00:08

1.8K 186 18
                                    

Hai? Nungguin ga?

Engga?

Y udh gpp mau gmn lgi

Yg ngasih vote semoga nemu duit di saku celana nya

🍉FREE🍉

☞⁠ ̄⁠ᴥ⁠ ̄⁠☞

Minggu sore keluarga kecil Jevian akan pergi ke mall untuk menghabiskan duit dan waktu bersama tentunya

Orang kaya ke mall mau apa lagi selain belanja? Duit berlimpah di dompet, di saku, di brankas di bank

Emang saya yang ke mall cuma lihat-lihat atau jajan diskonan

Semua anggota keluarga Erlanio kini telah siap untuk pergi. Terlebih Lian yang sudah siap sejak pagi tadi saking antusiasnya untuk pergi jalan-jalan bersama Jiera. Ya, niatnya hanya menghabiskan waktu bersama ibu asuhnya yang sudah ia anggap ibu kandungnya sendiri. Tapi apa boleh buat jika urusannya sudah bersangkutan dengan Jevian

Menurut Lian keadaan ini sungguh merepotkan

"Ibu ayo! Liyan tidak sabal ingin ke mall" Ucap Lian menarik-narik ujung pakaian yang di kenakan Jiera

Jiera hanya bisa pasrah tersenyum melihat tingkah Lian yang sangat menggemaskan di matanya

"Iya iya kita tunggu Momy sama Dady nya Lian dulu yah, Baru kita pergi" Jiera mengelus pucuk rambut sang empu dengan lembut

Lian merengut mendengar jawaban jiera Sungguh ini sangat menyebalkan kenapa harus bersama mereka? Mereka pasti akan merepotkan nanti pikirnya

"Kenapa mereka ikut?! Kan Liyan tidak ajak mereka ikut" Lian sedikit meninggikan suaranya karena kesal

"Hey, Baby tidak boleh seperti itu, Mereka itu orang tua kamu, Jadi Lian harus sayang" Jiera mencoba memberi pengertian kepada Lian

Jiera hanya takut kalo Lian akan membenci kedua orang tuanya, Ia akui mereka telah melakukan kesalahan besar dengan menyakiti perasaan putra bungsunya. Tapi mereka tetaplah orang tua dari Gaellian

"Memang mereka sayang Liyan?" Lian memiringkan kepalanya menatap Jiera

Jiera terdiam sesaat. Benar juga
Apa mereka menyayangi Lian? Jika memang mereka menyayangi putra bungsunya di mana mereka saat Lian membutuhkan mereka? Di mana mereka saat Lian merintih kesakitan di malam hari?

Tanpa mereka sadari Jevian dan istrinya sudah berada di belakang mereka, Memang sedikit jauh dari posisi Jiera dan Lian tapi mereka tetap mendengar percakapan Jiera dan bungsunya

"Kami menyayangimu boy"

Lian dan Jiera menoleh mendapati Jevian dan Renata tengah berjalan mendekati mereka. Apa Jevian dan Renata mendengar ucapan Lian barusan? Fikir Jiera

Hap

"Jangan pernah berfikir kami tidak menyayangimu" Dengan sekali tarikan Jevian langsung mengangkat tubuh gempal Lian ke pangkuannya

Lian menggelengkan kepalanya menatap Jevian "No. Dady bohong, Liyan engga pelcaya" Jevian mematung mendengar ucapan putra bungsunya

Terlupakan [Transmigrasi Jisung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang