Chapter 77: Flash Keberuntungan

3.8K 671 20
                                    

Bagaimana?

Bagaimana dua gadis ini bisa mengenali June padahal hampir seluruh wajahnya tertutup?

June dengan cepat melihat ke belakang ke tempat Alex, Hyunwoo, dan pria aneh itu berdiri untuk melihat apakah mereka menyadari keributan barusan. June menghela nafas lega saat melihat mereka masih sibuk berbincang satu sama lain.

"Kamu June, kan?" seru gadis muda berambut pendek sambil menatap mata June.

"Bagaimana kamu bisa tahu?" bisik June.

"Karena Matamu," jawab yang berambut panjang. "Kami memperhatikanmu di Rising Stars."

[Batas waktu misi: 26 jam, 8 menit, 34 detik]

Apakah dua gadis ini akhirnya akan meminta tanda tangan June pada saat ini juga?

June hendak meminta kedua gadis ini untuk membicarakan percakapan ini ke tempat lain saja, tapi mereka sudah mengobrol satu sama lain, membuat June tidak bisa berkata-kata.

"Wajahmu terlihat luar biasa. Ibuku juga jatuh cinta padamu."

"Benar sekali! Semuanya bergerak begitu cepat. Lalu, BAM BAM BAM! Wajah tampanmu terungkap. Moment yang sangat Legendaris. Aku terus mengulang-ulang video itu."

"Aku juga memberimu banyak bintang June!"

“Aku jugaa. Aku menggunakan kartu ibuku.”

"Oh, wow. Apakah ibumu marah?"

"Ibuku tidak mengetahuinya," kedua gadis berbicara satu sama lain, Membuat June mengerucutkan bibirnya. June tidak ingin mengganggu keduanya karena June tidak ingin bersikap kasar kepada orang-orang yang mendukungnya di Rising Stars.

"Umm, apakah kalian butuh sesuatu?" June bertanya, berharap mereka hanya meminta tanda tangan agar June akhirnya bisa menyelesaikan misi bonusnya dan meninggalkan gang ini. June menoleh ke belakang sekali lagi dan menemukan bahwa ketiga pria itu masih berbicara.

"Ah iya. Ada keperluan apa Rina? Kamu mau fotonya?"

"Umm, fotonya. Iya iya! Apakah boleh kita bertiga berfoto bersama?" ajak gadis berambut panjang, Rina.

“foto?” June bertanya.

'Tolong tanda tangan!

Minta tanda tangan sajaa!' harap June dalam hati.

"Tentu," June terdiam. Mungkin mereka akan meminta tanda tangannya setelah foto ini.

"Tapi tunggu, sepertinya aku lupa membawa ponselku, aku meninggalkannya di asrama, Hina," kata Rina.

Hina, gadis berambut pendek, mulai mengobrak-abrik kantong miliknya juga. "Tunggu, aku juga lupa. Maaf, June. Kami keluar terburu-buru karena ingin minum teh susu. Bisakah kamu menggunakan ponselmu saja untuk mengambil foto?

June tercengang.

Penggemar macam apa orang-orang ini?

"Apakah boleh?" tanya Hina. "Aku hanya ingin berfoto denganmu."

June mengerutkan bibirnya dan dengan kaku menganggukkan kepalanya. "Baiklah..."

June mengeluarkan ponselnya, dan kedua gadis itu langsung berseru kaget.

“Aigo, berapa umur ponselmu sekarang? Bahkan adikku punya model yang lebih bagus dari milikmu,” kata Rina.

"Beri aku itu," kata Hina sambil membuka aplikasi kamera. "Kita terlihat seperti berasal dari tahun 1990-an. Pantas saja kamu tidak punya foto pra-debut online. Kamera ponselmu tidak bagus sama sekali."

'Terimakasih banyak.' balas June dengan air mata dalam hati.

"Jangan khawatir, kakak. Kami akan memberimu lebih banyak bintang agar kamu bisa debut dan akhirnya mendapatkan ponsel baru," Hina meyakinkan June dengan riang.

FROM THUG TO IDOL: TRANSMIGRATING TO A SURVIVAL SHOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang