karena tim lain hampir mengalami ke gagalan. Biarpun gaji mereka dan bonus mereka akan lebih banyak tapi jujur saja situasi ini membuat banyak tekanan, tidak ada waktu untuk sekedar menghela napas ataupun untuk bengong karena tim mereka harus menyelamatkan proyek yang hampir hancur dengan skala kerugian yang cukup besar dalam waktu yang cukup singkat.
Hari demi hari berlalu dengan kekacauan yang sama, akhirnya mereka bisa pulang ke rumah masing masing meski sudah melewati tengah malam, dan benar! Sannan dan Zanna belum berbaikan sejak masalah terakhir, di tambah lagi mereka yang sibuk masih masing sampai sulit untuk sekedar menghabiskan satu puntung rokok di smoking area bersama.
Mereka tak berbicara lagi bahkan mereka pulang dengan kendaraan masing masing, dan sampai apart masing masing juga tanpa ada satu patah kata pun atau sekedar secarik surat pendek yang di kirim kan antar mereka.
Sebenarnya Sannan sudah pulang terlebih dahulu dengan membawa pekerjaan nya ke rumah dan kini pria itu masih sibuk dengan laptop menyala di temani secangkir kopi panas serta otak nya yang mulai panas.
Dering dari ponsel nya membuat pria itu menatap nya lalu mengangkat nya dan meletakan nya di antara bahu dan telinga nya.
"Halo Naa? Dokumen nya udah selesai nih langsung cek ya."
Ucap Sannan seperti tidak ada masalah, Zanna terkekeh tipis di seberang sana lalu menghela napas sebelum angkat bicara.
"Ke apart gua sekarang."
"Nggak bisa ini masih ada 1 lagi yang harus di selesain malem ini"
"Ke apart gua! Sekarang!
"Lu bisa nggak sih nggak egois. Ini proyek kita loh! Waktu juga udah mepet banget jangankan waktu buat jalan jalan nggak jelas, waktu buat istirahat juga nggak ada"
"Gua udah selesaiin yang satu nya karena Kia pikir lu gak bakal sempet kalo ngejar malem ini jadi tadi udah gua selesain. Nah sebagai ganti nya ke sini sekarang juga Pak Sannan Adhikari!"
"Makasih kalo udah di selesain, tapi gua butuh istirahat."
"Gua yang ke apart lu aja kah?".
"Diem di situ! Gua ke sana sekarang, cek file nya dulu pas gua di jalan".
"Oke"
Panggilan terputus dengan Sannan memijat kening nya, ia tahu betul jika Zanna tidak segan untuk ke apartemen nya sekarang juga. Yang menjadi masalah ini sudah terlalu larut untuk wanita bepergian, Sannan akan sangat mengkhawatirkan keamanan wanita itu jika ia yang menghampiri nya jadi mau tak mau ia hanya bisa menuruti keinginan nya.
Toh ini minggu terakhir yang sudah di sepakati di kontrak mereka berdua.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hai semua nya, aku nggak tau apakah ini masih ada yang baca atau nggak, cuma aku berusaha buat tetep selesain cerita ini dan mungkin ini juga jadi tulisan terakhir aku di sini, buat kalian yang udah setia nunggu dan mampir buat baca ini. Aku ucapinTANCU ARILASOOO!!
![](https://img.wattpad.com/cover/354274204-288-k438546.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My subby my hubby: cemburu kak?? (Clear!)
Proză scurtăKali ini Sannan benar benar menunjukan sisi lain yang tidak pernah di lihat oleh Zanna, nyali nya yang besar sama dengan rasa cemburu nya yang besar, tak lupa pula ego nya yang tak kalah besar dan mungkin ada sesuatu yang cukup besar yang tidak bisa...