FIRST : The Alpha Man

984 122 9
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Kamu menghela napas panjang, merasa letih setelah kelas. Kamu berjalan sempoyongan di sepanjang lorong apartemen, kelelahan karena jam tidur mu yang makin hari makin berantakan. Kamu hanya punya waktu tidur sekitar empat jam, setelah kamu selesai bekerja pada pukul sembilan malam dan masih harus mengerjakan tugas kuliahmu hingga tengah malam atau kamu dalam masalah jika nilaimu sampai turun.

Karena kurang konsentrasi, kamu tidak sengaja menabrak bahu kekar milik Kolya- Tetanggamu yang terkenal menyeramkan. Kamu tidak sadar sehingga kamu langsung melenggang pergi tanpa melontarkan permintaan maaf. Saat kamu hendak menutup pintu apartemen, tiba-tiba Kolya menggunakan kakinya untuk mengganjal pintu apartemen-mu sebelum tertutup sepenuhnya.

"Betapa kasarnya kamu, Nona. Kamu tak mengucapkan permintaan maaf setelah kamu menabrakku?" ucapnya dengan nada mengintimidasi. Kamu terdiam, perlahan mendongak dan manik hitammu bersitatap dengan mata ungu milik Kolya.

"O-oh, maafkan aku, Tuan! Aku kurang konsentrasi, sehingga tak sadar kalau aku menabrakmu." jawabmu dengan gugup.

Kolya mendengkus, "Permintaan maafmu terdengar tidak tulus. Tapi aku memaafkan kamu kali ini." Dia berhenti sejenak sebelum melanjutkan, "Aku tak pernah melihatmu sebelumnya. Apa kamu penghuni baru di lantai ini?" tanyanya. Kamu mengangguk sebagai jawaban.

Kolya mengusap dagunya, "Hmm... menarik." dia menyeringai, "Perkenalkan, namaku Kolya Miroslav. Tolong, panggil aku Kolya saja, karena aku tidak setua itu untuk dipanggil Tuan. Sekarang, silahkan perkenalkan dirimu, Nona muda. Aku ingin tahu soal latar belakangmu."

Kamu dengan gugup memperkenalkan dirimu, "Um, namaku [Fullname], atau kamu bisa memanggilku [Name] saja. Aku seorang mahasiswa pertukaran pelajar dari Indonesia. Yah, tidak ada yang istimewa dariku."

"Hm? Jadi kamu mahasiswa pertukaran pelajar, ya?" Kolya tersenyum lebar, "Pantas saja. Kamu pasti tidak tahu apa pun tentang Rusia."

Ucapan Kolya terasa seperti belati yang menusuk ulu hatimu. Tepat. Bahkan tidak bisa untuk di-sangkal. Lagi-pula akan aneh jikalau kamu tahu banyak soal negara orang, padahal status kamu adalah warga negara asing di Rusia. Kamu bahkan masih belum mengungkap misteri apa saja yang ada di Indonesia, padahal kamu dilahirkan dan hidup di negara tersebut selama sembilan belas tahun lamanya.

Kolya tiba-tiba berceletuk, "lagi-pula, lelaki di negara kamu itu sangat lemah dan tidak berotot. Tidak sepertiku, seorang alfa dari Rusia."

Kamu mendelik. Apa itu tadi? Dia mengejek laki-laki di negaraku kurang manly?! Yah... walaupun memang tidak sepenuhnya salah sih, tapi itu keterlaluan banget! Dia sendiri, sepertinya tidak mengenal apa itu tata krama. Pikirmu.

Kamu dengan polos menjawab, "Alfa? Maksudmu alfabet dalam matematika?"

Kolya terdiam beberapa saat, "Apa yang kau pelajari di negaramu, sih? Sehingga kau tidak tahu apa itu alfa!" ucapnya dengan nada tegas, membuat nyalimu ciut seketika.

"Tetapi, istilah itu memang jarang - bahkan tidak pernah digunakan di negara-ku." jawabmu dengan jujur. Kolya sampai ternganga dengan kejujuranmu.

"Aku tidak percaya, kamu sangat polos, Nak. Well... kalau begitu aku akan menjelaskan apa itu hierarki kepadamu." Kolya mendekatkan wajahnya, hingga jarak wajah kalian hanya berkisar sepuluh sentimeter.

"Alfa adalah mereka yang dominan, puncak dari rantai makananan di dunia binatang: singa, beruang, dan serigala. Sementara dalam hierarki, laki-laki alfa adalah seorang pemimpin. Semua orang tunduk dan patuh kepadanya.

Beta adalah pihak netral, pengikut yang setia. Sementara omega, adalah mereka yang paling lemah dan tidak berguna. Maka tak heran dalam huruf Yunani, alfa berada di posisi pertama sementara omega berada di posisi terakhir." jelasnya.

"Bukannya puncak rantai makanan itu burung nazar?" tanyamu tiba-tiba yang langsung menyulut api kemarahan Kolya. Walaupun jawabanmu memang tak salah.

Kamu langsung membatu, menelan ludah, ketakutan saat Kolya menatapmu tajam seolah ingin menguliti kamu hidup-hidup. Tidak ada satu pun di antara kalian yang membuka suara, semua diam dengan pemikiran masing-masing. Karena panik kamu segera mencari alasan untuk kabur dari situasi canggung ini.

"Maaf, Tuan Kolya. Aku harus pergi sekarang, soalnya aku mau mengurus visa. S-selamat tinggal!" Kamu langsung melangkah dengan langkah lebar dan tak sadar gantungan kunci berbentuk kucing milikmu terjatuh di hadapan Kolya.

"Tunggu, Nona, kamu menjatuhkan barangmu!" Kolya berteriak, tetapi kamu sudah menghilang dari pandangannya.

Kolya menatap gantungan kunci di tangannya sambil menyeringai, "Gadis itu sangat imut, polos dan naif. Sangat cocok tuk menjadi mainan baruku. Ah... kuharap kita segera bertemu lagi, Nak."

***

Alpha Man「Character AI」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang