Renjun baru saja sampai di kelas menoleh kearah Haechan yang terduduk di kursi yang ada di urutan nomor 4 dari depan, perlahan Renjun melangkah mendekati temannya yang sedang termenung itu
"Masih pagi udah ngelamun aja lo" saut Renjun sembari melepaskan tas yang ia sandang lalu mengeluarkan buku dan alat tulisnya
Haechan menoleh kearah Renjun sebentar lalu kembali menoleh kearah depan dengan pandangan kosong, membuat Renjun mendegus kesal, Jeno juga sekarang lebih banyak diam seperti Haechan sekarang ini
"Gue....kangen Jaemin"gumam Haechan dengan suara lirih dan pelan, namun Renjun masih bisa mendengarnya
"Gue ngerasa jadi orang yang paling jahat banget Ren, Jeno ngabarin gue soal ayah Jaemin yang dipenjara dan sekarang juga rumahnya udah di sita pihak bank, dan gue sebagai sahabatnya ngga tau apa apa tentang masalah ini, gue jahat banget kan?"
Renjun tampak menghela napas pelan mendengar perkataan Haechan, perkataan yang sama dengan yang Jeno katakan padanya kemarin
"Lo ngga jahat! Lo ngga salah, yang salah itu Jaemin. Kenapa dia ngga cerita masalahnya, coba aja dia cerita orang orang kan pada ngga jadi ngerasa bersalah gini!"
"Mark udah 2 hari ini ngga keliatan ya?"gumam Haechan pelan dia sedikit merasa aneh mereka emang ngga nyusun KRS nya bareng tapi setidaknya ada 3 sampai 4 matkul mereka yang satu kelas dan kemarin mereka ada 2 matkul yang sekelas dan Mark tidak ada di kelas
"Sakit mungkin"saut Renjun dia memang mendengar perkataan Haechan walaupun sayup
Renjun tersenyum tipis lalu berlari kecil menghampiri Jeno yang sedang berdiri di depan mobilnya
"Udah nunggu dari tadi ya?"
Jeno mengangguk pelan membalas perkataan Renjun "udah ga ada kelas kan? Gue pengen ngomong"
Renjun tampak merasa aneh dengan Jeno apalagi melihat wajah pria itu yang nampak dingin tak seperti biasanya
"Mau ngomong apa? Kenapa ngga masuk mobil dulu aja? Disini panas"
Jeno tampak menghela napas pelan sebelum ia membuka pintu mobil di bagian kemudi lalu masuk ke dalam diikuti Renjun yang ikut masuk ke dalam mobil
"Mau ngomong apa?"tanya Renjun lagi setelah mereka diam beberapa detik
"Gue...mau putus"
Renjun tampak terdiam sebentar dengan wajah terkejut lalu mulai terkekeh pelan "maksud kamu apaan sih? Jangan bercanda! Ngga lucu tau"
Jeno yang sejak tadi menatap jalan di depannya seketika menoleh kearah pria manis yang berstatus pacarnya atau mantannya? "Gue ngerasa hubungan kita terlalu monoton Ren, gue awalnya mikir gue cinta sama lo gue sayang sama lo tapi... semakin hari gue ngerasa hubungan kita makin hambar. Gue jadi berfikir mungkin yang ada di hati gue sebenarnya cuma rasa kagum ke lo bukan cinta Ren. Maaf gue tau gue brengsek lo boleh caci gue lo boleh hina gue, karna gue emang pantes buat dapetinnya. Lo baik Ren lo pasti bakalan dapetin orang yang jauh lebih baik dari gue. Gue rasa kita emang lebih baik jadi temenan aja biar ngga saling menyakiti lagi, tapi itupun kalo lo masih mau temanan sama gue"
Jeno mengalihkan pandangannya setelah melihat Renjun yang sudah menjatuhkan air matanya ia jadi benar benar merasa bersalah, tapi ini jauh lebih baik dari pada mereka tetap jalanin hubungannya dimana cuma Renjun yang punya rasa sedangkan dia ngga itu jauh lebih sakit
"Mungkin sekarang lo mikir gue orang yang paling jahat, tapi asal lo tau keputusan yang gue ambil ini udah keputusan yang paling baik dari pada lo harus terjebak sama orang yang ngga mencintai lo Ren"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kejebak friendzone |Nomin|
Ficção AdolescenteTentang Jaemin yang suka sama sama sahabatnya sendiri. Mereka udah kenal dan sahabatan dari orok, namun siapa sangka Jaemin malah menyimpan perasaan lebih pada sahabatnya itu, dan memilih buat mendem perasaannya karna tak ingin hubungannya dan Jeno...