Chapter 15 | Pelecehan...

118 9 5
                                    

Chapter 15 | Pelecehan...

"Hentikan..."

Lyn, menahan tangan Marlon yang mendorong dan menurunkan pakaian atasnya. Lengannya sedikit bergetar saat pakaian berbelahan rendah itu ditarik hingga pakaian dalamnya terlihat.

"Sudah kubilang, meski terlalu kurus kau memiliki tubuh yang cukup bagus. Naikkan berat badanmu, kau suka makanan manis kan? Aku akan kirimkan lebih banyak makanan ke rumahmu." Marlon mendorong tubuh Lyn hingga menempel di tembok.

"Aku senang, anjing penjagamu pergi dan tidak lagi mengganggu kita. Mulai sekarang-"

Brukk

Pintu ruang istirahat itu dibuka tiba-tiba. Arsene menatap sorot mata Lyn yang sudah ketakutan dengan tangan yang bergetar.

Genangan air mata sudah berada di kedua retina abu terang, yang biasanya terlihat cerah saat bersama Anne.

Meski ia berusaha keras agar air mata itu tidak terjatuh.

"Kau... Ibumu bilang kau harus ikut penerbangan ke Jepang besok. Kalian harus menunda kegiatan kalian." Marlon melepaskan cengkraman tangan kirinya pada tangan Lyn, Arsene bisa melihat bekas kemerahan dari cengkraman kuat itu. Pria itu juga akhirnya melepaskan tangan kanan nya yang sempat menyentuh payudara Lyn dengan kasar.

"Ba... Baik" Lyn menjawab sambil memalingkan wajahnya. Jelas ia merasa sangat malu dan hina, tertangkap basah dalam kondisi seperti saat ini.

Marlon kemudian melirik Lyn. "Tiga hari lagi, datang ke pembukaan hotel itu." Marlon berpesan sebelum beranjak pergi.

"Bukankah seharusnya mengetuk pintu dulu." Marlon seolah memberi peringatan pada Arsene yang berdiri di ambang pintu.

"Begitukah..." Arsene menjawab acuh.

"Aku tidak tahu bahwa kau sedang mencumbu tunanganmu di ruang istirahat begini." Arsene melirik Lyn yang masih mematung. "Aku berjanji, hal seperti ini tidak akan terjadi lagi." ujar Arsene sebelum Marlon pergi dari ruangan itu.

Arsene menutup pintu dan berjalan mendekat.

Lyn langsung mundur dan menggeleng, "jangan mendekat!!" Pintanya dengan suara sedikit bergetar.

"Rapikan pakaianmu" Arsene memberi perintah. Lyn membalik badan dan merapikan bagian depan pakaiannya. Secara tiba-tiba ia merasa pundaknya disentuh, sempat hendak memprotes, rupanya Arsene melakukan itu untuk menaikan resleting di bagian belakang gaunnya.

Sekilas Arsene melihat punggung terbuka Lyn, samar-samar Arsene bisa melihat bekas luka yang hampir hilang. Seolah ia melakukan perawatan rutin untuk hal tersebut.

"Hal ini sering terjadi?" Arsene bertanya, begitu Lyn membalik badan setelah merapikan pakaiannya.

Seharusnya Arsene sudah pergi, namun ia kembali dengan membuat alasan khusus pada Ayn, mengenai bisnis dan orang yang ingin dirinya temui. Karena, bagaimanapun mereka pergi terlalu awal untuk pesta malam yang panjang.

Ayn yang muak tersenyum dan menanggapi orang-orang kemudian kembali ke kediamannya lebih dulu, meninggalkan Arsene. Mobil lain sedang dikirim ke tempat itu untuk menjemput Arsene. Mungkin masih butuh beberapa waktu sampai mobil itu datang.

Membayangkan yang terjadi sebelumnya, saat Marlon menyentuh Lyn sesuka hati tanpa permisi, membuatnya merasa janggal.

Arsene akhirnya menyadari...

Ketertarikan seksualnya pada Lyn bukanlah hal sederhana yang mudah hilang.

Jika ada satu orang yang boleh merusaknya, itu adalah dirinya. Bukan orang lain!!!

Blue: Beg Like a Pretty Blunt KnifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang