Happy Reading
•••
Alunan musik lagu C.A.S terdengar di kamar mandi, pukul dua pagi setelah event dirinya berendam di air hangat. Suara pintu terbuka tanda orang kedua masuk.
"Wangi sekali." Jaemin membuka bathrobenya, ia duduk dipinggir bak kamar mandi.
Kekasih dari Jaemin sepertinya enggan membuka mata, tangan nakal Jeno meraba paha Jaemin, mengelus hingga kedalam paha.
"What are u doing, baby?"
"I don't know."
Jaemin segera masuk ke bak mandi, membelakangi badan Jeno. Badannya sudah mulai basah dan kakinya mengunci kaki Jeno. Tangan Jaemin perlahan melingkar di pinggang kekasihnya. Otot perut yang selama event dipamerkan membuat Jaemin iri, seharusnya itu miliknya.
"Didunia ini, kamu hanya milik Jaemin, saya melihat dan memikirkanmu sepanjang hari. Alasan saya memilihmu karena cinta dan alam semesta pun menyetujuinya. Kamu adalah segalanya yang saya minta, percayalah Jeno semua baik-baik saja. Berikan tubuhmu pada saya malam ini."
Jaemin berbisik sambil membawa tangannya menangkup wajah Jeno. Dia menolehkan kepala pacarnya hingga kedua bibir mereka bersatu, lumatan demi lumatan Jaemin yang memimpin.
"Mhh..." Lenguh Jeno saat lidah Jaemin bermain di rongga mulutnya.
Mata Jeno tertutup tetapi manik Jaemin terbuka, pandangan sayu milik Jaemin sangat mematikan.
Ciuman mereka berakhir, Jeno yang memutuskan. Ia meraup oksigen sampai dadanya seperti dipompa. Ibu jari Jaemin bermain disudut bibir Jeno.
"Saya mencintaimu tanpa syarat, berita tentang Jaemin selingkuh, sudah punya anak hingga menghamili wanita itu palsu. Kedengaran gila karena kita baru bertemu beberapa kali di event yang sama, kamu nggak bisa bohong merasakan hal sama dengan saya. Hubungan ini nggak baik karena kita sesama lelaki, tapi saya tetap cinta."
Jaemin meraba paha dalam Jeno, mengelusnya sensual hingga kepala kekasihnya mendongak. Menyentuh bagian paling sensitif, air yang sudah bercampur sabun sangat mudah bagi Jaemin mengocok milik Jeno.
"Anghh... ahhh."
Jeno kelawahan menghadapi Jaemin diwaktu dini, tangannya mencoba menjauhi tangan Jaemin dengan miliknya tapi serangan Jaemin pada leher Jeno membuatnya semakin lemas.
Bagian atas dan bawah, Jaemin berhasil meluluhkan hati Jeno.
"Saya bisa merasakan hingga melihatmu seperti ini, berada sedekat ini membuat saya gila. Emosimu adalah emosi saya, pikiranmu adalah pikiran saya."
Rasanya sangat aneh, tangan Jaemin bermain dinipplenya. Memilin hingga meremas seperti susu, "Tenang, bawa dirimu kedalam dekapan saya."
Jaemin memutar badan Jeno hingga mereka berhadapan, rasa sakit kian terasa saat Jaemin mendesak masuk sampai miliknya menonjol diperut Jeno.
"Ahhh! k-keluarin.. shh, Jaemin."
"Semua baik-baik saja."
Mesum sekali pikiran Jaemin melihat tulang selangka Jeno yang nganggur, ia mencoba menciumnya, meraup hingga menggigit. lima bercak merah terukir di dada Jeno.
Jaemin mulai bermain kasar, sesekali lidah pacarnya keluar. Sangat seksi.
"Ahh! ahhh.. ahh." Desah Jeno spontan membuat dirinya naik turun.
"More sayang."
"Jaemin, b-berhenti arghh!"
Hingga pelempasan Jeno, Jaemin tetap menggempurnya sampai pagi.
END.