12 (tujuan akhir! anda sudah sampai di rute terakhir)

157 6 2
                                    

Ponsel Zanna berdering menunjukan Sannan tertera di layar sebagai penelpon. Ia mengangkat nya sambil terus mengunyah makanan yang baru saja ia makan.

"Zanna, sorry banget gua temen nya Sannan. Gua mau minta tolong jagain Sannan dulu boleh gak? Dia teler sekarang lagi otw apart nya."

"Teler? Siapa yang ajak? Pasti si anak babi itu."

"Tolong banget ya Naa, sekali ini ajaa."

"Gua otw."

"Makasih banyak Naa."

Mereka berjanji untuk bertemu di lobi tapi begitu melihat mobil mereka Zanna langsung berlari ke arah mobil itu lalu melihat ke dalam nya, selain melihat Sannan yang duduk dengan lunglai ia juga melihat orang yang di duga adalah pelaku yang membuat pria itu teler.

Zanna menggeplak jidat si pelaku begitu melihat nya. "WOI PANJUL! UDAH GUA BILANG JANGAN AJAK ANAK GUA MACEM MACEM!"

"Lah kan ini gara gara lu." Ucap nya nyolot tak terima.

"Dia bisa ngatasin masalah ini sendiri anjing! Han tolong bawa pergi si Panjul, tenggelam di kali Ciliwung juga boleh banget dah capek gua ngadepin dia."

Zanna membawa Sannan yang kini setengah sadar ke unit apartemen miliknya, dengan sedikit terseok seok pria itu berbisik kecil. "Hmmmmmm... wangi Jjanna kuuuuu." Ucap nya sumringah.

"Ini kalo nggak di jaga sih auto lompat dari balcony."

■■■

Kini Sannan terlelap di kamar nya begitu mereka sampai, malam semakin larut tapi karena Zanna merasa suntuk dan kantuk nya hilang ia membuka jendela kamar Sannan lalu menyalakan rokok miliknya.

Angin malam berhembus menerpa wajah Zanna dan membakar bara pada rokok nya membuat kilauan merah bara itu bersinar pada malam ini, dari belakang Sannan memeluk Zanna dengan erat, "kamu jangan keseringan ngerokok Naa. Mending sering sering di samping aku."

Zanna melepaskan pelukan Sannan dan mendorong nya perlahan. "Kak lu ngelindur, udah sana balik tidur aja."

Sannan menggeleng lalu kembali memeluk Zanna. "Naaa...." Ucap nya tak melepas pelukan nya. "Kangeenn." Bisik nya di telinga Zanna.

"Lu mabok kak mending tidur aja sana."

"Aku nggak minum sayang." Bantah nya.

"Lah? Badan kamu bau alkohol."

Sannan membalikan tubuh Zanna lalu menatap bibir nya, di saat itu juga ia langsung mengecup bibir Zanna lembut beberapa saat, ketika pria itu merasa Zanna tidak memberi penolakan ia mengeluarkan lidah nya dan membuat ciuman ini lebih intens.

Jujur saja pria itu kewalahan setiap melakukan hal seperti ini dengan Zanna entah kenapa ia merasa sangat lemah dan lebih memilih untuk di pandu. Tapi malam ini ia ingin terlihat keren dan tidak terlihat lemah jadi ia memutus ciuman intens yang hampir membuat mereka mati sesak napas.

"Kamu ngerasain alkohol di mulut aku?." Tanya nya membuat Zanna menyeringai menatap pria itu.

"Caper nya nyusain ya manusia ini." Ucap Zanna lalu memukul dada Sannan. "Tapi si panjul mabok tuh, terus kenapa lu bau alkohol juga?."

"Dia ngajak ke club yang biasa, tapi di sana aku berantem sama dia soalnya aku nggak mau minum padahal dia mau ngajakin aku biar agak enteng beban pikiran nya."

"Terus dia bawa bawa gua sambil bilang kalo ini semua salah gua, terus lu yang nggak terima mulai nonjok dia dan blablabla. Bener nggak?." Sannan mengangguk lalu kembali memeluk Zanna.

Tapi wanita itu segera menangkis nya dan mengambil kunci mobil nya. "Berhubung lu sadar sepenuh nya gua balik dulu."

"Na!!." Teriak Sannan.

My subby my hubby: cemburu kak?? (Clear!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang