Awas ada typo.
Now playing: Crazy over You - GHIFA
"Geez, I know you're crazy, but this time. You're wild, bro."
Kepulan asap itu terhembus angin lalu, siapa yang mengatakan kalau anak rajin tak pernah nakal?
Bullshit.
I mean, c'mon bro, kita pasti pernah menjadi anak nakal kan. Hanya saja, apa yang dimaksud "nakal" dalam perspektif masing-masing orang berbeda.
In his perspective, smoking isn't a bad things.
"You're right, I'm kinda wild that time. But, I like it."
Putung rokok itu kembali dihisap, asap nikotin kembali mengepul di udara. Malam semakin dingin, bulan semakin tinggi. Orang-orang pergi untuk mengarungi lautan mimpi, mereka pergi untuk mengarungi lautan ketenangan.
"Lu beneran, mau gebet dia?"
Pertanyaan yang selalu menghantui pikirannya kembali datang, apakah ia melakukan hal ini atas dasar suka? Atau hanya karena sebatas penasaran? Apa yang membuatnya bertindak sejauh ini?
Untuk apa?
"I don't know, tapi semakin gue kenal dia, semakin banyak hal menarik yang buat gue jadi suka." Imbuhnya.
Terdengar jahat, namun jauh di bawah sana, ada sesuatu yang membuatnya tetap ingin bertahan pada si manis. Sesuatu yang mengoyak hatinya begitu dalam.
Harfa berdecih, geez temannya memang tak bisa ditebak. Ia kembali menghisap batang nikotin tersebut, tak mempedulikan sudah pukul berapa sekarang. Mereka sudah dewasa untuk menanggung konsekuensi dari perbuatan tak baik itu.
"So," Serdian menoleh, menunggu Harfa melanjutkan kalimatnya yang tergantung. "What you wanna do, now?"
Alisnya terangkat, sebuah senyuman miring tercipta di wajahnya, yang selalu tersenyum teduh kini menyisakan tatapan dingin yang mampu membuat siapapun tak bergeming. Tatapan dingin yang menyimpan kesakitan yang begitu dalam.
Itulah Serdian. Sosok yang terlihat tenang namun menyimpan luka besar dibaliknya.
"I guess," rokok yang tertanggal setengah itu dibuangnya, obsidiannya menatap lurus ke depan. Ke arah bangunan-bangunan yang dipenuhi cahaya, namun semuanya terasa semu.
"I'm gonna make him fall harder, before I trusted my feelings."
Harfa terkejut, namun dalam sekejap mengangguk paham. Tidak lupa akan gelar "playboy" yang dulu pernah tersemat di belakang nama Serdian.
"Temen gue ternyata red flag anjir." Sarkas Harfa.
Keduanya terkekeh, dunia memang aneh. Atau, mereka yang gila?
"Cabut, besok piket."
Cih, walaupun kesal Serdian tetap saja menurut. Memang anak baik tidak pernah bolos, mungkin.
-----
"WOY! ADA LABA-LABA GEDE, ANJIR!"
"COK, NGGILANI ASEM! BUANG-BUANG AH! SEREM BANGET!!"
"YANG PIKET, OY! TOLONG DIBUANG PLIS!"
Mulai pagi dengan teriakan anak-anak kelas, Serdian yang sedang piket mau tidak mau harus turun tangan membuang laba-laba yang ngerecokin pagi tenang mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accident
Fanfiction[SLOW UPDATE] "WOY! GUE NGGAK MAU MASUK PENJARA BEGO!!" "Santai napa? emang lu ngapain?" "GUE NGGAK SENGAJA NABRAK ORANG!!" "HAH?!!!" BXB A lot of swearing!! Don't copy my work!!