Bab 1.2 "karna aku sayang kamu"

40 18 14
                                    

Malam hari di Kantor Direktur Utama Rumah sakit Maha Citra Hospital.

"Baik Pak, besok kita akan adakan rapat tahunan tolong informasikan dan koordinasikan dengan pihak pihak terkait". ucap pak Zein kepada karyawanya.

Pak Zein segera menelfon Maha setelah pak Zein berbicara dengan karyawannya.

"Assalammualaikum Maha, Kamu dimana?".ucap pak Zein.

"Walaikumsallam pah, Maha lagi di RS cabang 4 sama kakak, sedang melakukan orientasi untuk rumah sakit yang baru".jawab maha.

"Besok kembali ke jakarta ya, Ikut papah meeting sama direksi sekaligus ada yang mau papah bicarain ke kamu".

"Besok banget pah?".jawab lesuh maha.

"Iya! Jam 2". dengan nada yang tinggi ayahnya membalasnya.

pak zein segera menutup telpon, sedangkan maha terlihat lemas menatap handphonenya, dikarenakan hari ini dengan mendadak ayahnya menyuruhnya kembali ke jakarta, sedangkan maha sedang melakukan pekerjaan yang melelahkan di luar kota,yaitu orientasi untuk rumah sakit milik keluarganya yang baru.

"lo kenapa ha". tanya Harun kakak pertama dari maha.

"kak malem ini gua balik ke jakarta, papah yang nyuruh, katanya penting". jawab maha.

"tumben, lo ada masalah sama polisi lagi ha".

"ngga lah gila, pokoknya setelah ini gua balik kak".

Maha pun setelah selesai dengan pekerjaannya ia langsung berkemas dan pergi ke bandara.

sesampai di dalam pesawat maha mencari tempat duduk, sudah ada pria lain yang ada di samping bangkunya.

"silahkan mas". jawab pria itu.

maha pun duduk dan pesawat akhirnya flight, maha ingin memecahkan suasana dalam kebosanannya dan memulai pembicaraan dengan pria disampingnya.

"malem malem begini ke jakarta mau pulang mas?". maha memulai pembicaraan.

"ah iya mas, mau pulang ini, besok masih kerja di jakarta".jawab pria Itu sambil menengok ke arah jendela.

"lho emangnya hari ini habis apa mas". tanya maha penasaran.

"habis ke rumah saudara mas, ingin menanyakan beasiswa untuk sekolah kedokteran mas".

"untuk mas nya atau siapa mas". tanya maha lagi.

"untuk pacar saya mas, dia pengen banget kuliah kedokteran, dia dapet beasiswa ke luar negri tapi kayanya ga di ambil karna gamau ninggalin keluarganya".

"saya ngeliat pacar saya udah kerja sangat keras demi cita citanya,jadi sayang banget kalo usaha nya berhenti ditengah jalan,maka dari itu saya mau bantu dia". jawab pria itu.

"kebetulan saya bisa bantu kok mas, ada rumah sakit yang nyediain siswa/siswi yang masih fresh graduate untuk dapetin beasiswa ini". ucap maha.

"rumah sakit apa mas?". jawab pria itu dengan tatapan penuh ke maha.

"rumah sakit maha citra hospital, a..aa.kebetulan saya kerja disana mas, nanti saya bisa bilang atasan saya mas, kalo pacar mas nya mau". jawab maha dengan terbata bata.

"seriusss mas? pacar saya pasti seneng banget dengernya,bisa kebetulan banget mas kita sebelahan duduknya, saya jadi bersyukur banget bisa ngobrol sama mas nya".

"btw mas, namanya siapa, nama saya gama mas".

ternyata pria yang duduk disamping maha adalah gama, pacar oliv yang mana pak Zein ingin menolongnya sejak awal.

"nama saya maha mas".

"oh iya btw ini kartu nama saya mas".sembaring memberikan kartu nama ke gama.

"nanti mas sama pacar nya hubungi saya aja, nanti lebih lanjut nya soal beasiswa saya hubungi atau kita ketemu lagi mas". jawab maha.

"iya mas maha.btw mas saya makasih banyak ya mas udah mau bantu pacar saya".

"gapapa mas, saya seneng liat orang baik kaya mas gama, semoga mas gama sama pacar nya bisa terus langgeng ya mas". ucap maha dengan senyuman.

tersirat kebahagian terlihat di wajah gama yang lelah, mengetahui jika ada jalan terang untuk pacarnya meneruskan cita citanya.

mereka terus melanjutkan obrolan mereka hingga sampai jakarta.

sesampainya di jakarta gama menawarkan tumpangan taksi nya untuk maha, maha pun menolaknya dan langsung pergi dengan jemputanya yang sudah menunggunya.

di tengah perjalanan menuju rumahnya, gama menelfon olivia untuk memberikan kabar gembira.

gama merahasiakan kepergianya keluar kota demi mencari beasiswa kepada olivia.

"halo sayang". ucap gama ditelpon.

"kamu kemana aja gama, seharian aku telponin ga bisa,aku dari tadi nelponin kamu tau". jawab oliv

"maaf ya sayang,aku ada kesibukan hehe, aku mau ngasih tau kabar gembira ke kamu". jawab gama dengan nada gembira.

"aku juga mau ngomong hal penting ke kamu gam". jawab oliv dengan pelan.

"hal penting apa sayang?".

"ini lebih penting, aku bisa bantu kamu dapetin beasiswa disini". jawab gama.

dengan spontan keluar air mata oliv mendengar perkataan gama.

"kamu itu selalu ya, kamu selalu nge buat aku merasa bersalah".

"kamu selalu mentingin diri aku ketimbang kamu sendiri gammmm!".jawab oliv dengan nangis tersenduh.

"karna aku saya sama kamu oliviaaaaa...

jawaban gama langsung saja dipotong.

"tapi maaf gam..

olive mengambil nafas nya dengan dalam sebelum bicara

dengan amat sangat berat dan air mata yang mengucur olivia berkata:

"aku mau kita putus".

"maksud kamu liv?". jawab gama dengan kaget

"maaf gama aku sayang banget sama kamu,tapi aku gapilih kamu untuk hidup aku".

"jangan hubungi aku lagi gama,aku mau kamu lupain aku"

"kamu kenapa coba jelasin dulu..". jawab gama.

tak tahan air mata yang semakin mengucur oliv mematikan telpon tanpa menjawab kata terakhir dari gama.

diperjalanan nya dalam taksi,gama pun terpaku diam dan matanya pun berkaca kaca.

gama tau ada hal yang disembunyikan oleh oliv, gama pun masih akan berjuang untuk mempertanyakan kejelasanya kepada oliv.

di malam yang sama oliv keluar dari kamarnya menemui orang tua nya, dengan mata yang sembab dan bibir yang terbata oliv berkata.

"ayah...

"bunda...

"..oliv mau jika harus menikah dengan anak dari pak zein". sambil berkata air mata oliv mengucur dipipinya.

melihat wajah anaknya, mereka sadar jika oliv berada dalam tekanan pikiran, mereka pun mencoba menenangkan anaknya.

"jangan bohong sama diri kamu demi orang tua kamu nak, bunda mau oliv hidup sesuai keingin oliv".

"ini adalah pilihan yang oliv pilih bun, oliv mau jika di nikah kan,tidak ada paksaan dari ayah sama bunda menyangkut soal ini".

"tapi kenapa terlihat sangat berat dan nangis seperti itu nak". tanya bunda

dengan air mata di pipinya dan tersenyum lebar oliv menjawab:

"karna aku sayang kalian berdua".

Olivia : Seandainya Aku Dapat Membelah DiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang