06. Menjenguk Yaya

944 60 1
                                    

Berita kecelakaan Naomi Indraswari beberapa waktu yang lalu masih hangat diperbincangkan oleh para warga. Banyak pertanyaan yang bersarang di kepala mereka.

Pasalnya, Naomi sempat dinyatakan meninggal sebelum di bawa ke rumah sakit. Namun, setibanya di rumah sakit, denyut jantungnya kembali ada.

Tidak ada yang mengherankan sebenarnya, menurut alodokter.com henti jantung mendadak atau sudden cardiac arrest adalah kondisi ketika jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba. Kondisi ini menyebabkan penderitanya hilang kesadaran dan bahkan berhenti bernapas.

Hal ini terjadi akibat gangguan pada listrik jantung sehingga jantung berhenti memompa darah ke seluruh tubuh.

Mungkin bagi dunia medis, ini hal yang biasa. Mungkin. Tapi, tidak bagi orang awam seperti tetangga Naomi.

Berita kecelakaan Naomi selalu menjadi perbincangan para ibu-ibu saat belanja sayur. Sampai hari ini, semenjak kecelakaan hari itu, Naomi belum siuman juga.

Jadi, adakah kemungkinan jiwa Naomi kembali ke raga aslinya?

***

Pagi ini, Cia dan kedua kakak kembarnya berkunjung ke rumah sakit. Tak lupa mereka membawa makanan dan pakaian ganti untuk Mama Papa.

"Mas, Yaya sudah sadar belum, ya?" tanya Cia ketika mereka bertiga beriringan masuk ke gedung tempat orang berobat itu.

"Kata Mama sudah, tapi ...," Al menggantung ucapannya.

"Tapi kenapa, Mas?"

"Kata Mama ada yang aneh sama Yaya," jawab Al.

"Tumben kamu bertanya tentang Yaya, biasanya gak perduli," ucap El kemudian bertanya ke resepsionis, karena Mama belum menginformasikan kamar rawat Yaya.

"Emang kenapa? Yaya kan, Adik aku juga," jawab Cia.

Semalam Cia bermimpi. Yaya tidur untuk selamanya, dan gak bangun lagi. Setelah kepergian Yaya di mimpi Cia, keluarganya jadi berubah. Mereka menyalahkan Cia atas kepergian Yaya, yang lebih parahnya lagi, semua orang seperti memusuhi Cia.

Cia gak mau itu terjadi. Rasanya gak enak!

Cia bertekad untuk tidak memusuhi Yaya dan menyayangi Yaya seperti Al El menyayanginya.

Setelah El mendapatkan nomor ruangan Yaya, mereka bertiga segera bergegas menaiki lift untuk sampai di lantai dua.

Di dalam lift, mereka bertemu dengan pemuda yang penampilannya acak-acakan, seperti mempunyai banyak masalah.

Sebenarnya Al ingin bertanya tentang kondisinya, siapa tau belum makan. Tapi urung, karena Al sadar, jarak antara lantai satu dengan lantai dua menaiki lift itu tidak lama.

Kalo misal Al bertanya sekarang, pasti sudah terlambat. Baru mau buka mulut,  lift keburu berhenti karena sudah sampai.

Setelah pintu lift terbuka, mereka segera mencari ruangan Yaya. Anehnya, pemuda itu juga mengikuti mereka sejak keluar dari lift.

"Om, Om ngikutin kita, ya?" tanya Cia yang merasa pemuda itu terus bersama mereka.

Pemuda itu menatap Cia yang tingginya tak sampai pinggulnya. "Bukan, saya mau ke ruangan adik saya."

"Sama dong, adik Om di ruangan mana?" tanya Cia lagi.

"Stt! Sudah Cia, jangan di tanya lagi," ucap Al merasa tak enak karena Cia terlalu cerewet, padahal mereka gak kenal sama pemuda itu.

"Gak papa Mas, adik saya ada di ruang Kamboja," jawab pemuda itu.

"Loh, sama kaya adik kita dong, Om?" tanya El.

El tidak berbohong, karena Yaya juga di rawat di ruang Kamboja brankar B.

Tak terasa mereka sudah sampai di ruang Kamboja. Entah kebetulan atau apa, adik dari pemuda itu ternyata berseberangan dengan brankar Yaya.

Tapi, bukankah ruangan rumah sakit itu di bedakan antara balita dengan anak-anak? Adik pemuda itu sepertinya sudah dewasa.

Kenapa mereka ada di ruangan yang sama?

Siapa sebenarnya pemuda itu?

Apakah Zen?

Naomi Jadi Bayi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang