THIRTEEN

544 41 0
                                    

V
O
T
E

A
N
D

F
O
L
L
O
W

__________
_____

🐻🐻🐻

.
.
.

Jurvan melangkahkan kakinya menyusuri koridor sekolah. Dilihatnya beberapa kelas yang dilewatinya hanya menyisakan beberapa siswa saja dan bahkan nyaris kosong. Maklum saja, sekarang memang waktunya jam istirahat. Jika saja tadi tidak diperintahkan pak peach untuk membawakan buku tugas teman-temannya,Jurvan mungkin sudah melipir ke kantin bersama sahabat-sahabatnya, Rani dan dua orang lagi yaitu chelsea dan Karina. Ya mereka berdua mulai berteman semenjak tau kalau Nevan dan jurvan berpacaran.

Sungguh keajaiban menurut mereka!

Dan sekarang,Jurvan akan menyusul mereka seperti apa yang di bilangnya tadi.

Mata Jurvan memicing saat terarah ke lapangan. Lebih tepatnya ke arah undakan tribun yang terisi banyak murid perempuan, Bahkan beberapa siswa yang kebetulan melewatinya pun ikut menjeda sebentar langkah kaki mereka untuk sekedar menoleh ke arah lapangan. Layaknya seperti ada perlombaan,mereka akan berseru girang saat ada salah satu cowok yang sedang memainkan bola basket sukses memasukkan bola ke ring basket.

Melihat itu, otomatis Jurvan ikut menghentikan langkah kakinya. Pandangan Jurvan tertarik untuk ikut menyaksikan pertandingan bola basket di lapangan outdoor sekolah. Mulut Jurvan tak sengaja terbuka,ikut terperangah saat melihat skill bermain basket mereka. Memandang takjub bagaimana mereka bermain bermain dan juga sorakan-sorakan yang tercipta dari siswa siswi yang berada di tribun penonton. Hingga matanya tak sengaja jatuh memandang salah satu cowok yang semalaman mengusik pikirannya.

Nevan- cowok itu juga ada disana. Ikut berbaur di salah satu tim dan ikut terlibat permainan basket di lapangan sana. Mata Jurvan memandang lurus pergerakan Nevan. Memperhatikan bagaimana cowok itu terlihat sangat santai mendrible bola.  Tatapan dan raut wajah yang seperti itu,membuat siapa saja langsung mengenalinya,tak terkecuali untuk Jurvan.

Jurvan baru tau kalau Nevan sehebat itu bermain basket!

Dilihatnya Nevan tengah melewati musuh begitu mudah tanpa harus mengoperkan bola itu ke rekan setimnya. Dan dari jarak sejauh itu, cowok itu berhasil mencetak triple point dalam sekali shot. Sorakan itu kembali terdengar ditambah pekikan senang dari tribun penonton. Membuat suasana hidup dan layaknya seperti pertandingan basket sungguhan.

Nevannnn Lo keren bangettt

Yakkkk kak Nevan

Woy woy pacar gueee ituu

Uuuu halu lo

Nevannn i love youuuu

Dll.

Lagi-lagi,Jurvan terperangah memandang takjub skill permainan Nevan. Dalam hatinya menggumamkan kata hebat untuk cowok itu. Dan tanpa sadar,matanya memandang lurus Nevan Nevan yang yang sekarang melakukan selebrasi dengan rekan timnya yang lain. Jurvan cukup tertegun sesaat mendapati Nevan yang tersenyum dengan rekan timnya.

Berbicara tentang Nevan,hari ini Jurvan menghindari cowok itu. Jurvan juga sengaja berangkat sepagi mungkin guna menghindari Nevan. Tentu saja masih malu. Insiden Nevan yang tiba-tiba mencium pipinya semalam itu sungguh menjungkir balikan otaknya. Memikirkan ciuman di pipinya membuat muka Jurvan memerah,ingatan itu terus memenuhi pikirannya. Dan Jurvan benci membayangkannya.

" Uh,nggak nggak!"

Jurvan menggeleng cepat,mengusir bayangan itu karena lagi-lagi memenuhi isi kepalanya.

Jurvan tersentak hingga mundur beberapa langkah ke belakang. Saat matanya ia gerakan ke arah lapangan,tanpa sengaja Nevan juga melihat ke arahnya. Ah tidak,Jurvan pikir Nevan memang sengaja menatapnya. Jurvan salah tingkah, retinanya pun seolah tak fokus karena bergerak ke kanan ke kiri. Nevan hanya diam di tempat, memandangnya lurus dengan tatapan dingin dan datar. Namun entah kenapa tatapan itu terlihat menghunusnya dan membuatnya gugup. Dan sepertinya,Nevan memang telah selesai bermain basket. Terbukti cowok-cowok lain yang tadi bermain basket sudah bubar ke pinggir lapangan. Mereka sibuk menegak minuman yang diberikan murid perempuan di barisan tribun penonton.

Namun berbeda dengan Nevan. Cowok itu melangkah seakan ingin mendekat untuk menghampirinya, buru-buru Jurvan berbalik badan,kabur. Layaknya dikejar setan, seperti itulah Jurvan sekarang. Berjalan cepat yang mana lagi-lagi untuk menghindari si Nevan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah selesai bermain basket kini, Nevan dan kawan-kawannya sudah duduk anteng di meja kantin yang sedang di cap sebagai kepunyaan mereka,ada peraturan tak tertulis yang membelenggu meja tersebut, sehingga pada saat jam istirahat meja itu akan selalu kosong jika mereka belum keluar dari kelas mereka masing-masing.

Markas pertama mereka yaitu di pojok kantin.

Nevan dan anggota Tiger yang lain tengah menyantap makanan mereka masing-masing dengan di selingi obrolan ringan dan tak ayal saling menggoda satu sama lain.

" P-permisi kak!"

" iya,ada apa?" Rafa yang menyadari kehadiran salah satu murid di sekolah itu pun bertanya.

" Ah itu,kak Arsa sama kak Randy disuruh pak Andi ke ruang guru."

Randy yang namanya disebut tak bisa untuk tak berdecak," korupsi waktu ini namanya anjing,masa lagi istirahat dipanggil. Gak tau apa gua lagi ngisi perut?" Randy menggerutu di tempatnya tak terima.

" Gue pecat juga tuh guru anjing."

" Ran, mulutnya itu loh,sehari gak ngomong kasar kayaknya panas dingin yah?"

" tuh dengerin dong ran kata ayang beb Rafa." Arga menggoda Randy dgn cekikikan,namun naas saat satu buah pentol bakso utuh yang tepat mengenai matanya.

" Ah anjing,perih. Woy mau bunuh gue ya Lo?" Arga langsung beranjak dari duduknya,lari terkocar-kacir menuju kamar mandi untuk mencuci matanya, Randy sialan.

" Rasain Lo!"

" sinting Lo. Teman Lo itu." Devan hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan temannya itu.

" Sabodo."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

Kalau suka Jan lupa vote and komen?
Gue sebenarnya bingung sama alur nya jadi gue lanjutin aja.

Typo bertebaran di mana-mana!

Seee YOUU, selamat membaca ~

NewjurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang