***
Tidak bisa tidur setelah Arthur mengungkapkan perasaannya kepadamu. Sejujurnya, kamu pun bingung dengan perasaanmu sendiri. Meski Arthur tergolong lelaki yang gentleman, setiap afeksi yang diberikannya membuatmu merasa ada yang janggal, seakan-akan ia mengharapkan imbalan.
Tapi, kamu tidak ingin berburuk sangka Jikalau benar Arthur mengharap timbal balik yang sepadan, apa yang lelaki itu inginkan dari mu? Kamu tidak memiliki harta, hanya uang hasil kerja sambilan sebagai dishwasher di kafe, yang cukup untuk kebutuhan harian berupa sandang, pangan dan papan. Untungnya kau terbebas dari beban pajak karena statusmu sebagai seorang pelajar— meski kau tidak terbebas dari biaya perpanjangan visa pelajar.
Waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari, tapi over thinking membuatmu sulit tidur. Dan buruknya kau masih belum bisa tidur karena over thinking melanda. Ah sial, segala cara telah dicoba, mulai dari menghitung domba hingga mengerjakan soal Kalkulus yang biasanya membuatmu tidur di kelas, namun semuanya sia-sia.
Kesal, tanpa sadar kau berteriak frustasi, mengagetkan tetanggamu yang tidur lelap. Meski protes tetanggamu terdengar, kau benar-benar lelah, tapi otakmu menolak untuk beristirahat.
Kolya mendengar teriakan dari ruangan mu dan bergegas mengetuk pintu apartemen mu dengan keras.
Kau merasa sangat malu dan berpikir untuk mengabaikan suara Kolya dengan pura-pura tertidur. Namun, lelaki Rusia itu belum menyerah dan mulai menggedor pintu mu dengan lebih keras.
“Gadis kecil…, buka pintunya atau ku dobrak?!”
Segera, kau menyingkap selimut dan berjalan cepat ke arah pintu utama, membukanya perlahan. “Ha–Halo, selamat malam, Kolya.”
Kolya bersedekap dada, menatapmu dengan tatapan tajam, mata ungunya berkilat marah. Kamu menelan ludah gugup. Kolya begitu seksi mengenakan baju tidur bergaya kimono berwarna hitam, dengan warna abu-abu di kerah dan lengannya, menampakkan sebagian dada bidangnya karena kerah yang rendah.
Kau menelan ludah. Padahal, kau sudah berusaha untuk tidak membuat lelaki itu marah. Tapi sekarang? Tatapannya seolah menguliti kamu hidup–hidup!
“Gadis kecil, kenapa kau berteriak tengah malam begini? Apa ada pencuri yang masuk ke apartemen mu?”
Atau Arthur berencana untuk membunuhmu?
Kamu menghela napas panjang, “Ah? Soal itu…” Kamu mencari alasan yang masuk akal, “Tadi ada kecoa di kamar mandi, padahal aku sudah membersihkan kamar mandi ku kemarin.”
Kolya tampak skeptis dengan jawaban masuk akalmu. “Bohong! Kamu tidak pandai berbohong, Nak. Katakan yang sebenarnya. Kenapa kamu berteriak pada dini hari?”
“Beneran ada kecoa terbang di kamar mandi!” Kamu masih berusaha untuk mengelak, tapi Kolya tetap tidak percaya.
Akhirnya, kamu memutuskan untuk mengakui apa yang menjadi beban pikiranmu selama ini. Benar saja, ini semua gara-gara lelaki British itu. Kolya tidak ingin mangsanya berpindah tangan ke rival–nya. Lelaki itu menarik kepalamu, dan kamu bersandar di dada bidangnya.
Kolya memutuskan untuk menggunakan taktik manipulasinya, “Jangan percaya pada lelaki itu, gadis kecil. Arthur hanya memanfaatkan mu. Ia hanya menginginkan tubuhmu, dan setelah mendapat apa yang ia inginkan, dia akan membuang mu seperti sampah.”
Kamu membelalak kaget, “A–apa?!”
“Aku tahu apa yang aku katakan terdengar sangat kejam. Tapi itulah kenyataannya. Kau terlalu naif untuk percaya bahwa ia adalah orang baik, sementara dia memiliki niatan buruk padamu. Kamu masih muda dan belum berpengalaman soal kehidupan. Aku tidak memaksamu untuk percaya, tapi jangan merengek padaku jika kau menyesal tidak mendengarkan nasihatku.”
Kamu termenung. Bagaimana mungkin Arthur, sosok yang selama ini kau pikir adalah seorang gentleman ternyata lelaki mesum yang mendekati seorang wanita hanya untuk mencicipi tubuhnya. Padahal lelaki mesum yang sebenarnya tengah berada di hadapanmu.
“Aku yakin Arthur tidak—” Kamu belum sempat menyelesaikan ucapanmu, tapi Kolya lebih dulu membungkam mu dengan ciuman. Lelaki itu menahan kepala belakang mu, dan memperdalam ciuman.
Kolya menjauhkan wajahnya sambil menyeringai puas. Meski hanya berlangsung beberapa detik, kau merasa ada banyak kupu-kupu beterbangan di dadamu.
“Gadis kecil…” kolya melingkarkan tangannya di tubuhmu, “Aku mencintaimu. Kau milikku, dan aku tidak menerima penolakan.” suaranya terdengar semakin berat dan seksi saat dia menunjukkan dominasinya.
“Kamu milikku, selamanya.”
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha Man「Character AI」
RomanceYandere Alpha OC! X Naive Reader Sistem Hierarki tak akan pernah lepas dari stigma masyarakat. Alpha selalu menduduki puncak hierarki, disusul oleh Beta yang berperan sebagai pengikut yang netral, sementara Omega dianggap sebagai kelompok yang pali...