Reingkarnasi? Yang Benar Saja!
..
..
◐ Life After Life◐
..
..
g
enre: slice of life, drama, magic, Semi-thriler
..
..
Happy reading
..
..
Hal pertama yang kulihat ketika pertama kali membuka mata adalah cahaya putih, itu semakin tumbuh dan mengembang hingga memenuhi seluruh bidang pengelihatan.
Butuh beberapa saat sebelum indra pengelihatanku terbiasa dengan cahaya. Dan ketika halangan ini berhasil di lalui, aku menyadari seorang gadis cantik berdiri di depanku. Usianya mungkin berada di kisaran dua puluh-an awal.
Siapa dia? pikirku.
Di sebelahnya ada juga pria yang mungkin berusia sama, berambut pirang dan berwajah tampan. Postur tubuhnya tegap dan terlihat berwibawa -- dia memberikan senyuman canggung.
Wanita itu melihatku dengan senyuman hangat, lalu berbicara. Tapi anehnya kata-katanya tidak jelas dan sulit di pahami. Apa dia tidak bisa bicara bahasa Indonesia?
Pria itu menjawab sesuatu, wajahnya tegang. Aku juga tidak mengerti apa yang dia katakan.
Suara ketiga bergabung dalam percakapan, tetapi aku tidak bisa melihat siapa yang berbicara. Aku mencoba bangun dan mencari tahu keberadaanku dan situasi aneh ini, namun tubuhku tidak bisa di gerakan, dan ketika aku berupaya berbicara yang keluar hanya ini:
"Ah, wah."
Hanya rengekan dan rintihan kacau.
Pria berambut pirang itu mengatakan sesuatu dan tiba-tiba menunduk dan mengangkatku. Ini tidak masuk akal, aku memang tidak seberat itu, tapi untuk mengangkatku semudah itu berada jauh di luar pemahamanku. Apa kau Herkules? Atau bisa saja aku kehilangan berat badan selama proses pemulihan? Tapi untuk berhasil selamat dari kematian setelah tertembak di dada itu sama mustahilnya.
Aku terlahir kembali menjadi bayi.
Pemahaman ini datang ketika aku digendong dan menyadari situasiku saat ini.
Hanya saja, terlahir kembali! Reingkarnasi beberapa orang menyebutnya, ini agak menakutkan. Fantasi liar itu benar-benar nyata. Bukan berarti aku mengeluh, ini lebih baik dari kematian, tentu saja. Hanya saja kenyataan ini sulit di percaya, aku tidak mau mempercayainya.
Dua orang yang ku lihat saat pertama kali membuka mata sudah pastinya adalah orangtuaku. Jika tebakanku benar, usianya berada di kisaran angka dua puluh-an tahun. Jauh lebih muda dari usiaku jika melihat dari kerangka acuan ingatan milikku.
Menganggap keduanya sebagai orang tua akan sulit, lagipun aku tidak memiliki kenangan indah bersama orang tuaku sebelumnya.
Awalnya aku menyadari ini bukan di Indonesia. Mereka jelas berbicara tanpa mengunakan basa Indonesia, dan untuk mendukung asumsi ini ada salju di luar sana. Ini tidak akan bisa kau temui di negara asalku. Aku juga tidak melihat peralatan elektronik di sekitar rumah, bahkan alat penerangan yang di gunakan saat malah hari hanya lampu minyak. Jelas dimanapun ini, pastinya bukan di negara maju seperti kebanyakan negara di Eropa. Tapi di mana? Sulit menentukannya karena kurangnya informasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Life After Life
FantasíaSeorang pembunuh di vonis hukuman mati dan merasa tidak terima. Ini adalah dunia yang kejam dimana dia harus melakukan berbagai macam kejahatan dan bahkan membunuh untuk membiayai perawatan adik perempuannya. Dia mati dengan perasaan penuh amarah d...