Chapter 17 | Tingkah Konyol dan Alkohol di Malam Hujan

108 8 4
                                    

Chapter 17 | Tingkah Konyol dan Alkohol di Malam Hujan

"Ahh"

"Tunggu..."

"Sebentar..."

Lyn menahan tubuh Arsene yang terus mencium lehernya tanpa ampun. "Pak..." Arsene akhirnya melepaskan. Menatap wajah Lyn yang sudah memerah sepenuhnya, Arsene memperhatikan rona merah itu dengan seksama. Sementara Lyn menunduk, menatap noda alkohol pada pakaiannya Arsene yang menguning.

"Mau berhenti?" Lyn tersentak, mungkin ia berpikir bahwa Arsene tidak akan melepaskannya. Anggukan kecil Lyn berikan, membuat Arsene langsung melepaskan tangannya dan menegakan tubuhnya, ia kemudian melepaskan kemejanya tanpa permisi.

Lyn menahan nafas, sebelumnya ia tidak melihat dengan jelas, namun jika dilihat dari dekat, tubuh Arsene begitu sempurna. Lyn sendiri tahu, Arsene sering kali berolahraga di malam hari selepas bekerja.

Tapi tidak pernah ia lihat tubuh seindah ini sebelumnya.

"Melihat tubuhku membuat suasana hatimu lebih baik?" Arsene bertanya, menatap Lyn sambil menahan tawanya. Lyn yang merasa tertangkap basah langsung memalingkan wajahnya, menatap guyuran hujan yang belum mereda. Terlalu deras sampai rasanya sangatlah berbahaya untuk mengemudi.

Mengapa hal ini terjadi?

Apa yang baru saja mereka lakukan?

Semua itu terjadi karena beberapa menit lalu.

Beberapa menit sebelumnya...

"Ada alkohol di kotak berwarna hitam itu, kau bisa meminumnya jika mau." Arsene memberikan kotak pakaian gantinya agar Lyn mengembalikannya ke tempat semula.

"Ahh, saya tidak begitu suka alkohol" Arsene mendegus mendengarnya.

"Ujar seseorang yang suka berpesta dan sering pulang dalam keadaan mabuk." Lyn menjatuhkan kotak pakaian itu karena merasa seolah dihakimi.

"Itu..."

Arsene melirik kotak pakaiannya yang dijatuhkan. Lyn yang mengikuti pandangan, buru-buru mengambil kotak itu, kembali dan menaruhnya di bagian belakang mobil.

Lyn melihat kotak yang Arsene maksud dan berusaha mengambilnya, namun tangannya tidak sampai. Lyn mencondongkan tubuhnya, hingga tanpa sadar surainya tersangkut di jas putih Arsene yang menggantung.

"Aaah" Lyn berusaha melepaskan diri, namun sayangnya hal itu tidaklahlah mudah. Arsene yang melihat hanya bisa menghela nafas kecil.

"Sekarang kau mau merusak jasku juga?" Arsene bangkit, berpindah ke kursi belakang. Menyingkirkan kantong belanjaan berisi pakaian basah ke bagasi dan duduk dengan tenang, sambil menatap Lyn yang surainya sudah berantakan karena tersangkut.

Arsene kemudian mengulurkan tangannya, menyentuh surai Lyn dengan hati-hati. Rumit yang terasa, membuat Arsene mendekat untuk membebaskan jasnya dari surai berantakan Lyn.

Lyn menahan nafas kala itu, jarak Arsene yang terlalu dekat membuatnya merasa tidak nyaman.

Namun ia juga tidak mungkin mengusir karena ia juga butuh bantuan.

"Kau tidak mau bernafas?" Arsene mengingatkan, matanya melirik ke bawah dan mendekat hingga membuat wajah Lyn menegang sempurna.

Tidak lama setelahnya, ia meniup wajah Lyn dan tersenyum tipis.

"Manusia bisa mati jika tidak bernafas, Lyn" Lyn mengerjapkan matanya, dan mengambil nafas dalam-dalam. Tingkah lakunya yang tidak biasa hanya membuat Arsene melirik sambil menyembunyikan senyumannya, gadis itu bahkan tidak tahu bahwa surainya sudah tidak tersangkut sedari tadi.

Blue: Beg Like a Pretty Blunt KnifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang