Character from: Red White and Royal Blue
Warning: BL, Typo, OOC, dll.
.
.
.
Alex menghempaskan diri ke sofanya, bersandar dan meregangkan otot-otonya yang entah bagaimana masih terasa kaku seperti baru saja bangun tidur meskipun sekarang sudah siang.
June yang duduk di sebelahnya mengerutkan hidung saat ia harus merasakan lompatan kecil akibat ulah Alex.
Dengan malas, Alex meraih sepotong pizza yang ada di atas meja. Dibawa oleh June. Saudarinya itu mengajaknya untuk makan siang bersama, tetapi Alex sangat malas untuk pergi keluar. Pekerjaannya yang baru selesai menguras tenaganya dan ia ingin bersantai di rumah pada hari liburnya mengenakan kaus usang dan celana trainingnya yang nyaman, jadi ia berkata pada June jika ia memang ingin makan bersama maka ia harus membawa take out ke apartemen Alex.
Alex mengunyah pizzanya, ia tidak sarapan karena memilih tidur lebih lama dan kini sangat lapar, membuatnya mengambil gigitan besar-besar. June memutar bola mata akan tingkahnya, memakan pizzanya dengan lebih lambat dan santai. Sebuah majalah terbuka di atas pangkuannya, jari-jarinya yang dihias kuku palsu membalik halaman satu per satu.
"Is there anything interesting on that?" tanya Alex dengan nada tak sepenuhnya tertarik.
June menggumam. Membalik selembar halaman lagi. "Berita yang paling menarik perhatian adalah artikel mengenai Henry Fox."
"Itu majalah gosip selebriti?" Alex mengernyitkan hidung dengan rasa tak puas. June sedari kecil memang sangat suka dengan majalah-majalah remaja yang penuh dengan hal remeh temeh semacam kabar terbaru selebriti, astrologi, atau hal-hal klise lainnya yang disukai oleh remaja labil. Mungkin obsesinya pada majalah itulah membuat tak mengherankan dia berakhir menjadi jurnalis. Meskipun June seorang jurnalis yang berkecimpung di dunia politik dan isu kemanusian, bukannya tabloid gosip dan gaya hidup, kebiasaan lama tetap masih bisa melekat.
"Alright, what it is this time?" lanjut Alex menyumpal mulut dengan pizza. Meski ia tidak peduli pada berita-berita murahan kehidupan selebriti, ia tetap membiarkan June membicarakan ketertarikannya. Dan ia juga suka membuat komentar sarkas jika beritanya benar-benar konyol. Menebak-nebak seberapa persentase kebenaran yang ada dalam tulisan tersebut. Media ketika haus akan atensi bisa membuat cerita paling tak masuk akal.
June menelisik deretan huruf-huruf yang tertulis, alisnya bertaut samar. "Apparantely, ada seorang hater yang menerobos kerumunan dan sepertinya akan melukainya secara fisik saat ia sedang mendatangi acara ..."
Alex mengerutkan kening, beringsut mendekati June agar ia bisa mengintip ke majalah tersebut dengan lebih baik. Pada halaman itu terlihat foto yang menampilkan seorang Henry Fox yang terlihat dalam proses untuk berbalik dan seorang wanita yang mengulurkan tangan ke arahnya. Di foto kedua ia melihat bahwa seorang pria yang kalau tidak salah adalah manajer Henry menghadang wanita tersebut, Henry sudah sepenuhnya berbalik dengan wajah terkejut. Dan di foto ketiga, wanita itu telah diseret sekuriti dan Henry yang telah didorong oleh manajernya untuk menjauh dari tempat tersebut.
June mendecakkan lidah. "Ini adalah acara amal kecil-kecilan, bagaimana mungkin ada orang yang mau menghabiskan tenaga untuk pergi kesana dan menyerang seseorang?"
Alex mengangguk menyetujui, biasanya ia selalu punya komentar sarkastis atau humoris tentang artikel selebriti, tetapi ia tidak bisa untuk merasa bahwa ini adalah hal yang lucu. Disamping perbuatan hater tersebut yang jelas jahat, juga terlihat jelas media yang mengejarnya. Para paparazi yang mengerumuninya padahal acara tersebut bukan acara publik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Full Time Bodyguard, Part Time Lover || FirstPrince
Fiksi PenggemarMenjadi pengawal pribadi yang berkedok sebagai kekasih? Itu rencana yang konyol! Tapi Alex bisa-bisanya menyanggupi. Memangnya dia siap dengan segala kerepotan dunia selebriti? Memangnya dia siap untuk mengenal sang aktor kenamaan, Henry Fox? Memang...