Matahari kembali menampakkan wujudnya, bersinar lembut menembus celah-celah awan, begitu indah mewarnai langit dengan sinar keemasannya.
Namun, semua keindahan ini, tak sedikit pun dapat meringankan hati Seonghwa. Sejak semalam hanya duduk diam di dalam gua, netra merahnya menatap kejauhan, begitu kosong dengan cahaya yang meredup.
Semalaman tak mampu untuk tidur. Bayangan Hongjoong dan San yang tengah bercumbu selalu muncul setiap kali ia menutup mata, membuat hati yang terluka, kian berdarah.
Seonghwa berusaha melepaskan semuanya, tetapi hatinya tak bisa bekerja instan, rasa cintanya bahkan tak berkurang. Mungkin Yunho benar, seharusnya ia pulang ke pulau, tak perlu menambah sakit, hati yang sudah terluka.
Namun, besok merupakan hari ulang tahun Hongjoong, jika takdir tak meleset, maka Hongjoong akan menginjak umur ke dua puluh lima. Umur yang sama, ketika Hongjoong kehilangan nyawa untuk melindunginya.
Ia tahu ini egois, tetapi Seonghwa ingin tetap di sini sampai besok. Walau tak dapat mengatakan secara langsung, tetapi ia ingin berdoa untuk kebahagiaan Hongjoong di hari lahirnya. Ia pun ingin memastikan Hongjoong tetap hidup sampai hari esok terlewati.
"Seonghwa, kau tahu, besok hari lahirku. Aku akan membuat permohonan, untuk kemenangan bangsa duyung, Semoga Jaehyo dapat dihentikan, dan kalian semua dapat kembali hidup dengan damai.
Aku pun akan berdoa untuk kebahagiaan kalian semua dan semoga tak akan ada lagi masalah. Setelah semua ini selesai, mau jalan-jalan ke kota bersamaku, Seonghwa?"
Kalimat yang Hongjoong ucapkan di malam sebelum Jaehyo datang ke darat. Permohonan tulus yang Hongjoong panjatkan telah dikabulkan, walau ditukar dengan nyawa Hongjoong sendiri sebagai balasannya.
Bangsanya dapat kembali hidup dengan nyaman dan damai, tetapi semua itu tak sama jika Hongjoong sendiri tak ada. Namun, sekeras apa pun Seonghwa memohon, takdirnya dengan Hongjoong sudah terputus.
Untuk itu, Seonghwa ingin memastikan semuanya tetap baik-baik saja, setelah memastikan Hongjoong melewati hari esok dengan penuh kebahagiaan, ia baru bisa benar-benar pergi dari sini, dan meninggalkan semuanya dengan lapang dada.
Hari ini ia hanya ingin sendiri, duduk diam sampai esok akhirnya datang.
|
Sementara itu, di Kingdom of Humanian. Suasana begitu mencekam dalam gua tempat Jaehyo tinggal. Mingi tak lagi dapat menahan emosinya, mengetahui bahwa Hongjoong benar-benar terlahir tanpa ingatan masa lalu saja sudah membuatnya naik pitam,
ditambah, Yunho pulang dengan berlinangan air mata setelah menemui Seonghwa, membuat amarah Mingi semakin meninggi. Awalnya Yunho selalu mencegah Mingi menemui Jaehyo, tetapi emosi sudah benar-benar menguasai.
Maka, di sinilah Mingi sekarang, berdiri di hadapan Jaehyo setelah merusak pintunya. "Apa kau sudah bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny . JoongHwa
FanficKetika takdir kembali mempertemukan. Akankah kisah cinta ini bisa dilanjutkan? . "Kau kenal aku?" "Kamu tidak mengingatku?" . . Akan kah pertemuan yang dinantikan dapat kembali menjadi kebersamaan? Atau kah takdir memiliki garisnya sendiri? . 𝐋𝐚𝐧...