Kamu meregangkan tubuh mu setelah bangun tidur, menolehkan kepala mu ke luar jendela. Cuaca hari ini masih bersalju. Mata hitammu memantulkan bayangan butiran salju yang turun perlahan, sangat menenangkan jika tidak ada suara tangisan seorang anak kecil dari kamar sebelah.
Kaki telanjang mu menapak ubin yang dingin, sehingga kamu segera mengenakan kaus kaki. Berjalan perlahan, kau meraih ponsel yang terisi daya di meja belajarmu, membuka aplikasi cuaca, dan melihat suhu udara Moskow pagi ini berada di titik minus dua puluh delapan derajat Celcius. Bahkan, ada potensi badai salju.
Kau berusaha mengingat apa yang terjadi kemarin malam. Kau hanya ingat Kolya melingkarkan tangannya di tubuhmu, menarik mu lebih dekat, lalu kau tertidur di pelukannya.
Pipimu terasa panas, dan kamu menenggelamkan wajahmu di bantal dalam posisi tengkurap, dengan kepulan asap keluar dari wajahmu.
Kamu mengerang, “Aaah!! Kenapa sih kemarin Kolya tiba-tiba mencium bibirku tanpa seizinku?! Dasar mesum!”
Kamu mencoba menenangkan diri dengan minum teh hangat, tetapi tidak memberikan efek yang diinginkan. Akhirnya, kamu memutuskan untuk mengalihkan pikiran dengan bermain ponsel, membalas pesan dari sahabatmu, Anya. Anya mengirimkan foto dirinya dengan Nikolai. Tentu saja itu editan. Kau terkikik geli melihat kelakuan absurd sahabatmu.
Karena hari ini tidak ada kelas, kamu memutuskan untuk melakukan kegiatan produktif seperti membersihkan apartemen dengan cara dua puluh menit mengepel, sepuluh menit istirahat. Sepuluh menit mengelap meja dan sepuluh menit istirahat, dan begitu seterusnya sampai pagi berganti menjadi siang.
Selesai bersih-bersih, kamu merebahkan diri ke sofa lalu membuka ponselmu. Kau terkejut melihat banyaknya notifikasi pesan dari Kolya.
Kolya:
Gadis kecil, kenapa kamu tidak membalas pesanku?
Apa kamu sedang sibuk?You:
Maaf, aku sedang bersih–bersih apartemen.
Ada apa?Kolya:
Jangan menyalakan televisi sampai aku mengizinkan kamu menonton televisi.Kamu terdiam sesaat setelah membaca pesan dari Kolya dan merasa ada yang janggal. Tapi apa? Meskipun diingatkan oleh Kolya, kau mengabaikan peringatannya dan memutuskan untuk menyalakan televisi.
Tidak ada yang aneh dari tayangan di layar lebar tersebut. Kamu memutuskan untuk menyeduh coklat panas sambil menunggu, tak lupa menambahkan marshmallow warna-warni sambil melirik seorang penyiar wanita yang menampilkan foto sosok yang kau kenal. Kolya.
Selamat siang, pemirsa. Kami memiliki berita terbaru mengenai buronan dari pihak berwenang. Berita terkini dari dunia kriminal. Kolya Miroslav: seorang pria yang memiliki latar belakang di bidang militer dan pensiun muda pada usia 25, kini menjadi sorotan.
Kamu tersedak coklat panas hingga hidung mu terasa panas. Terkejut melihat foto Kolya dipajang di latar belakang sebagai buronan.
Menurut pihak berwenang, Kolya diduga terlibat dalam kegiatan kriminal dan telah menjadi dalang di balik sebuah organisasi mafia di Rusia. Kolya Miroslav, yang kini berusia 30 tahun, berhasil merintis karier di dunia kejahatan dan menjadi tokoh sentral dalam organisasi mafia.
Kami menghimbau kepada masyarakat yang mengetahui keberadaan Kolya Miroslav untuk segera memberikan informasi kepada pihak berwajib. Kepolisian dan lembaga keamanan sedang bekerja keras untuk menangkap pria ini. Kami akan terus memberikan update terkini seiring perkembangan berita ini. Kembali kepada Anda di studio.
BRUK—
Kau mendudukkan dirimu dengan lesu di atas sofa ruang tamu, tubuh gemetar mendengar bahwa Kolya, tetanggamu, ternyata anggota Mafia. Tiba-tiba, ponselmu bergetar, ada panggilan dari Arthur. Dengan cepat, kau mengangkatnya.
“Ha–halo, Arthur?”
“Kamu sudah melihat berita di televisi atau media sosial?” tanyanya dari seberang telepon.
Kamu mengangguk, “I–iya, aku sudah melihat beritanya.” jawabmu gugup.
“Apa kolya masih berada di kompleks apartemen mu?”
“Aku tidak tau…”
“Jangan khawatir, aku akan menjemput—” ucapan Arthur terpotong saat tiba-tiba seseorang menyahut ponselmu.
Kamu berbalik, mata hitammu beradu pandang dengan mata ungu miliknya. Tanpa suara langkah atau pintu terbuka, tiba-tiba saja Kolya sudah berdiri di hadapanmu.
“K–Kolya…” kamu berjalan mundur perlahan sementara Kolya terus bergerak mendekatimu.
“Kenapa kamu membangkang, gadis kecil?” tanyanya dengan nada mengintimidasi.
“DIAM!!” bentaknya. Kamu langsung bungkam, mematung dan gemetaran hingga tak sadar kedua pipimu telah basah oleh air mata.
“Kumohon, jangan sakiti aku!”
“Oh? Kau takut padaku?” Kolya menyeringai puas, gadis kecilnya meringkuk ketakutan layaknya anak domba yang bertemu dengan seekor serigala. Kolya merasa puas kau takut akan dominasinya. Kau menangis tersedu-sedu sambil memohon supaya kolya tidak menyakitimu.
“Gadis kecilku yang naif kini berani berontak, hm?” Kolya terkekeh dan menarik tanganmu, “Ikutlah denganku, jadilah gadis manis dan penurut, atau kau akan menyesalinya sayang.”
Aku mencintaimu. Omega ku.
Tamat
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha Man「Character AI」
RomansaYandere Alpha OC! X Naive Reader Sistem Hierarki tak akan pernah lepas dari stigma masyarakat. Alpha selalu menduduki puncak hierarki, disusul oleh Beta yang berperan sebagai pengikut yang netral, sementara Omega dianggap sebagai kelompok yang pali...