Fourth Nattawat as Fasha Januar Gibrantara
Gemini Norawit as Dion Nahari
Mile Phakphum as Kinn bagusnakara
Joong Archen as Bumi Niskala restu
Pond Naravit as Galih Artanimaga
➴➵➶➴➵➶➴➵➶➴➵➶➴➵➶
Semua mata tertuju padanya saat lelaki tinggi melewati lorong menuju kelasnya yang terdapat di ujung sendiri. Mereka menatapnya dengan sorot tak bersahabat bahkan beberapa mengambil beberapa gambar dari camera ponsel untuk bahan gosipan.
Banyak gumaman serta sayup bisik-bisik terdengar jelas di telinganya, Dion Nahari hanya bisa diam bersikap acuh tak acuh sedangkan dalam hati dia mengumpat kata-kata kasar. Tidak terima jika dirinya dijadikan bahan ejekan seperti itu apalagi banyak yang menangkap gambar Dion secara diam-diam.
"Kau lihat itu, lihat lehernya penuh dengan tanda merah."
"Dia pasti menjual diri!"
"Aku tidak yakin Dion hanya memberi akses dileher saja."
"Dasar jalang masih berani juga masuk ke sekolah,"
"Dion dibayar berapa semalam?"
"Diam! Jangan keras nanti dia ngadu ke kepala sekolah kita dikeluarkan."
"Ohh iya lupa."
Geraman rendah terdengar. Mereka semua berhenti bergosip mendengar suara itu dari Dion yang kini menatap tajam ke segerombolan gadis duduk di bangku.
Ketiga gadis tersebut mengalihkan pandangan saat Dion menangkap basah mereka dan mulai berpura-pura tidak tau apapun.
Helaan nafas keluar, Dion mencoba sabar dan melanjutkan jalannya kembali menuju kelas yang tadinya sempat terhenti karena emosi. Baru saja melangkah beberapa kali Dion harus berhenti lagi di saat dua lelaki yang tingginya hampir sama seperti dirinya.
Mereka berdua menghadang jalan lalu serta menjalihi dengan mengambil paksa tas punggung yang tergantung di belakang punggung. Setelah berhasil dilepas salah satu dari keduanya yang bernama Galih membuka resleting dan mengeluarkan semua isi dalam benda tersebut.
Teman bersamanya, Bumi tertawa puas menginjak-injak buku-buku yang berjatuhan di lantai keramik sesekali melirik Dion. Merasa kurang menarik karena korban hanya diam tanpa menanggapi aksinya dan juga Galih jadi Bumi sedikit menarik seseorang di depannya memberi tatapan tajam.
"Apa yang kamu lakukan? Lepaskan!" Dion berusaha memberontak melepaskan tangan Bumi yang kini tengah mengelus juga menahan bahunya agar tetap dalam jarak yang dekat.
Karena sudah merasa risih jadi Dion mendorong kuat tubuh besar itu hingga mundur beberapa langkah. Sedikit mendongakkan kepala menatap Bumi dan Galih secara bergantin barulah kemudian dia berjongkok untuk mengambil tas serta buku-buku miliknya yang berserakan.
Semua melihat kejadian itu tidak ada yang memiliki niatan membantu malah menikmati sebagai acara harian.
Saat sedang sibuk untuk memasukkan buku ke dalam tas tiba-tiba saja tangannya diinjak kuat oleh Galih berhasil membuat Dion meringis kesakitan. Hampir saja air matanya tumpah jika dia tidak ingat sedang dilihat secara langsung oleh suluruh siswa-siswi di koridor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate || Oneshoot [END]
FanfictionKumpulan cerita pendek Fourthgemini/Geminifourth. •𝙷𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚘𝚗𝚎𝚜𝚑𝚘𝚘𝚝 𝚜𝚊𝚓𝚊, 𝚔𝚎𝚔𝚗𝚢𝚊. •𝚄𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚊𝚞 𝚊𝚍𝚊 𝚒𝚍𝚎. •𝙲𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚐𝚘𝚗𝚐𝚔𝚊𝚗 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚖𝚊𝚜𝚞𝚔 𝚊𝚔𝚊𝚕. •𝟷𝟶𝟶𝟶-𝟸𝟶𝟶𝟶 𝚔𝚊𝚝𝚊 𝚍𝚘𝚊𝚗𝚐 �...