Jaemin yang baru saja terbangun dari tidurnya melirik ke sekitaran kamar mencari jam dinding setelah mengintari isi kamar ia baru sadar jika belum ada jam dinding di kamarnya, menghela napas pelan sebelum ia beranjak untuk duduk lalu meraih ponselnya yang ada di atas meja nakas tepat di samping tempat tidurnya07:45
Jaemin kembali menutup layar ponselnya lalu beranjak dari kasur melipat kembali selimut yang ia gunakan semalam juga merapikan bad cover yang agak berantakan, tersenyum miris menatap single bad yang ia pakai, jika dulu ia memakai kasur yang bisa ditempati untuk 2 orang sekarang tidak lagi, kamar miliknya yang dulu bahkan 2 kali lebih luas dari kamarnya sekarang, baru hari pertama ia tinggal disini dan Jaemin sudah mulai mengeluh
Setelah selesai merapikan kasurnya Jaemin melangkah keluar menuju kamar mandi yang emang letaknya diluar tepatnya di dekat dapur
"Udah bangun sayang? Pas banget bunda baru aja selesai bikin sarapannya, buruan cuci muka habis itu kita makan sama sama"
"Iya bun" Jaemin kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi membasuh wajahnya dan juga menggosok gigi. Setelah selesai ia menghampiri sang ibu yang sudah duduk di lantai beralaskan karpet dengan nasi goreng sudah tertata disana
"Makannya di bawah gini karna kita ngga punya meja makan, ngga papa ya sayang di syukurin aja" saut Yoona sembari tersenyum tipis ia tau Jaemin ngga mungkin terbiasa hidup pas pas gini karna sejak putranya itu lahir ia sudah terbiasa hidup mewah, bahkan sang ayah sangat memanjakan putra tunggalnya ini, sedangkan Yoona ia memang hidup serba kekurangan sejak kecil karna terlahir dari keluarga yang kurang berada jadi suasana sekarang tak terlalu asing baginya
"Nana ngga papa kok bun, jangan nanya gitu mulu seolah olah nana tertekan ikut bunda. Padahal nyatanya ngga kok bun, nana emang belum kebiasa hidup gini tapi nana bakalan coba jalani. Nanti juga bakalan kebiasa"
.
.
Jaemin menghela napas pelan seraya mengusap peluh yang membasahi pipinya, sekarang ia sedang duduk di depan sebuah sebuah minimarket setelah menghabiskan setengah air dingin dari botol, ia lelah setelah berjalan jalan untuk mencari pekerjaan, beberapa cafe ataupun resto yang ia datangi rata rata menolak dengan alasan bahwa sedang tidak membutuhkan karyawan ataupun karyawan sudah penuh
Sebenarnya Jaemin sudah nyaman di cafe tempat ia bekerja atau lebih tepatnya cafe milik Mark namun karna jarak rumah yang sekarang jauh Jaemin terpaksa mencari pekerjaan yang baru dari pada ia harus balik balik selama 1 jam untuk sampai ke cafe tempatnya bekerja dulu
Sedang asik melihat sekitar mata Jaemin menangkap sebuah cafe yang dilihat cukup ramai di seberang jalan, kakinya perlahan tergerak untuk bangkit sembari membuang botol minum bekasnya ke dalam tempat sampah lalu mulai melintas ke seberang jalan
Jaemin menarik pintu masuk lalu melihat beberapa orang yang mengantri untuk memesan
"Bisa bisanya Sunwo ngga masuk di saat cafe lagi ramai kaya gini"omel seseorang yang berlari kecil menuju meja pelanggan untuk mengantarkan pesanan
Jaemin melangkah mendekati kasir dimana orang orang mengantri untuk memesan hingga beberapa menit kemudian ia berdiri tepat di depan seorang pria manis yang tersenyum ramah kearahnya
"Bisa tau pesanannya?"
"Hum... sebenarnya gue datang bukan buat mesan, tapi mau ngelamar pekerjaan, gue... gue bisa ngelakuin apa aja, sebelum ngelamar disini gue juga udah pernah kerja di cafe jadi gue cukup berpengalan"
"Lo diterima"
Jaemin dan pria manis yang berdiri di balik kasir menoleh kesumber suara mendapati pria yang mengomel tadi berdiri tak jauh dari sana
KAMU SEDANG MEMBACA
Kejebak friendzone |Nomin|
Teen FictionTentang Jaemin yang suka sama sama sahabatnya sendiri. Mereka udah kenal dan sahabatan dari orok, namun siapa sangka Jaemin malah menyimpan perasaan lebih pada sahabatnya itu, dan memilih buat mendem perasaannya karna tak ingin hubungannya dan Jeno...