FROM THUG TO IDOL: TRANSMIGRATING TO A SURVIVAL SHOW

Chapter 10: Peserta dan Mentor

Fu adalah bibit iblis. Itu sudah dikonfirmasi.

Bagaimana June bisa menyelesaikan misi sampingan ketika audisi akhirnya dimulai?

Saat itu, musik mewah mulai diputar. Sistem suara canggih menyelimuti aula, memastikan audio sejernih kristal bergema jauh di dalam keempat dinding. Lampu terfokus di tengah panggung, menarik perhatian para trainee.

Kim Minho berjalan keluar dari pintu ganda. Auranya tidak terkalahkan oleh siapapun di ruangan itu. Dia praktis bersinar di atas panggung, dan pengalamannya terlihat jelas dalam cara dia berjalan.

"Hadirin sekalian, selamat datang di episode pertama Rising Stars. Hari ini, kami memiliki 100 peserta berbakat yang siap menunjukkan kemampuan mereka dan bersaing untuk mendapatkan kesempatan menjadi idol top berikutnya!" Minho menyatakan, dan para trainee langsung bertepuk tangan dan bersorak.

"Sebelum kita mengikuti audisi, izinkan saya memperkenalkan kalian kepada mentor kami untuk season ini."

Semua orang menunggu dengan antisipasi. Dua mentor pertama perlahan membuka pintu, menampakkan diri mereka kepada para trainee.

"Mentor vokal kami: Kim Ji-hyun dan Lee Woo-jin!"

Seorang wanita tinggi dengan lekuk tubuh yang menggairahkan memasuki aula. Kim Ji-hyun adalah penyanyi dan aktris multi-talenta yang dikenal karena keserbagunaannya dan penampilannya yang menawan. Dia memulai karirnya sebagai aktris cilik lalu mendapat pengakuan atas penampilan musiknya.

Di sisi lain, Lee Woo-jin adalah penyanyi-penulis lagu berbakat yang dikenal karena suaranya yang penuh perasaan dan lirik yang emosional. Dia memulai perjalanan musiknya sebagai artis jalanan dan secara bertahap mendapatkan perhatian karena gayanya yang unik dan penampilannya yang menawan.

Keduanya terlihat cukup mengintimidasi, dan para trainee yang lebih fokus pada dance menjadi gugup.

"Selamat siang, trainee," kata Ji-hyun. "Hari ini menandai dimulainya perjalananmu sebagai trainee idol. Aku cukup senang melihat trainee yang tampan seperti ini."

Dia mengamati ruangan itu dan tersenyum pada para peserta. Namun, dia berhenti ketika makhluk berwarna pink muncul di pandangannya.

"Apakah itu trainee?" dia berbisik kepada rekan mentornya, Woo-jin. Woo-jin menyipitkan matanya dan mengerutkan kening.

"Menurutku begitu? Apakah itu sebuah konsep?" Dia bertanya.

"Aku bahkan tidak tahu," katanya. "Anak-anak menjadi semakin aneh akhir-akhir ini."

Keduanya pergi ke tempat duduknya masing-masing dan menunggu mentor lainnya diumumkan.

"Mentor dance kami: Hyerin dan Gun!"

Para trainee bersorak saat menyebutkan mentor terkenal tersebut. Hyerin adalah idol K-pop terkenal. Dia bagian dari grup idola LUNA, salah satu grup paling terkenal di Korea Selatan. Dia memulai debutnya di usia muda dan dengan cepat menjadi terkenal karena keterampilan dancenya yang luar biasa dan penampilan panggungnya yang karismatik.

Gun adalah salah satu koreografer K-pop paling terkenal di generasi sekarang. Dia telah membuat koreografi dance untuk beberapa grup idol, dan sebagian besar dancenya menjadi ikon di industri ini.

Mata Jisung berbinar-binar saat menatap kedua dancer itu. Dia memegang lengan June dan meremasnya erat-erat.

"Aku tidak percaya ini," bisiknya. "Bisakah kamu mencubitku?"

Tanpa ragu, June mencubit lengannya. Jisung menutup mulutnya untuk meredam teriakannya.

"Kak, kamu kuat sekali," ucapnya masih kesakitan. "Meskipun tubuhmu terlihat sangat halus."

June mendecakkan lidahnya. Anak ini seharusnya melihatnya saat dia masih menjadi preman!

"Mentor rap kami: Bone!"

Seorang pria karismatik dengan rambut panjang dan tato muncul. Dari para mentor, dialah satu-satunya orang yang June tidak kenal. Yah, dia tidak pernah menjadi penggemar rap Korea, dan Mei Ling juga tidak pernah membicarakannya. Namun, trainee lain tampaknya mencintainya.

"Dan terakhir, izinkan saya memperkenalkan diri. Saya Kang Minho, pembawa acara dan mentor pesona kalian untuk Rising Stars season keempat!"

"Dalam audisi ini, kalian akan diberi peringkat berdasarkan bintang. Akan ada lima tingkatan: 5 bintang, 4 bintang, 3 bintang, 2 bintang, 1 bintang dan 0 bintang. Bintang di bajumu hanya sesuai dengan apa yang kamu yakini. Namun, hari ini , kami akan menilaimu berdasarkan keahlianmu yang sebenarnya," kata Minho.

June melihat papan namanya dan melihat bahwa dia tidak memiliki bintang. Bahkan tidak satu pun. Dia kemudian melihat ke arah Jisung dan melihat ada dua bintang di papan namanya. Dia melihat sekeliling ruangan dan melihat trainee dengan lebih dari lima bintang!

"Di mana bintangmu, Kak?" Jisung bertanya.

"Tidak ada yang memberitahuku di mana mendapatkan bintangnya," kata June. Memang benar! season lalu memiliki sistem huruf. Mulai dari A sampai F. Baru pertama kali mereka menerapkan aturan ini.

Jisung terkekeh. "Kamu cukup manis."

June memelototinya melalui topeng, jadi Jisung mengangkat tangannya tanda menyerah. Mata kakak June terlihat cukup tajam saat dia melotot.

Kang Minho duduk, jadi trainee lainnya mengikuti.

Jisung masih pusing di samping June, menatap juri dengan senyum senang. Keduanya cukup dekat dengan juri karena duduk di kursi ke-91 dan ke-92.

"Apakah kamu tampil sendirian, June?" Jisung bertanya.

Juni menganggukkan kepalanya. "Bagaimana denganmu?"

"Aku juga tampil sendirian," katanya. "Aku cukup gugup tentang hal itu. Aku harap Aku tidak tampil terlebih dahulu."

Yena, sutradara utama acara tersebut, maju ke depan dan mengeluarkan kartu petunjuknya.

"Trainee, urutannya sudah ditentukan," katanya.

Jantung para trainee mulai berdebar kencang, berharap tidak menjadi domba kurban. Mereka masih belum mengetahui standar juri, jadi menjadi yang pertama berarti kau akan tamat.

Hanya ada beberapa trainee yang tidak keberatan untuk berangkat duluan. Salah satunya adalah trainee berbakat dan populer dari perusahaan besar, dan yang lainnya adalah June. Para editor akan mengedit sesuai keinginan mereka. Tidak masalah apa penampilannya.

"Trainee pertama adalah Song Jisung!"

Trainee lainnya meliriknya dengan kasihan. Jisung ingin menangis. Itu adalah mimpi buruk terbesarnya. Dia tidak mau pergi duluan!

"Audisi akan dimulai tiga puluh menit lagi. Trainee Jisung, harap bersiap dan pergi ke belakang panggung."

Jisung menoleh ke arah June, tangannya gemetar saat dia meraih tangannya.

"Kakakk," katanya. "Aku gugup."

Saat itu, sebuah bola lampu menyala di benak June.

Mungkin dia bisa menyelesaikan misi sampingannya saat ini.

T/N: Jangan lupa tinggalkan jejak like nya yaa guys!! (⁠｡⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧