|5|five

143 22 2
                                    


Irene memulai pekerjaannya.
Taeyong mengangguk dan mengucapkan terima kasih sekenanya untuk semacam formalitas, karena, hei, kalau dipikir-pikir, bukan ia yang ingin dirias jadi cantik, kan? Ia hanya menjalankan perannya semata.

Irene menyapukan likuid pembersih dan penyegar ke seluruh permukaan wajah Taeyong seraya bersenandung dan memuji betapa lembut dan halus wajah Taeyong juga rona kemerahan yang alami dikedua sisi pipinya membuat Irene berdecak kagum. Irene juga menambahkan bahwa pastilah banyak sekali gadis yang iri pada wajah Taeyong. Dan Taeyong perlu berpikir dua kali untuk menganggap itu sebagai sebuah sanjungan atau bukan.

Serum kental untuk menghidrasi kulit wajahnya sebelum make-up tebal diaplikasikan di sana untuk melindungi pori-pori wajahnya tengah disapukan Irene di wajah Taeyong, Tiffany menarik kursi dan duduk di meja rias di samping Taeyong sembari mengulum senyum dan memperhatikannya.

Taeyong mengangkat sebelah alisnya menatap pantulan bayangan Tiffany di depan cermin, seolah mengatakan 'Apa?' pada Tiffany yang sedari tadi asyik mengamatinya yang tengah dirias.

"Kau tahu, ada banyak sekali gadis tercantik sedunia yang disebutkan dalam dongeng. Dari mulai Snow White yang terkenal di negaraku, sampai Kaya yang terkenal di Korea. Tapi menurutku pribadi, dari semua gadis yang disebut sebagai gadis tercantik sedunia, yang paling mempesona adalah Putri Turandot dari Negeri Tirai Bambu." Tiffany mengamati dengan seksama saat Irene memoleskan base make-up dan foundation ke wajah Taeyong dengan penuh kehati-hatian.

Taeyong berusaha tidak menggerakan wajahnya atau hasil riasannya tidak akan seperti semestinya, jadi ia hanya bergumam tanpa melirik "Turandot?"

Tiffany mengangguk. "Kau belum pernah mendengarnya? Kisah yang sangat populer di negeri Cina, walau yang mendongengkan kisahnya adalah seorang ahli puisi dari Persia."

Tiba-tiba saja sosok Lee Taemin terbersit di kepala Taeyong, dan firasatnya mengatakan bahwa Tiffany punya kecenderungan gemar bercerita seperti ketua klub dancenya itu.

"Turandot adalah putri kaisar Cina yang sangat tersohor ke seluruh penjuru Negeri Tirai Bambu itu pada zamannya." Tiffany memulai ceritanya bahkan sebelum meminta pendapat Taeyong untuk mendengarkan kisahnya atau tidak. "Bukan hanya kecantikan, namun Turandot memiliki kecerdasan yang sangat tinggi dan kebijaksanaan yang sangat luhur. Namun Turandot memiliki hati yang dingin dan kejam. Ia tidak tersenyum seperti putri-putri dalam dongeng lainnya. Tidak, bahkan Turandot tidak pernah tersenyum satu kali pun dalam hidupnya."

Irene beranjak untuk mengambil peralatan make-up yang tak ada di meja, dan Taeyong mengambil kesempatan itu untuk menoleh pada Tiffany dan mempersilakannya untuk melanjutkan dongengnya.

"Terdapat sebuah gong besar di gerbang istana, yang mengundang pria-pria pemberani dari seluruh pelosok negeri untuk memukul gong itu dan meminang sang putri." Tiffany melanjutkan ceritanya.

"Setiap pria yang memukul gong itu akan berhadapan dengan Kaisar dan Turandot di malam berikutnya, disaksikan oleh seluruh rakyatnya yang bergemuruh menunggu pertunjukan yang mendebarkan sekaligus membuat penasaran. Pertunjukan apa? Turandot melemparkan tiga teka-teki bagi setiap pria yang memukul gong itu, dan harus dijawab dengan benar tanpa salah satu kali pun oleh mereka. Siapapun yang berhasil menjawab seluruh teka-teki dengan benar, akan menikah dengan Putri Turandot. Namun bayaran untuk kesalahan mereka adalah nyawa.

Setiap pria yang menjawab teka-teki Turandot dengan salah, akan diperbolehkan untuk mencium punggung tangan sang putri, hanya untuk kemudian dipenggal kepalanya oleh algojo istana, disaksikan oleh seluruh rakyatnya. Dari mulai rakyat jelata, putra bangsawan, hingga pangeran dari negara-negara lain, datang untuk mengadu nasib mereka di tangan sang putri dan teka-tekinya.

The Cinderella's Late Night (JAEYONG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang