8

1K 115 8
                                    

Ruangan itu sangat sunyi, hanya suara alat-alat penunjang kehidupan yang berbunyi secara teratur.

Harry duduk disana, disamping ranjang Cedric, menatap Cedric yang terbaring dengan damai. Dua jam lagi operasi ginjal Cedric akan dilaksanakan.

Kau harus kuat bertahan ya? demi aku kau harus bertahan, kau harus bertahan, demi aku, Cedric ...

Berkali-kali Harry merapalkan kata-kata itu seperti sebuah doa yang tidak ada putus-putusnya.

Cedric tampak lebih kurus, dan pucat, dan begitu diam, tetapi Harry meyakini masih ada kekuatan hidup yang tersembunyi di dalam tubuh Cedric, Harry mempercayainya. Harry percaya kepada Cedric, seluruh harapannya masih bertumpu kepada kepercayaannya itu.

Kemungkinan keberhasilan operasi itu adalah 40:60, dan Harry bergantung kepada 40% itu. Dia percaya Cedric adalah pria yang kuat, buktinya dia sudah berhasil bertahan sampai sejauh ini.

Suster Promfrey masuk ke dalam ruangan, dan menyentuh pundak Harry.

“Kondisinya stabil, Harry, aku yakin dia akan berhasil melalui ini semua.”

“Iya, suster, Cedric pasti kuat.“

Suster Promfrey mengecek denyut nadi Cedric lalu menatap Harry seolah teringat sesuatu.

“Bagaimana kau berpamitan dengan Mr. Tom?”

Harry merona.

“Aku bilang menemani teman yang akan melahirkan,” gumamnya pelan, merasa berdosa karena tidak biasa berbohong.

Hari ini hari minggu, Tom kebetulan berencana melewatkan waktunya seharian dengan Harry. Tetapi dengan alasan palsu dan kebohongan yang terbata-bata, Harry berhasil membuat Tom melepaskannya.

Meskipun dahi Tom tampak berkerut curiga ketika Harry berpamitan tadi pagi.

“Kalau begitu kenapa kau tak mau kuantar?” kejar Tom tadi pagi ketika Harry menolak tawarannya.

“Karena temanku ini mengenalmu sebagai bosku, nanti dia bisa mengetahui semuanya.” jawab Harry cepat-cepat.

Pria itu mengerutkan keningnya lagi, tidak puas.

“Apakah dia salah satu pegawaiku?”

“Bukan!”

Harry langsung menyela keras, karena setelah mengenal Tom lebih dekat, Harry tahu, jika dia menjawab ‘iya’, maka Tom pasti akan menyuruh salah satu staf personalianya untuk mengecek apakah benar ada karyawannya yang akan melahirkan, dan dia akan mendapati kalau Harry berbohong.

“Dia bukan pegawaimu, tapi dia banyak mengenal teman-teman kantor dan dia tahu tentangmu, jadi kalau dia melihatmu dia bisa bertanya-tanya kepada yang lain ….”

“Oke, kalau begitu di Rumah Sakit mana?”

Harry kehilangan kata-kata, berusaha mencari jawaban.

“Eh … aku tidak tahu di Rumah Sakit mana.”

Dengan cepat Tom melangkah ke hadapan Harry yang berusaha menghindari tatapannya.

“Kau bilang akan menemani temanmu itu di Rumah sakit, bagaimana mungkin kau tidak tahu di mana rumah sakitnya?”

“A … aku …” dengan gugup Harry menelan ludah, “Aku akan menunggu di rumah kontrakan yang lama, suaminya akan menjemput ku nanti,”  disyukurinya jawaban yang terlintas cepat di otaknya, dia jarang berbohong, dan tidak pandai berbohong, sementara Tom terlihat seperti seorang detektif yang mencurigai tindakan kriminal yang dilakukan di belakangnya.

“Suaminya?”

Jawaban itu sepertinya membuat Tom tidak senang karena ekspresi wajahnya semakin menggelap.

A Romantic Story about Harry | Tomarry ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang