Awas typo.... ✈️
jangan lupa vote & komen
Happy Reading ❤️
Kriiiiiiiiing.....
Zoya berjingkrak senang. Akhirnya bell istirahat yang sedari tadi di tunggunya berbunyi juga. Zoya sangat bersemangat, sebab sebentar lagi ia akan makan bersama Naren.
"Lo berdua duluan aja. Gue mau ke kelas ayang dulu. Byeeee" Ucap Zoya sebelum akhirnya berlari keluar dari kelasnya.
"Nad tuh anak kenapa lagi dah?"
"Kayak nggak ngerti aja lo, tuh anak bucinnya kayak apa"
"Iya juga ya. Tapi nggak biasanya dia pakek nyemperin ke kelas Marvin segala"
"Udalah dari pada mikirin si Zoya mending kita ke kantin aja. Udah laper banget gue" Saat sudah tiba di kantin Tika melihat keberadaan sosok Marvin yang sedang duduk bersama teman temannya.
Terus ke kemana sahabatnnya itu tadi pergi? Bukannya Zoya berkata akan ke kelas Marvin?
"Eh Nad lihat deh. Bukannya itu si marvin ya?" Tika berkata pada Nadin yang sedang duduk di sebelahnya. Nadin menoleh, dan benar saja itu adalah Marvin.
"Lah iya. Terus tuh anak monyet satu kemana?"
Sedangkan saat ini, Zoya tengah berada di depan kelas Naren untuk menjemput lelaki tersebut. Tapi tunggu! Rasanya ada yang aneh, kepana lelaki tersebut tak terlihat di manapun? Apakah dirinya salah kelas?
Tak mungkin!. Zoya sudah berkali kali memastikan bahwa ini adalah kelas 12 IPA 1. Itu berarti Zoya tidak salah ruangan. Zoya tak menyerah sekali lagi Ia mengedarkan pandangannya ke seisi ruang kelas.
Namun ternyata Naren bear benar tak dapat di temukan. Zoya hanya melihat seorang lelaki berkacamata yang sedang membaca buku di mejanya.
"Permisi kak, Kak Narennya dimana ya?" Zoya bertanya pada lelaki tersebut. Saat lelaki itu menoleh Zoya sedikit terpaku, ternyata lelaki itu lumayan tampan!
"Kayaknya dia keruang osis tadi" Zoya tersadar saat mendengar ucapan lelaki tersebut. Ah.. Bisa bisanya dia oleng.
"Makasih kak. Aku duluan ya" Lelaki tersebut tak menjawab ia hanya memandangi kepergian Zoya.
"Imut sekali"
***
Setelah sedikit berlari, akhirnya Zoya sampai juga di depan pintu yang bertuliskan ruang osis tersebut. Untung saja waktu istirahat di sekolahnya ini lumayan lama. Jika tidak!! bisa bisa waktu istirahat Zoya habis hanya untuk mencari Narenza.
Zoya langsung saja mendorong pintu tersebut. Memang terkesan tidak sopan, tapi kondisi pintu ruangan itu juga sedikit terbuka, jadi Zoya hanya melebarkannya saja.
"Permisi. Kak Narennya ada?" Suara Zoya membuat beberapa orang yang berada di ruangan itu seketika menghentikan aktivitas mereka dan menoleh ke arahnya.
Tapi pada dasarnya itu adalah Zoya. Bukannya merasa malu karena di tatap banyak orang dia malah merasa kesal karena tak ada yang menjawab pertanyaannya.
"Kok nggak ada yang jawab sih! kak Narennya ada nggak?!"
"Ada di dalem, masuk aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Narenzo (On Going)
Teen FictionMenyesal?? Sangat!! Zoya sangat menyesali perbuatannya selama ini. Menyia nyiakan orang yang peduli padanya. Tapi dia malah memilih seorang sampah. Hampir mati karena keadaan yang tidak terduga, membuat Zoya sadar akan kehadiran sosok Narenza Alth...