.
Seminggu setelah kabar yang diberikan oleh Nora, Alex kembali dari jatah istirahatnya. Kembali ke kantor karena panggilan yang telah membuatnya ingin tahu selama beberapa hari belakangan.
Masih ada waktu sebelum pertemuan yang membuncah keingin tahuannya itu, jadi Alex berjalan ke arah ruangan Nora. Gadis itu melambai padanya dari kursinya begitu Alex masuk.
Alex mendudukkan diri di kursi dihadapan Nora. Alis gadis itu terangkat saat ia menelisik penampilan Alex.
"Looking good today?"
Alex mengangkat bahu. "Kau sendiri yang bilang kalau pertemuan kali ini lebih tertutup, jadi kupikir aku harus tampil lebih profesional."
Bukannya ia memakai setelan jas lengkap segala, Alex hanya memakai celana jeans hitam terbagusnya, kaus hitam dan jaket kulit hitam, semuanya polos dan rapi. Tak ada yang meneriakkan kesan resmi, tapi tetap membuat Alex tampak terpercaya dan bagus. Dan hitam adalah warna yang dewasa dan profesional—menurut pendapat Alex tentu saja.
"Good to see you want to play nice," komentar Nora dengan senyum jahil, "kita harus sering-sering mendapat kerjaan penuh misteri begini kalau rasa penasaranmu itu ternyata adalah kunci mengendalikanmu."
Alex mendengus, mana mungkin ia bisa dikendalikan sepenuhnya. Rule breakers sepertinya itu.
"Let me make it more interesting for you," ucap Nora ceria, melipat tangan di mejanya dan mencondongkan badan ke arah Alex. Pemuda itu mengangkat alisnya dengan raut bertanya.
"Karena kau masih menyelesaikan pekerjaanmu saat mereka menghubungi perusahaan, tentu saja kita memberikan list bodyguards lainnya terlebih dulu, tapi mereka menolak semua daftar itu karena satu alasan," Nora menjeda, membuat efek dramatis sekaligus menggoda kesabaran Alex.
"Karena usia mereka," Nora menyelesaikannya.
Alex menatapnya bingung. "Usia? Ada apa dengan usia?"
Nora mengangkat bahu. "Mereka bilang usia mereka terlalu tua, and that won't do."
"Tua?" Alex bertanya dengan kebingungan yang besar. "Mereka semua tidak cukup tua untuk pekerjaan ini." beberapa agen keamanan mereka memang sudah ada yang di umur empat puluhan, tapi mereka lebih dari cukup untuk dibilang kompeten. Dalam hal kemampuan fisik, Alex tahu berapa ratus kilo beban yang mereka bisa angkat di gym.
"Aku setuju denganmu," sahut Nora, kini kembali menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. "Mereka meminta jangkauan usia dan kau adalah agent terbaik kita yang ada di usia itu, jadi kami memasukkanmu ke daftar usulan meskipun kau waktu itu masih dalam kontrak pekerjaan, memang hanya hitungan hari untuk berakhir sih."
Alex mengerutkan keningnya. "Kinda feels a bit scetchy, isn't it?"
"Wanna back out, Claremont-Diaz?" Nora menyeringai.
Alex mendengus, "No way! I have to know what's their deal first."
"Dan kita akan segera mengetahuinya," gumam Nora melirik ke jam tangannya. "Sudah waktunya untuk pertemuan itu." Gadis itu berdiri dari kursinya dan memutari meja, berjalan ke pintu. Alex ikut berdiri dan mengekorinya.
Mereka memasuki salah satu ruangan rapat kecil yang biasa digunakan untuk pembicaraan dengan klien. Ruangan itu memiliki meja luas yang biasa dipakai untuk rapat, beberapa kursi, dan sebuah papan tulis.
Ruangan-ruangan lain yang dipakai untuk bertemu dengan klien biasanya ruangan yang lebih kasual dengan sofa dan meja kecil. Persis seperti ruang tamu umumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Full Time Bodyguard, Part Time Lover || FirstPrince
FanfictionMenjadi pengawal pribadi yang berkedok sebagai kekasih? Itu rencana yang konyol! Tapi Alex bisa-bisanya menyanggupi. Memangnya dia siap dengan segala kerepotan dunia selebriti? Memangnya dia siap untuk mengenal sang aktor kenamaan, Henry Fox? Memang...