Alana Caroline, gadis dengan luka mendalam akibat trauma jatuh cinta, bagi Alana, cinta tak pernah berpihak padanya. Setiap hubungan yang ia jalani terasa seakan hanya sekadar permainan di hati laki-laki. Namun, hadirnya Samuel Diaskara mengubah sem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALWAYS
"Ya ampun Alana bangun nak, sudah jam berapa ini!"teriak Diana, saat ini wanita itu tengah berdiri di depan pintu kamar putrinya, seraya terus mengetuk pintu agar Alana segera bangun dari tidurnya, pasalnya saat ini jam sudah menunjukkan pukul 06:39, tidak lama lagi gadis itu akan terlambat masuk sekolah.
Selang beberapa saat, setelah berkali kali ibunya terus berteriak sembari mengetuk pintu, akhirnya pintu kamar gadis itu terbuka, tampak Alana yang kini berjalan sempoyongan keluar dari kamar, gadis itu tampak masih masih mengenakan piama tidur bermotif bunga matahari dengan rambut yang masih tampak acak acakan dan tampangnya yang menampakkan wajah khas bangun tidur.
"Kenapa sih mah teriak teriak, masih pagi juga"gerutu Alana setengah sadar, gadis itu bersandar di sisi pintu seraya menggaruk tengkuknya yang terasa gatal.
"Ya ampun anak mama, sudah jam berapa ini, kamu bisa telat ke sekolah Alana!"pekik Diana dengan sedikit berteriak agar putrinya segera sadar, bahwa ia sebentar lagi akan terlambat masuk sekolah.
Alana yang masih merasa bingung sontak melirik ke arah jam dinding yang terpajang di dinding kamarnya, kemudian sepersekian detik kemudian matanya membola, ia baru sadar saat netranya menatap jam yang menunjukkan tepat pada pukul 06:50.
" MAH, ALANA TELAT"teriak Alana secara spontan, dengan perasaan panik gadis itu lekas berlari mengambil handuk yang bergelantungan di dinding kamarnya kemudian segera berlari masuk ke dalam kamar mandi.
"MAH TOLONG SIAPIN BAJU ALANA DONG" teriak Alana dari dalam kamar mandi, meminta ibunya untuk mempersiapkan pakaian seragam yang akan ia pakai ke sekolah hari ini.
"Iya iya jangan teriak teriak Alana" "Hadeh" Diana berdecak pinggang, ia menghelang nafas seraya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan putrinya.
Diana lalu berjalan masuk ke dalam kamar gadis itu dan mendapati Alea yang tengah tertidur lelap di atas kasur, tubuh gadis itu masih tertutupi oleh selimut, wajahnya tampak nyaman dan damai bila tertidur. Diana mengukir senyuman hangat di bibirnya, lalu berjalan pelan ke arah lemari sembari mencoba tidak membuat suara agar tidak membangunkan Alea.
Diana dengan perlahan mengeluarkan seragam sekolah Alana, kemudian berjalan ke arah meja belajar, membaca jadwal mata pelajaran putrinya lalu mempersiapkan buku mata pelajaran serta segala keperluan yang harus di bawa oleh gadis itu hari ini.
➷➷➷
"Mah, Alana berangkat yah!" teriak Alana, saat ini ia tengah berlari kecil menuruni satu persatu anak tangga, seragam gadis itu masih tampak acakan dan rambutnya yang masih sedikit berantakan, sepertinya ia sudah sangat terburu buru hingga tidak memperhatikan penampilannya.