Hari ini, Seonghwa terlihat lebih bersemangat, bagaimana tidak? Ia dan Hongjoong akan makan malam bersama. Ikan yang kemarin Hongjoong tangkap sudah ia awetkan dengan pengasapan. Bahan-bahan lain yang ia butuhkan pun sudah ia siapkan, begitu pula dengan alatnya, semuanya tertata rapi di depan gua tempatnya tinggal.
Ya, Seonghwa akan mengundang Hongjoong ke tempat ini. Rencana awal, ia akan memasak di tepi pantai, tetapi angin malam cukup kencang, dan metode yang ia gunakan untuk memasak adalah tradisional, menggunakan alat-alat abad pertengahan untuk memberi suasana nostalgia, berharap ini semua dapat memberikan dorongan agar Hongjoong dapat mengingat.
Karena itu, memasak di tepi pantai akan sedikit sulit untuk mengontrol nyala api, sehingga akhirnya Seonghwa putuskan untuk melakukannya di tempat ini untuk menghindari resiko masakannya akan gagal.
Tak seperti ketika melempar jaring, kali ini Seonghwa percaya diri akan kemampuan memasaknya. Ini adalah kesempatan yang tak akan ia sia-siakan, ingin memberi kesan dengan makanan lezat yang ia buat.
"Kak Seonghwa."
Suara Yunho mengalihkan perhatian Seonghwa pada kayu bakar yang tengah ia rapikan. Berdiri, dan mendekat ke tepi danau, menatap Yunho yang kembali berkunjung hari ini. "Iya, Yunho?"
"Bagaimana keadaan Kakak? Apa ada perkembangan?" Pertanyaan yang sama kembali Yunho lontarkan. Jujur saja, walau Seonghwa selalu mengatakan jika tubuh Hongjoong bergerak sendiri seolah masih mengingat kenangan mereka berdua, ia tetap tak yakin itu adalah Hongjoong yang sama.
Namun, Yunho tak akan mengutarakannya, tak ingin kakak sepupu semakin merasakan sakit hati, sehingga ia hanya berusaha mendukung dan mengiyakan semua yang Seonghwa katakan.
"Aku baik, Yunho. Juga, ada kemajuan walau kecil, seperti yang sering aku katakan, tubuh Hongjoong seolah masing mengingat semuanya, bahkan kemarin, Hongjoong dapat mengayunkan jala dengan begitu naturalnya walau baru pertama kali melakukan itu sejak dilahirkan kembali," jawab Seonghwa dengan semangat.
Seonghwa tahu, Yunho mungkin menganggap itu semua hanya sebuah kebetulan, tetapi ia menganggap kebetulan-kebetulan ini merupakan harapan, yang ia yakini jika usahanya dilanjutkan, Hongjoong pasti akan kembali ingat.
"Begitu, syukurlah." Hanya ini respons yang dapat Yunho beri, tas waterproof, ia keluarkan dari dalam air. "Bahan-bahan tambahan yang Kak Seonghwa pinta. Masaklah yang banyak, sudah lama aku tak memakan masakan Kakak."
Paham akan maksud Yunho, Seonghwa tertawa kecil. "Tentu," jawabnya, "datanglah lagi nanti malam bersama dengan Mingi, akan aku buatkan bagian untuk kalian berdua."
Bibir Yunho, akhirnya membentuk senyuman. "Aku pasti datang bersama dengan Mingi." Walau bukan ini maksud yang sebenarnya, ia memang jujur akan ucapannya, tetapi tujuan yang sebenarnya adalah berjaga-jaga jika mungkin 'Hongjoong' tak mau memakan apa yang kakak sepupunya sajikan, dengan begini, ia dan Mingi mungkin dapat sedikit menghibur dengan datang dan menghabiskan makanan yang Seonghwa buat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny . JoongHwa
FanficKetika takdir kembali mempertemukan. Akankah kisah cinta ini bisa dilanjutkan? . "Kau kenal aku?" "Kamu tidak mengingatku?" . . Akan kah pertemuan yang dinantikan dapat kembali menjadi kebersamaan? Atau kah takdir memiliki garisnya sendiri? . 𝐋𝐚𝐧...