Firasat
..
..
Life After Life
..
..
Genre: Slice of life, magic, Drama, Gore
..
..
Happy Reading
..
..
Sebulan telah berlalu semenjak dimulainya pelatihan. Walau sedikit, tubuhku sudah mulai mengembangkan otot, tingiku juga udah mulai bertambah, begitu halnya dengan keterampilan berpedangku. Belum cukup untuk mengalahkan ayah, meskipun.Di setiap pertarungan, dia selalu lihai dalam melihat celah dalam pola serangan maupun bertahanku. Dan dia memberitahukan semuanya lewat serangan dan defensifnya tanpa mengatakan apapun. Berkat itu, kesalahan tersebut dapat teratasi. Aku juga telah melakukan berbagai metode dalam menyerang yang ditanggapinya dengan mudah seolah sudah melihatnya datang sejak awal. Saat aku berpikir kemenangan akan ada di pihakku, dia menghempaskan dengan sadisnya.
"Aku tidak pernah mengajarkanmu melamun di medan perang."
Ayah mengoreksi kesalahnku dan aku meringis saat serangan yang masuk hampir menghimpit bahu kananku. Hanya sedikit waktu yang diberikan untuk bereaksi, waktu itu aku gunakan untuk melakukan pertahanan putus asa -- itu berhasil.
Atau setidaknya itu yang ku arahkan. Ujung mata pedangnya di depan leherku, di saat-saat terakhir sebelum benturan, dia menarik pedangnya dan melakukan tusukan ke depan.
Apa-apaan keren sekali.
"Kau kalah lagi."
"Aku tidk hampir menang!"
"Tetap saja, aku yang menang."
"Sialan, apa kau bahkan sudah dewasa? harusnya kau membiarkan aku menang sekali-kali."
"Pertarungan adalah pertarungan, serius di setiap pertarungan adalah cara menunjukan apresiasi pada musuhmu." Kata Ayah sambil menyeringgai dan meletakan pedang kayunya di atas bahu.
"Biarpun begitu, aku ini anakmu tahu."
"Hahaha, emangnya aku akan mengalah karena kau anakku?"
"Sepertinya tidak."
"Ya, kan? Haahaha!"
Seperti itulah pertukaran sehari-hari kami, Ayah adalah pria paling tidak masuk akal, ceria dan bodoh di satu sisi namun juga bijaksana serta tegar pada sisi lain. Tidak pernah terbayangkan bagiku menghadapi setiap hari berlatih pedang, tidak peduli bagaimana suhunya atau cuacanya, dia pasti akan datang tanpa keraguan. Aku hanya semakin mengaguminya selama pelatihan milikku sendiri di mulai, tanpa itu aku tidak akan pernah tahu seberapa menyakitkan dan beratnya perjuangan tersebut. Satu bulan saja sudah cukup membuatku menyerah, dan dia telah melakukannya selama tujuh tahun terakhir tanpa jeda. Ketekunannya menjadi motivasi mengejarnya lebih keras lagi. Ini adalah bagian dari diriku yang tidak ku suka, obsesi dan motivasi mendorong diriku berusaha melebihi batas maksimal. Berusaha dan bekerja itu merepotkan dan menyusahkan, aku hanya ingin bersantai saja, tapi mau bagaimana lagi!
"Kau siap untuk putaran ke dua?"
"Nah, semangat itu yang ku butuhkan... tapi sepertinya tidak hari ini." Binar di matanya meredup dan tatapannya mengeras, dia memandang ke arah belakangku. Jadi aku berbalik, ada lima orang mendekat ke arah kami. Aku tidak tahu siapa, namun sepertinya ayah mengenalinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Life After Life
FantasiSeorang pembunuh di vonis hukuman mati dan merasa tidak terima. Ini adalah dunia yang kejam dimana dia harus melakukan berbagai macam kejahatan dan bahkan membunuh untuk membiayai perawatan adik perempuannya. Dia mati dengan perasaan penuh amarah d...