Meno

804 31 4
                                        

Happy Reading, Zeyenkk!!!

.
.
.
.
.
.
.

{μενω [meno] : aku tinggal, menetap, tetap, menunggu}
Genre : fantasi flurry, boylove







*****





Kepalanya tertunduk dihadapan sang Raja. Dia bersimpuh menahan rasa malu karena banyaknya Abdi Raja menatap dirinya, telinga runcing membuatnya berbeda dari kebanyakan orang.

Kaki kecilnya terasa kebas menahan posisi yang sama hampir dua puluh menit menunggu jawaban dari pemimpin kerajaan. Matanya selalu curi-curi pandang pada sosok yang berdiri di samping Raja menatap dirinya iba.

Karena seseorang itulah menjadi tujuan dirinya datang ke kastil. Tanpa adanya prajurit menyertai, anak bangsa elf tersebut membawa lamaran.

"Bangunlah," Sang Raja bangkit dari singgasana emas. Berjalan dengan jubah dramatis sepanjang dua belas kaki, sedikit membungkuk membantu elf kecil berdiri.

"Aku tidak bisa langsung menerimamu, kau seorang elf. Manusia tidak bisa menikah dengan elf."

Sekali gerakan elf tersebut membungkuk lagi. Kedua tangannya menyentuh kaki pemimpin kerajaan, memohon dan memberikan beberapa janji-janji. Elf tau sang pangeran mahkota pergi meninggalkan aula kastil. Dia hanya bisa tertunduk menghembuskan nafas lelah.

"Jika kau bersungguh-sungguh maka dengarkan perintah dan syarat yang ku berikan."

"Pergilah dari sini dan kembalilah saat saat kau setara denganku."

Yang ada di aula tercengang mendengar syarat tersebut. Penasehat memandang rendah elf, menunjukkan senyum kemenangan.

Berbeda dengan elf tersebut yang nampak sangat bersemangat. Secara antusias mengangguk kepala yakin, setelah elf berpamitan dan banyak Abdi bubar melanjutkan tugas-tugas mereka kembali. Sang penasehat mendekati tuannya.

Penasehat berjalan dari belakang mengikuti ke mana arah Rajanya pergi. Duduk di bibir danau seraya menatap langit sore yang merah kekuningan. Rasa resah dapat dirasa, Raja menarik nafas panjang menikmati udara segar.

"Tuankku, mengapa kau memberikan syarat begitu besar untuk elf rendahan. Aku tau elf tersebut tidak dapat menanggungnya." Penasehat itu bertanya dengan tubuhnya sedikit membungkuk.

"Aku sengaja. Aku mempersulitnya agar elf itu menyerah dengan sendirinya,"

.
.
.
.
.

Tujuh tahun berlalu. Pangeran mahkota akan segera dilantik. Raja mengalami sakit keras hingga tak bisa melanjutkan pemerintahan yang sementara ini dipegang oleh penasehat kepercayaan.

Sebuah lamaran kembali datang dari seorang Raja ternama negeri sebrang untuk Prince Gemini. Dan tanpa bertanya apakah pangeran menyukainya atau tidak sang Raja langsung menyetujuinya. Gelar acara akan diadakan sore hari nantinya.

Kekecewaan pangeran pada ayahandanya dia lampiaskan. Pohon di depan matanya tumbang setelah pelafalan mantera ia ucapkan, tangannya dengan ringan bergerak mengambil busur bersiap untuk memanah burung kecil yang lewat di atasnya.

Tiba-tiba suara melengking wanita menghentikan aksinya. Rumput liar melilit lengan kanannya kemudian menarik pangeran itu keluar dari area taman belakang kastil menuju salah satu ruangan besar.

"Princess hentikan ini!" Pangeran memberi perintah dengan penekanan disetiap kata-kata yang dikeluarkan.

Perempuan bergaun juga rambut panjang dikepang menoleh. Menatap malas kakak laki-lakinya, dia melepas rumput liar yang menjerat lengan kakaknya dengan sekali tarikan tangan.

Soulmate || Oneshoot [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang