6

270 6 1
                                    

Setelah mandi Sannan yang menggunakan handuk di pinggang nya kini ia berdiri menghadap kaca, dengan penerangan minim ia terus menatap kepada  bayangan nya di depan sana, perlahan ia melepas handuk nya lalu berputar untuk melihat bekas luka di paha dan pantat nya. "Biasanya abis play di obatin dulu sama Zanna." Lirih nya.

"Emang lu pikir kali ini nggak?". Sannan terkejut dan melihat ke sumber suara, ada Zanna di sana.

Ia sama sekali tidak mengetahui kapan kedatangan nya dan bahkan dimana keberadaan nya setelah wanita itu pergi tanpa sepatah katapun, karena posisi kamar cukup gelap dan Zanna ada di sudut ruangan, tepat nya di dekat gorden dengan setelan piyama hitam hitam dan duduk dalam diam yang mendukung kamuflase nya bagai benda mati berjalan lancar.

Entah kapan ia berganti pakaian tapi ia benar Jadi benar benar tidak tahu jika ada wanita itu di sana.

Saat mata nya menatap Zanna ia teringat sesuatu.

HANDUK!

Dengan cepat ia menarik handuk nya dan mengaitkan nya lagi di pinggang nya. Zanna hanya menggeleng kesal.

"Gua udah liat semua mohon maaf. Apa yang perlu lu umpetin?." Sarkas nya.

Jujur saja jika sedang play dan posisi normal itu terbilang sangat berbeda, dengan kesadaran penuh dan tidak dalam posisi sedang play Sannan akan malu terutama karena Zanna bukan siapa siapa nya melainkan hanya dom nya Saja.

"Tengkurep dulu sebentar." Titah nya masih duduk di tempat nya.

"Gua bisa pake sendiri." Sannan berjalan ke arah Zanna untuk mengambil p3k nya lalu tangan nya di tahan oleh wanita itu.

"Belom pernah ngerasain pingsan kan? Mau nyoba sekarang?." Tantang Zanna.

Sannan mengambil posisi tengkurap di ranjang, lalu ia menguburkan wajah nya di sana karena terlalu malu menghadapi kenyataan. Tangan Zanna dengan telaten mengobati semua bagian paha sampai pantat pria itu dan bergerak seringan kapas saat mengoleskan obat nya.

Ketika selesai dengan sesi pengobatan Sannan, Zanna langsung menata kembali p3k milik nya, "Mau makan dulu apa langsung tidur?." Ucap nya seraya mengipasi paha Sannan yang memiliki memar yang cukup parah.

"Tidur."

▪︎GGGGGRRKKK.

Sannan semakin menundukan kepala nya karena suara perut keroncongan nya sangat nyaring terdengar.

"Keknya perut lu lebih jujur deh. Ayo keluar dulu." Sannan tidak bergerak dari tempat nya membuat Zanna menggandeng tangan pria itu yang sekarang pun masih malu.

Mereka keluar dan melihat ada sekotak pizza dan soda tentunya, sepertinya saat Zanna keluar tadi ia mengambil pesanan nya di bawah.

Sannan duduk di sofa dengan perlahan berusaha tidak menyenggol luka di paha nya, tapi di sisi lain sebelum wanita itu menuang soda ia mengambil alih gelas dan botol soda nya lalu menuangkan soda itu untuk mereka. "Thanks." Ucap Zanna singkat.

Setelah beberapa menit mereka hanya makan dan tak berbicara sama sekali, hanya saja Sannan bertingkah sangat aneh.

"LU NGAPA SIH?! KEK PERAWAN LAGI MASA PUBER AJA MESEM MESEM GITU!." Ucap Zanna yang kesal melihat perilaku Sannan yang semakin aneh.

"APASIH?! SIAPA? SIAPAAA?!." Ucap Sannan meninggikan suara nya agar tak kalah dari suara Zanna, sebenernya bukan tidak mau kalah tapi ia sendiri gelagapan dengan pernyataan Zanna barusan.

Zanna memutar bola matanya malas. "MAKAN YANG BENER! TERUS ISTIRAHAT! LIAT JAM NOH! UDAH GANTI HARI!."

"Naa lu gak ada netpliks gitu? Gua kalo makan harus sambil nonton." Ucap nya sambil cengengesan.

"GUSSTIIII!!! INI AKI AKI KAGAK SADAR DIRI! WOI BUKAN ANAK KECIL LAGI LU TUH, PUNYA ADEK SEGEDE NAGA TAPI MAKAN AJA HARUS SAMBIL NONTON." Cerocos Zanna kesal.

"Marah marah mulu, pantes aja banyak yang takut! Sini ah gua pake hp gua aja!."

Sannan memutar satu film di ponsel nya lalu wanita itu menekan tombol power di ponsel pria itu membuat film nya terputus. "Heh." Ucap nya tak terima.

"Nih di tv gua aja! Mana kerasa di hp!."

'Ck! Tsundere!.' Batin Sannan.

Zanna memutar film tadi dengan Sannan yang sudah merebahkan dirinya di sofabed milik Zanna, pria itu menepuk bagian depan yang masih kosong lalu tersenyum.

Bermodal kan tangan nya sebagai bantalan Zanna agar wanita itu bisa berbaring dengan nyaman, mereka  merebahkan diri dengan mengunyah snack yang sudah di keluarkan Zanna tadi sambil menonton netpliks.

Tanpa sadar mereka tidur seperti anak kecil yang kelelahan setelah bermain.

Bukan mereka yang menonton film, tapi film yang menonton mereka yang sedang merajut mimpi bersama di sofabed.

Simple tapi bisa membuat Naanna tersenyum bersamaan.

■■■

Suara alarm membangunkan Sannan dari tidur nya, ia gelagapan ketika alarm yang membangunkan nya adalah alarm terakhir nya yaitu jam 9 pagi. Ia berlari ke kamar mandi yang ada di kamar Zanna lalu menekan satu kontak, tak lupa ia menyalakan loudspeaker agar bisa menelepon sambil mandi.

"NA! LU DI MANA?! KITA TELAT NIH."

"Mandi dulu yang bener abis itu nyusul sini, jam 9.40 udah sampe ruangan baru ya."

"LU UDAH DULUAN?!."

"Sannan Adhikari bisa nggak lu nggak usah teriak teriak? Gua pake buds! sakit kuping gua."

"Lu udah duluan?."

"Udah dari jam 8 tadi."

"Kok gak bangunin."

"Nggak tega, lagian lu kan dah pasang alarm."

"AARGGHHH!! GUA OTW ABIS PAKE BAJU."

"Jan lupa naga nya kandangin."

"Berisik!."

Panggilan di putus oleh Zanna dan wanita itu cekikikan sendiri, "Siapa?." Ujar wanita yang sedang berada dalam panggilan bersama Zanna dari tablet Zanna.

"Anak anjing gua yang waktu itu gua ceritain. Tau kan?." Dari layar tablet nya Zanna melihat wanita itu tersenyum singkat.

"Huuhhh! Yang ini jangan di jadiin pet doang lah. Kata gua sih gasss aja yang ini."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hehe! Apa kabar semua nya?? NIH SEBELUM SEMINGGU AKU UP! MAKASIH YANG UDAH MAMPIR JANGAN LUPA MAMPIR LAGI DI CHAPTER BERIKUT NYA!

GRACIASS!

My subby my hubby: cemburu kak?? (Clear!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang