Julukan bajingan menjijikkan saja belum pantas untukku. Tom merenung sambil menatap Harry yang terbaring telanjang, tertidur pulas berbantalkan lengannya.
Obatnya mungkin sudah bereaksi, atau dia kelelahan gara-gara perbuatanmu, dasar bajingan! Tom mengutuk dirinya sendiri. Tega-teganya dia memuaskan nafsunya atas tubuh Harry yang sedang sakit!
Tapi kelembutan Harry saat membisikkan kalimat “tidak apa-apa” benar benar membuatnya lepas kendali.
Tom menggertakkan giginya, dia tidak boleh lepas kendali lagi!
Dengan lembut diletakkannya kepala Harry di bantal, dan diselimuti nya tubuh telanjang Harry dengan selimut tebal. Saat itulah bel apartementnya berbunyi, Tom mengernyit lalu meraih jubah tidurnya yang tersampir di kursi.
Ketika melihat dari lubang di atas pintu, dia melihat Oliver dan Theo berdiri disana, dengan enggan dia membuka pintu apartemennya dan berkacak pinggang di pintu yang terbuka.
“Kenapa kalian bisa datang berdua disini?” tanyanya curiga.
Oliver mengangkat alisnya, “Sungguh penyambutan tamu yang tidak sopan, kau kan yang meminta aku datang?”
Tom menatap Oliver sekilas lalu menatap Theo yang sedang tersenyum, “Dan kau? Kenapa kemari?”
Theo hanya menunjukkan setumpuk berkas kepada Tom.
Sambil menarik napas panjang Tom membuka pintu lebar-lebar dan mempersilahkan masuk, “Silahkan masuk kalau begitu. Theo, izinkan aku berganti pakaian yang pantas sebelum melihat berkas-berkas itu, oh iya, Oliver, Harry masih tidur.”
“Tidak hanya tidur kurasa,” Oliver memandang penampilan Tom yang acak-acakan dengan tatapan mencela.
Dan ketika Tom tidak membantah melainkan hanya tersenyum kecut, matanya membelalak tidak percaya. “Maksudmu … kau?” Oliver kehilangan kata-kata, “Astaga, Tom, tidak kusangka kau menjadi maniak seks separah itu sampai tega-teganya meminta anak yang sedang sakit untuk melayani mu!” serunya blak-blakkan, “Mana dia? Seharusnya aku merekomendasikan dia dirawat di rumah sakit, bukan disini, kalau disini bersamamu sepertinya dia bukannya sembuh malahan tambah parah!”
Theo tampak tidak peduli dengan pertengkaran dua orang di depannya, dia sibuk melihat-lihat ruangan apartement itu. “Wah, apartement yang bagus … mungkin aku bisa beli satu disini.” gumamnya santai.
Tom melotot ke arahnya, lalu dengan sebal melangkah ke kamar, Oliver mengikutinya.
Harry sedang tertidur pulas saat Oliver mendekat ke arahnya, dan menyentuh dahinya. “Panasnya seperti api, mungkin aku harus membawa sample darahnya ke lab untuk memastikan dia tidak terkena demam berdarah.”
Oliver mengernyit menyadari Harry telanjang di balik selimutnya. “Aku masih tidak habis pikir kau menidurinya pada saat seperti ini ... aku tak tahu dia siapa mu, Tom, setahuku kau masih berpacaran dengan artis cantik itu dan sekarang tiba-tiba kau sudah tinggal serumah dengan karyawanmu sendiri.”
“Tidak tinggal serumah, aku tinggal di rumahku sendiri, apartemen ini aku belikan untuknya.”
Oliver mengangkat alisnya, “Oh, ya? Kalau begitu berapa malam kau di rumahmu sendiri dan berapa lama kau tidur disini?” dengan cekatan, Oliver memeriksa kondisi Harry dan menyiapkan suntikan dari tas kerjanya untuk mengambil sample darah Harry.
Sementara itu Tom kehabisan kata-kata untuk menjawab pertanyaan Oliver.
“Kau benar,” Tom mengangkat bahu, “Sejak tidur bersamanya pertama kali, aku tidak pernah membiarkannya tidur sendirian lagi tiap malam.”
“Bagaimana ceritanya kalian bisa menjalin hubungan? Seingatku tingkat peluang pertemuan antara sang CEO dan staff biasa sangat kecil. Sebenarnya sampai sekarangpun aku masih bertanya-tanya, Tom, Theo juga tidak mau menjelaskan apapun, kukira …”
KAMU SEDANG MEMBACA
A Romantic Story about Harry | Tomarry ✔️
FanficREMAKE STORY FROM SANTHYAGATHA ---- Dalam hidupnya, Impian Harry hanyalah ingin menjadi submissive yang biasa-biasa saja. Dia ingin menikah dengan Cedric kekasihnya, membentuk keluarga kecil yang bahagia, lalu seperti akhir kisah klise lainnya: berg...