Fourth Nattawat as Hilian Vazaregantara
Gemini Norawit as Servio Alessandria Klyan
Milk Pansa as Armeta Jesselyn
Primmly as Nizyi Laluna Klyan
Ohm Pawat as Alex De Klyan
‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵
Vio adalah anak pertama keluarga Klyan. Terlahir dari keluarga bangsawan yang terpandang bisa disebut juga bangsawan kelas atas, dihormati di daerah mereka juga mempunyai kuasa dalam politik maka dari itu tidak ada yang berani menyenggol keluarga mereka.
Dia anak pertama dari tiga bersaudara namun sayang sekali. Vio sering dianggap kurang pantas meneruskan menjadi pemimpin perusahaan oleh Ayahnya, sering dipandang kurang mampu oleh keluarga.
Mungkin keluarga mereka terlihat hangat di luar menerima kekurangan sosok Vio, padahal aslinya tidak. Mereka mengucilkan dan tidak menganggapnya ada seolah-olah Vio adalah benda mati.
"Vio, Ayah menyuruhmu untuk ikut jamuan bersama keluarga besar bukan?"
Vio mengangguk ragu menatap lantai kayu berkerut. Dia tidak pernah sekali-kali menatap Ayahnya tanpa ijin apalagi menyentuh serta berpelukan hangat.
"Lalu?"
Dengan ragu-ragu Vio berusaha menjawab, "Ayah, hari ini Vio ujian. Tugas kuliah Vio banyak."
Mendengar jawaban anaknya, Ayah membuang muka menghadap dinding coklat lalu beralih lagi menatap dingin Vio. Mungkin benar jika ia berpikir akan memberikan ahli waris pada anak bungsu saja karena anak sulungnya sangat tidak berguna sama sekali.
Ayah berdecak pelan sebelum keluar dari kamar tersebut membiarkan Vio sendirian.
Sayang sekali Vio seperti tidak ada status dalam keluarga. Dia tidak pernah mendapatkan ranking 1 dalam pendidikan selalu dan selalu saja mendapatkan yang kedua, kenapa? Padahal Vio sudah berusaha keras, selalu rajin belajar, berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi kebanggaan kedua orang tua.
Ranking 2 mungkin tidak buruk bagi kebanyakan orang tetapi sangatlah buruk bagi Vio. Dia menang dari ranking 3 namun kalah dengan si ranking 1 hanya itu saja, karena kekurangan point dapat membuatnya stress.
"Tidak apa Vio, oke? Kita anggap tidak pernah terjadi," Vio berperang dengan pikirannya sendiri berusaha untuk tenang.
Dia berjalan pergi menuju jendela melihat ke bawah kedua saudaranya sedang berlatih untuk acara jamuan besok malam. Vio tersenyum simpul, kedua adiknya sangat dekat satu sama lain apalagi selalu sempurna di mata Ayah.
Sekarang Vio berpikir kenapa tidak menjadi salah satu dari adiknya saja? Bukankah itu menyenangkan? Mereka cerdas, rupawan, elegant, dan tata krama bagus memang layak untuk dibanggakan.
"Tuan!" panggil seseorang dari pintu diikuti suara ketukan beberapa kali.
Sang pemilik nama berbalik dengan gembira mendengar suaranya. Segera mempersilahkan orang tersebut masuk, pandangannya teralih pada kain kecil di genggaman seseorang itu. Dahinya berkerut menatap bingung namun Vio tidak terlalu mempermasalahkan lebih baik menyambut pengawal tercinta.

KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate || Oneshoot [END]
Hayran KurguKumpulan cerita pendek Fourthgemini/Geminifourth. •𝙷𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚘𝚗𝚎𝚜𝚑𝚘𝚘𝚝 𝚜𝚊𝚓𝚊, 𝚔𝚎𝚔𝚗𝚢𝚊. •𝚄𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚊𝚞 𝚊𝚍𝚊 𝚒𝚍𝚎. •𝙲𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚐𝚘𝚗𝚐𝚔𝚊𝚗 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚖𝚊𝚜𝚞𝚔 𝚊𝚔𝚊𝚕. •𝟷𝟶𝟶𝟶-𝟸𝟶𝟶𝟶 𝚔𝚊𝚝𝚊 𝚍𝚘𝚊𝚗𝚐 �...