🔞Chapter 18 | Tolong Cium Aku Lagi...🔞

221 12 3
                                    

🔞Chapter 18 | Tolong Cium Aku Lagi...🔞

"Enghhh" hal inilah yang terjadi setelahnya.

Arsene mencium bibir Lyn yang sudah mengeluarkan darah, karena ulahnya sendiri yang menggigit terlalu keras. Lyn harus merasakan amis darah pada ciumannya dengan sosok yang tidak terduga.

Tidak ada tuntutan, tidak ada paksaan.

Aneh...

Lyn merasa aneh karena terbuai dengan kelembutan itu.

Tangannya di genggam dengan lembut, diusap dan genggam dengan hati-hati. Lyn membuka matanya, melihat mata biru Arsene yang juga menatapnya, penuh kelembutan dan kehati-hatian. Ibu jarinya mengelus lembut pergelangan tangan Lyn, sangat lembut dan manis.

Genggaman ini, mirip dengan genggaman sosok yang begitu Lyn rindukan.

Mungkin karena terbuai rindu, Lyn sampai tidak sadar saat ia membuka mulutnya dan membiarkan Arsene memperdalam ciuman mereka. Matanya terpejam dengan bibir yang menanggapi setiap sentuhan Arsene.

Arsene terus menatap deretan bulu mata lentik di depan matanya. Nafas hangat yang ia buat memburu itu terdengar indah, terasa nyaman bagai sebuah jerat kenikmatan yang selama ini ingin dicapai.

'Tahan...'

Arsene melirik tangannya yang di cengkram.

'Dia ketakutan?'

'Tapi kenapa malah menerima?'

Arsene memperlambat gerakan lidahnya, melumat dan mengecup Lyn dengan penuh perhitungan. Lembut yang terasa kian memanas, aroma alkohol yang menyengat membuat suasana panas itu kian terasa. Arsene bisa merasakan lidah Lyn yang sudah mulai membalas setiap sentuhannya, beradu seolah si amatir mulai piawai dengan sedikit pelajaran.

'Dia takut tapi menyukainya...'

Kucing liar yang tidak punya rumah, akan menganggap seseorang yang memberikan perhatian dan makan kepadanya selama tiga kali sebagai majikan.

Menjinakan binatang liar kesepian, adalah hal yang mudah.

Arsene menghentikan kecupannya saat Lyn masih menjulurkan lidahnya. Gadis itu masih belum membuka matanya, menahan nafas saat Arsene masih belum menjauhkan wajahnya, Arsene mengecup singkat bibir Lyn sebelum sedikit menjauh.

"Lyn..." Arsene memanggil, tangannya terulur pada leher Lyn yang sudah menegang saat bersentuhan dengan kulit Arsene.

"Hentikan aku sekarang" Arsene berbisik sambil mengecup leher Lyn, menghisapnya hingga menimbulkan bercak kemerahan yang membekas.

"Enghh Pakk" Lyn tersentak saat tangan Arsene yang semula menggenggam tangannya, kini sudah menyelinap masuk ke dalam perutnya, menyentuh perut Lyn dengan lembut sambil mengusapnya dengan pelan.

Arsene semakin menaikan tangannya dan menyentuh bagian atas Lyn dengan lembut, dia belum menyentuhnya secara menyeluruh dan hanya sedikit memberikan remasan kecil, namun tubuh Lyn sudah menegang sempurna.

"Ahh, Enghh" lenguhannya kian menjadi saat bagian inti berwarna merah muda di balik kaus, dengan bra yang sudah dibuat melorot itu ditekan.

"Pak" Lyn masih menutup matanya dengan nafas yang kian memburu. Arsene menyentuh paha Lyn dengan tangannya yang satu lagi, menyibak rok Lyn dengan lembut sambil mulai menyentuh area itu.

Area yang tidak seharusnya di sentuh Arsene meski masih berlapis celana dalam baru yang ia belikan.

"Ahh"

"Tunggu..."

"Sebentar..."

Lyn menahan tubuh Arsene yang terus mencium lehernya tanpa ampun. "Pak..." Arsene akhirnya melepaskan. Menatap wajah Lyn yang sudah memerah sepenuhnya, Arsene memperhatikan rona merah itu dengan seksama. Sementara Lyn menunduk, menatap noda alkohol pada pakaiannya Arsene yang menguning.

Blue: Beg Like a Pretty Blunt KnifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang