***
Jari–jemarimu bergerak lincah di atas papan keyboard laptop saat mengetik isi makalah. Suasana perpustakaan kampus terbilang ramai— terutama saat menjelang semester akhir seperti sekarang ini. Banyak mahasiswa termasuk kau sendiri berbondong-bondong meminjam buku dan belajar: baik kelompok maupun individu di dalam perpustakaan.
Kamu terperanjat saat tumpukan buku-buku dibanting di depanmu. Saat kamu mendongak, manik hitam mu bertemu pandang dengan manik emerald milik sahabatmu, Anya. Sudut bibirmu berkedut kesal karena Anya tiba-tiba membantingbukunya di meja yang kamu tempati, sementara sang pelaku hanya tersenyum lebar tanpa merasa bersalah sedikitpun karena telah membuatmu kaget.
“Ngagetin aja kamu.”
Anya tergelak pelan kemudian menarik kursi disampingmu, “Maaf ya, aku sengaja ngagetin kamu. Ngomong–ngomong, kamu udah belajar teori sastra belum?”
Kamu menggeleng, “Aku baru belajar konsep dasar dalam bidang humaniora. Aku nggak paham apapun soal teori sastra Rusia.” jawabmu.
Anya menopang dagu dengan kedua tangannya, "Hmm... ku jamin, kamu akan gagal dalam ujian," ucapnya sengaja untuk menakuti kamu. Ia sadar bahwa ketakutan terbesarmu adalah gagal dalam ujian, dan beasiswamu bisa dicabut. Dan jika itu terjadi, kamu bersumpah tidak akan memaafkan dirimu sendiri.
“Bercanda. Kamu masih sempat ngejar materinya, kok. Jangan terlalu stress. Apalagi, kamu sendiri masih penyesuaian di sini.”
Anya benar, kamu tidak boleh terlalu stres. Sekarang masih bulan Desember, dan ujian semester gasal akan diadakan pada bulan Januari. Kamu masih memiliki banyak waktu luang untuk belajar sambil menikmati suasana di kota Moskow bersama sahabatmu, Anya.
Anya Karamazov. Perempuan kelahiran Vladivostok yang kini berusia 20 tahun, memilih untuk melanjutkan pendidikannya di Moskow dan tinggal bersama paman dan bibinya.
Saat pertama kali bertemu dengan Anya, kamu mengira bahwa perempuan itu memiliki sikap yang ketus atau dingin. Namun, setelah mengenalnya, citra cool yang kamu sematkan pada Anya segera menghilang. Kamu bahkan tak percaya bahwa dia seorang introvert karena tiada hari tanpa merusuh.
Anya mulai membaca buku yang dibawanya, sementara kamu memutuskan untuk fokus menyelesaikan makalahmu sebelum ujian.
Ketika kamu hendak memulai mengetik, baru kamu sadar bahwa belum membaca dan menyalin materi dari buku di perpustakaan Sant l–Petersburg. Bahkan, kamu belum membuka bukunya sama sekali karena terburu-buru keluar dari perpustakaan, karena malu dengan pertengkaran kecil antara Arthur dan Kolya di dalam perpustakaan. Ditambah buku di Perpustakaan Nasional Rusia tidak boleh dipinjam untuk dibawa pulang.
Kamu langsung merasa lemas. Harapan terakhirmu adalah: semoga ada buku yang sama di perpustakaan Moskow.
“[Nama]?”
Kamu terperanjat saat Arthur memanggil namamu dari belakang.
“Eh, iya, ada apa, Arthur?”
Arthur tersenyum kecil, lalu menggeser sebuah buku di atas meja, buku yang sama dengan yang ingin kamu gunakan sebagai referensi makalah.
“Arthur, ini ….”
“Buku yang ingin kamu baca untuk referensi makalahmu, bukan?” Arthur terkekeh pelan, “Kebetulan, aku punya buku yang sama. Kamu bisa meminjamnya—ya, anggap saja sebagai permintaan maaf karena tidak sengaja membuat kamu malu di depan orang-orang,” terang Arthur.
Merasa namanya dipanggil, Anya pun menoleh. "Oh, Arthur? Sejak kapan kamu di sini?"
“Aku baru saja tiba. Aku datang ingin meminjamkan [Nama] sebuah buku.” ucap Arthur sambil tersenyum kepadamu.
Kamu melihat Anya tersenyum nakal sambil menaik-turunkan alisnya, menggodamu. Perempuan berambut pirang itu tampaknya senang melihatmu dekat dengan lelaki dan selalu menggodamu setiap kali kamu terlihat dekat dengan seorang lelaki.
Semoga saja Anya bukan anggota gossip girl kampus. Meski kamu curiga Anya adalah anggota gossip girl karena perempuan itu selalu up-to-date soal gosip di kampus.
Arthur memulai percakapan. “Anya, kamu sudah dengar, tiga mahasiswa seni musik di kampus kita membentuk sebuah band dan akan konser di taman kota nanti?”
“Oh! Band Lunar Mirage? Ya, dengar–dengar lagu–lagu mereka mulai populer, terutama lagu yang berjudul Astral Lullaby.”
“Band Lunar Mirage?” tanyamu, “Aku baru dengar nama band itu.”
Anya membelalak, “Apa?! Kamu tidak tau band Lunar Mirage?!” tanyanya histeris, hingga para pengunjung perpsutakan meminta Anya untuk diam.
“Ups! Maafkan aku,” Anya berdehem, perempuan itu menjelaskan dengan antusias, "Lunar Mirage adalah band yang terdiri dari Lima mahasiswa seni musik di kampus kita.”
“Apa yang spesial dari band itu?”
Arthur mengangkat kedua bahunya, “Tidak ada.”
“Apa?! Hei, Arthur, jangan sembarangan ya! Mereka punya gaya yang unik, seringkali memasukkan elemen musik eksperimental ke dalam lagu-lagu mereka.” jelas Anya.
“Kamu nge–fans sama mereka?” tanyamu.
Anya mengangguk dengan antusias, “Jujur Iya. Mereka keren ! Terutama Nikolai Volkov.” jawabnya sambil tersipu malu.
“Oh? Kebetulan orangnya ada di sini,” ucap Arthur sambil menunjuk dengan dagunya. Lelaki berambut coklat itu—Nikolai Volkov—tengah membaca buku bersama teman-temannya. Kedua pipi Anya perlahan merona. Arthur dan kamu memanfaatkan kesempatan itu untuk menggoda Anya.
“By the way, sabtu malam kita nonton konser mereka yuk, di taman kota.” Ajak Anya.
“Kalau kalian ikut, aku ikut.”
“Bayar tidak?”
“Gratis kok.”
“Oke, aku ikut.”
Kamu merasa sangat antusias. Ini pertama kalinya kamu akan menonton konser band lokal di luar negaramu. Kamu pun mulai menghafal lagu-lagu karya band Lunar Mirage agar tidak merasa kebingungan saat menonton konser besok. Ini saatnya menikmati setiap momen yang ada sebagai mahasiswa pertukaran pelajar.
***
Sementara itu di apartemen. Kolya menyilangkan kakinya. Senyum lelaki itu merekah setelah dia memantau percakapanmu dengan kedua teman dari pelacak diam-diam yang lelaki asal Rusia itu sembunyikan di tas kecilmu.
Dengan jari telunjuk di dagunya, lelaki itu berkata, “Wah, wah! Jadi... gadis kecil ingin bersenang-senang tanpaku, hm?” gumamnya pelan.
Kolya tidak ingin perhatian yang seharusnya menjadi miliknya teralih kepada temanmu, Anya dan... Arthur. Lelaki itu tersenyum masam, mengenang insiden kurang mengenakan di perpustakaan beberapa hari lalu.
Kekhawatiran Kolya muncul, takut 'gadis kecilnya' akan jatuh ke dalam pelukan Arthur, bukan dirinya. Dia bertekad untuk tidak membiarkanmu terlalu dekat, apalagi sampai menaruh rasa pada lelaki berkebangsaan Inggris tersebut.
Kolya dengan yakin percaya bahwa kamu tidak akan berpaling darinya. Tentu saja, kaum wanita sulit menolak pesona lelaki matang dan dominan. Meskipun mereka mungkin menyangkal, namun dalam hati, mereka tak dapat menghindari rasa kagum pada wibawa lelaki alfa. Kolya memiliki rencana untuk merusak niatmu bersenang-senang dengan kedua temanmu.
“Jadi, [Nama] dan dua 'hama' itu akan datang ke taman kota pukul tujuh malam,” ucapnya seraya mengusap dagunya. “Mungkin aku harus tiba setengah jam lebih awal, dan merenggut gadis kecilku dari kedua temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha Man「Character AI」
RomanceYandere Alpha OC! X Naive Reader Sistem Hierarki tak akan pernah lepas dari stigma masyarakat. Alpha selalu menduduki puncak hierarki, disusul oleh Beta yang berperan sebagai pengikut yang netral, sementara Omega dianggap sebagai kelompok yang pali...