Harry masih tertidur di ruang perawatan. Oliver menungguinya. Sementara Tom yang baru terbangun, dua jam setelah kecelakaan itu berjalan pelan, menuju ruang tunggu, dia sudah mencuci muka dan agak segar, tapi mau tak mau nyeri di kepala dan bahunya membuatnya mengernyit ketika berjalan.
Cedric sedang duduk membelakanginya di kursi roda. Menatap ke luar, ke arah jendela lebar yang ada di ruang duduk itu, hujan sedang turun deras di luar membuat suasana ruangan itu begitu suram.
“Bagaimana keadaan Harry?” Tanya Cedric, menyadari kehadiran Tom tetapi tidak menoleh untuk menatapnya.
“Baik, Oliver sudah mengatur perawatan dan obatnya, sekarang dia masih tertidur.” Tom berdiri, bersandar di tembok dekat Cedric, ikut menatap hujan yang mengalir deras di luar yang gelap, hanya menyisakan tetes air yang berkilauan terkena cahaya lampu.
“Kau pasti tahu kenapa aku ingin berbicara denganmu.”
Tom mengangguk meski tahu Cedric tidak menoleh untuk melihatnya.
Hening sejenak, terasa begitu lama sampai kemudian terdengar Cedric menghela nafas panjang.
“Apakah kau mencintainya?” tanyanya pelan.
“Sangat.” jawab Tom cepat, tulus.
Cedric memejamkan mata ketika rasa perih menyengat di dadanya mendengar ketulusan Tom kepada Harry. Mengetahui bahwa ada pria lain yang mencintai Harry dengan intensitas begitu besar kepada Harry ternyata menyakitinya, membuatnya terasa terpuruk dan dikalahkan. Tapi Cedric menguatkan hatinya, semua demi Harry, demi kebahagiaan Harry-nya.
“Apakah kau akan membahagiakannya?”
“Kebahagiaannya akan menjadi tujuan hidupku.” gumam Tom jujur, dia lalu menoleh menatap Cedric yang sedang menatapnya, dua pria dominant yang mencintai satu pria submissive saling bertatapan.
“Maafkan aku …” Tom menghela nafas, “Aku tidak pernah bermaksud mencuri Harry darimu, aku tidak mengetahui keberadaan mu sampai saat terakhir, kau tahu.”
Cedric mengernyit mendengar informasi yang baru didapatnya itu, Oliver belum menceritakan semua ini padanya, mungkin Oliver ingin Cedric mendengar sendiri dari mulut Tom.
“Harry tidak menceritakan alasan kenapa dia menjual diri padamu?”
“Tidak, mungkin semua akan berbeda jika dia menceritakan semuanya dari awal,” gumam Tom penuh penyesalan, “aku memang jahat dan selalu mengambil apa yang kuinginkan tanpa tanggung-tanggung, tapi aku tidak pernah mengambil keuntungan dari penderitaan seseorang. Saat itu dia datang padaku, menjual dirinya padaku … kau tahu apa yang kupikirkan waktu itu?” Tom menatap Cedric dengan sedih, “Kupikir dia pelacur penggemar barang-barang mahal yang putus asa membutuhkan uang untuk memenuhi hasratnya akan kemewahan.”
“Harry tidak seperti itu.” geram Cedric marah.
“Ya, dia tidak seperti itu,” Tom setuju, “Tapi waktu itu apa yang bisa dipikirkan pria seperti aku? Pria dengan kekayaan yang selalu mendapatkan submissive karena uang? aku memang salah waktu itu, aku menginginkan Harry dan aku punya uang yang diinginkannya, jadi kuterima tawarannya.”
“Tapi pada akhirnya kau tetap jatuh cinta padanya meskipun kau menganggap dia pelacur murahan.” Cedric merenung.
Sekali lagi Tom menganggukkan kepalanya.
“Ya, aku jatuh cinta kepadanya, bahkan aku mulai tidak peduli kalau ternyata memang hanya menginginkan uangku, aku berpikir, tidak apa-apa, toh aku punya uang banyak, tidak apa-apa selama dia ada di sisiku.” Tom menghela nafas panjang.
“Kenyataan tentang keberadaan mu pada akhirnya menghantam ku … Bahwa dia melakukan semua ini demi cintanya kepadamu.”
Cedric memejamkan matanya. “Dia sudah tidak mencintaiku lagi, dia hanya kasihan dan merasa bertanggung jawab.”
KAMU SEDANG MEMBACA
A Romantic Story about Harry | Tomarry ✔️
Fiksi PenggemarREMAKE STORY FROM SANTHYAGATHA ---- Dalam hidupnya, Impian Harry hanyalah ingin menjadi submissive yang biasa-biasa saja. Dia ingin menikah dengan Cedric kekasihnya, membentuk keluarga kecil yang bahagia, lalu seperti akhir kisah klise lainnya: berg...