"Ren, let's break up."
Renjun yang sedang memakan sup panas tersedak mendengar kalimat yang diucapkan oleh Haechan.
"Kenapa kau bilang seperti itu Haechan? Apa aku melakukan kesalahan?"
Haechan menggeleng.
"Tidak, justru kau sangat baik padaku.. hanya saja, sepertinya lebih baik kita berpisah Ren.."
"With no reason? Really Lee Haechan??"
"Eum. Mari fokus untuk comeback Dream saja saat ini. Maafkan aku membuat segalanya tiba-tiba. Kita putus..."
Haechan berdiri dan kembali ke kamarnya meninggalkan Renjun yang masih bertanya-tanya. Ada apa sebenarnya? Selama ini hubungan Renjun dan Haechan baik-baik saha, terlalu baik malah hingga para member Dream saja merasa iri pada romatisme keduanya.
Renjun meletakkan sendoknya dan mulai berpikir, apa akhir-akhir ini Renjun pernah melukai hati Haechan tanpa dia sadari? Renjun mengerang pelan karena sekeras apapun mengingat, rasanya hubungan Renjun dan Haechan baik-baik saja. Sungguh. Apa yang terjadi pada Haechan? Apa mungkin Haechan sudah tidak mencintainya lagi?
Blam.
Haechan menutup pintu kamarnya dan beringsut masuk ke dalam selimut. Dadanya berdenyut-denyut nyeri karena hubungannya dengan sang kekasih harus kandas. Tapi yah, mau bagaimana lagi.. Semua demi Renjun juga, begitu pikir Haechan.
Iya, begitu sih. Hanya saja Haechan tidak sekuat yang terlihat. Sejak awal memantapkan hati untuk mengakhiri hubungannya dengan Renjun, hatinya sakit sekali. Haechan terisak di balik selimut tebal yang membungkus tubuhnya.
"Huuu.. huhuhu... hnggg.. Ren..."
Haechan terkesiap saat ada yang menyibak selimut dari belakangnya dan merasakan sebuah lengan melingkari tubuhnya. Memeluk Haechan hingga punggung Haechan bersentuhan dengan dada seseorang.
"Renjun..?"
"Nope. It's me."
"Ng? Mark hyung.. hyung..."
Mark mengeratkan pelukannya pada Haechan yang masih terus saja menangis. Berusaha menenangkan Haechan. Haechan yang didekap seperti itu lambat laun mulai merasa tenang dan tangisnya semakin pelan terdengar.
"Kalau masih cinta dan hatimu menderita, kenapa kau memutuskan semuanya sendiri Chan-ah?"
"Ini yang terbaik hyung.. Kau pasti paham jelas alasanku bukan? Aku tidak mau karier Renjun ke depannya hancur hanya karena hubungannya denganku. Ini yang terbaik..."
"But, Haechan.. apa tidak sebaiknya kau mendiskusikannya terlebih dahulu dengan Renjun? Kupikir Renjun sendiri tidak akan terlalu mempermasalahkannya."
Haechan menggeleng dan membalik tubuhnya menjadi berhadapan dengan Mark. Mark memang orang kedua yang begitu Haechan sayangi setelah Renjun. Renjun selalu nomor 1. Mark tumbuh bersama Haechan dan Haechan sangat mempercayai Mark lebih dari siapapun, jadi hanya Mark seorang yang mengetahui alasan Haechan mengambil keputusan untuk berpisah dari Renjun.
"Aku pasti bisa melewati semua, hyung. Asalkan Renjun bahagia saja..."
Haechan mendusalkan kepalanya pada dada bidang Mark yang kini menghela nafas menghadapi keras kepalanya seorang Lee Haechan, sejak kecil memang tidak berubah kesayangannya Mark ini.
Mark mengelus pelan rambut coklat keemasa milik Haechan, memperhatikan wajah Haechan yang tampak sembab dan sedikit bengkak karena menangis tadi. Hidungnya memerah dan matanya sayu. Sejak dulu Mark selalu menganggap Haechan cantik, namun Haechan tidak pernah menyadarinya. Hingga dengan gamblang seorang Renjun mengutarakan di depan semua member Dream jika Haechan itu cantik dan terang-terang mengatakan bahwa Renjun menyukai Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT ONESHOOT
FanfictionKumpulan short story for idol lyfe NCT. Pairing tergantung FYP. Boleh request pairing yang jelas Echi-nya Noona as boti for sure.