“Dimana ruangan tempat perawatan Cedric Diggory?” Tom berdiri di depan resepsionis.
Resepsionis itu mendongak dan ternganga. Terpesona melihat penampilan dan ketampanan Tom.
“Ruangan perawatan Cedric Diggory?” Tom mengulang jengkel karena resepsionis itu hanya menatapnya seperti orang bodoh.
“Oh, Untuk Cedric … kau ... Kau mungkin harus menemui Suster Promfrey dulu, beliau suster kepala penanggung jawabnya.”
“Dimana?” gumam Tom tak sabar. “Lantai tiga, ruangan perawat nomor dua.”
Tanpa basa-basi Tom meninggalkan resepsionis yang masih ternganga itu. Pintu itu tertutup rapat dan Tom mengetuknya.
“Masuk,” sebuah suara yang tegas terdengar dari dalam. Tom masuk dan langsung berhadapan dengan suster Promfrey.
Suster Promfrey langsung menyadari siapa yang berdiri di hadapannya. Dia tidak mungkin salah mengenali.
Penggambaran Harry sangat akurat. Pria ini memang benar-benar luar biasa tampan dengan keangkuhan yang sudah seperti satu paket dengan auranya.
“Apakah kau akhirnya berhasil menemukan kebenaran?” gumam suster Promfrey langsung tanpa basa-basi.
Tom mengernyit mendengar sapaan pertama suster Promfrey yang sama sekali tidak diduganya. Tapi dia lalu teringat telepon di tengah malam yang tanpa sengaja dia angkat. Penelpon itu mengatakan dirinya adalah suster Promfrey.
“Ya,” Tom mengakuinya pelan, “kau sudah tahu semuanya?”
“Semuanya, dan pertama, sebelum kau menghina Harry lagi. Aku akan menjelaskan padamu, semalam Harry datang kepadaku, dengan kondisi mengenaskan. Mental dan fisik yang rapuh, dan dia bilang ingin melepaskan diri darimu, menurutku itu wajar mengingat perlakuanmu padanya,” Suster Promfrey menatap Tom dengan pandangan mencela yang terang-terangan hingga wajah Tom merona, “Uang yang dia pakai untuk melunasi mu, itu adalah uang pinjaman dariku dan beberapa staff rumah sakit lain, bukan uang hasil menjual dirinya kepada pria lain seperti apa yang kau tuduhkan kepadanya tadi pagi.”
Sebuah kebenaran lagi. Lebih keras daripada tamparan di pipi, lidah Tom terasa kelu.
“Aku ingin bertemu Harry.” gumam Tom akhirnya. Suster Promfrey mengangkat alisnya.
“Untuk apa? Ketika hubungan hutang piutang itu lunas. Tidak ada lagi perlunya kalian bertemu, lagi pula aku tidak yakin Harry bersedia menemui mu.”
“Tidak ada hubungannya dengan uang! Aku tidak peduli dengan uang!” Tom hampir berteriak, lalu berdehem berusaha meredakan emosinya, “aku harus bertemu dengan Harry, meminta maaf, aku tahu selama ini aku salah ….”
“Kau bisa menyampaikan permintaan maafmu melalui ku.” sela Suster Promfrey tegas.
Tom mengernyit, “aku mohon ... Aku harus bertemu dengan Harry, aku butuh bertemu dengan Harry.”
Suster Promfrey mengamati pria yang berdiri di hadapannya. Pria ini terlalu tampan, terlalu kaya sehingga wajar dia tampak begitu arogan. Tapi sekarang Tom tampak begitu menderita, dan dia rela memohon agar bisa bertemu Harry. Suster Promfrey menarik napas, ketika sebuah kesimpulan muncul di benaknya.
Pria ini sedang jatuh cinta.
Bagaimana mungkin dia menolak permintaan Tom? Kalau saja Tom hanya pria sombong yang menginginkan bayaran setimpal atas apa yang diberikannya kepada Harry, suster Promfrey akan mengusirnya tanpa ragu. Tapi Tom yang ada di depannya ini tampak begitu kesakitan menanggung rasa bersalah, tampak remuk redam didera perasaannya sendiri. Pria ini sama menderitanya dengan Harry. Bagaimana mungkin Suster Promfrey tega mengusirnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
A Romantic Story about Harry | Tomarry ✔️
FanficREMAKE STORY FROM SANTHYAGATHA ---- Dalam hidupnya, Impian Harry hanyalah ingin menjadi submissive yang biasa-biasa saja. Dia ingin menikah dengan Cedric kekasihnya, membentuk keluarga kecil yang bahagia, lalu seperti akhir kisah klise lainnya: berg...