ELEVEN

605 38 2
                                    

V
O
T
E

A
N
D

F
O
L
L
O
W

__________
_____

🐻🐻🐻

.
.
.

Sepasang mata milik seseorang sejak tadi tak henti-hentinya menatap bangku kantin yang berjarak cukup jauh dari tempatnya duduknya. Kedua mata nya memandang lurus ke tujuh insan manusia yang tengah sibuk dengan nampan masing-masing. Jemarinya pun tak bisa tinggal diam,ia ketuk-ketukan di atas meja.

Meski terdapat tujuh orang di bangku sana- hanya dua orang yang berhasil mengalihkan fokus dan penglihatannya. Nevan dan cowok di sebelahnya, Jurvan. Sepasang kekasih itu sungguh mengganggu jalan pikiran dan penglihatannya.

Dan dirinya,tidak suka dengan itu. Terlebih dengan yang dilakukan cowok itu.

" Lo beneran mau ngehancurin hubungan mereka?"

Pertanyaan itu terlontar dari sosok di sebelahnya. Ia menoleh sebentar,baru tau jika orang disebelahnya itu ikut memperhatikan apa yang menjadi objek penglihatannya.

" kenapa enggak?" Balasnya, sembari menyantap hidangan makan siang dinampan miliknya. Kedua matanya masih terfokus pada objek manusia di ujung sana dengan tajam.

Sepertinya,jawaban yang ia lontarkan tadi tak cukup puas bagi seseorang yang berada di sebelahnya.

" Lo yakin?"

" Emang lo yakin kalau dia bakalan gk tau apa yang lo perbuat nanti."

" Benar,lo tau kan seberapa bahayanya dia. dia gak bakalan ngelepas orang yang udah nyakitin orang terdekatnya,terlebih pacarnya."

Senyum tipis terukir jelas di bibir nya. Tanpa harus menatap sang lawan bicara,ia kembali menimpali.

" Gue nggak pernah main-main Sam omongan gue. Dia harus jadi milik gue."

" Lo gila!"

Tidak ada lagi sahutan,hanya senyum tipis yang lagi-lagi ditunjukkan pun dengan kalimat itu menjadi bahan perbincangan terakhir. Dan memilih berlalu.

Meninggalkan dua sahabatnya yang hanya bisa menghela nafas. Memandang punggung yang perlahan menjauh itu dengan pikiran bercabang.

.
.
.
.
.

Jam pulang sudah berbunyi 30 menit yang lalu.

Sekarang Jurvan tengah menunggu Nevan diparkiran,katanya ada urusan sebentar. Rani sahabatnya juga sudah pulang dan dia sendiri disini. Setelah menunggu agak lama, dapat ia lihat Nevan yang tengah berjalan menuju parkiran,setelah sampai diparkiran kemudian berjalan menuju motornya yang terparkir. Memasang helm full facenya sebelum menaikinya dan memacu motornya ke arah Jurvan.

" Naik." Ujaran itu keluar, menyuruh agar Jurvan segera naik keatas motornya. Jurvan naik keatas motor dan duduk disana.

Namun tiba-tiba saja Jurvan dikejutkan dengan tangannya yang ditarik dan dibawa cowok itu menuju pinggangnya. Mengulurkan tangannya untuk memeluk pinggang itu tepat di perut.

NewjurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang