2

98 19 1
                                    

.
.
.
.

Keesokan harinya, Haechan dan Jeno bergegas untuk pergi ke sekolah. Dan sudah bisa mereka tebak, mereka pasti terlambat.

"Lu sih! Udah gue bilang bokernya jangan lama-lama!"

Haechan mendengus, memejamkan matanya menahan amarah. " Kan panggilan alam gak ada yang tahu durasinya Jen! Lagian gue kepepet anjir."

"Kan bisa Lo tahan Chan!" Gemas Jeno pada temannya.

"Itu terlalu beresiko, ibaratnya tuh gini, lu gak boker di rumah, nah lu pasti pengen boker di sekolah!" Ujar Haechan dengan ekspresi bijak. "Itu masalah nya, gue tuh anti banget boker di sekolah. Lagian kenapa si? Kita telat gini juga kan gak dihukum." Lanjutnya.

Jeno mendelik, Haechan memang sangat menyebalkan, anak itu pintar sekali membuat alasan.

"Oi, Jeno!"

Jeno menoleh, mencari seseorang yang baru saja memanggilnya. Namun tak lama kemudian ia mengernyit, tu orang yang manggil dia siapa ya?

"Hai, gue Jaemin, Lo Jeno kan? Anggota di kelompok 13? Gue juga kelompok 13 nih, bareng aja." Ujar seorang pemuda yang baru saja memanggilnya.

"Eum...Lo kenal gue?" Tanya Jeno bingung.

Jaemin memiringkan kepalanya sebentar, mencoba mengingat. lalu ia mengangguk mantap. "Of course, Lo jadi bahan gibahan cewek-cewek." Jelas nya.

"Dan Lo! Lo pasti Haechan." Tunjuk Jaemin.

Haechan mengangguk pelan, merasa aneh dengan pemuda di depannya.

"Gue tau Lo dari Jihoon, tetangga gue. Dia nitipin kantong ikan, katanya buat Lo." Ucap Jaemin sembari mengeluarkan dua kantong ikan dari dalam paperbag.

"Ok thanks. Btw kenapa gak Jihoon aja yang ngasih? Kan sekelompok?" Tanya Haechan.

Jaemin mengendikkan bahunya tak yakin. "Katanya sih tasnya udah penuh."

"Udah ah, tuh kita udah disuruh baris sama kelompok masing-masing." Sela Jeno sembari berlari menghitung tiap barisan. "Nah, ini barisan ketiga belas." Ucapnya.

"Ini cowok semua?" Tanya Haechan shock.

"Iya, kelompok cewek sama cowok dipisah. Cewek sama cewek, cowok sama cowok." Balas Jaemin.

Jeno menghela napasnya panjang, menggeleng tak habis pikir. "Gila, jadi selama pembaretan gue gak akan ketemu cewek nih?"

"Gak gitu sih, kan nanti di perjalanan kita pasti ketemu sama kelompok lain." Ujar Haechan yang disetujui Jaemin.

Setelah itu tak ada lagi yang berbicara. Suasana menjadi hening di antara mereka bertiga. Tidak ada yang berinisiatif memulai pembicaraan. Masing-masing hanya fokus pada pemikiran mereka sendiri.

Entah kehabisan topik atau memang sudah keasikan melamun, tak ada yang tahu.

Jeno yang bosan pun memilih mengedarkan pandangannya ke sekitar, mencari sesuatu yang menarik. Dan yah, ia spontan menajamkan penglihatannya saat tak sengaja melihat hal yang aneh? Di depan sana.

Jeno dengan jelas bisa melihat keberadaan kakak kelasnya yang sangat ia kenal. Iya, kakak kelas! Dibarisan paling depan pula. Satu kelompok dengannya.

"Itu beneran bang Yeonjun?" Gumam Jeno pelan.

"Bener, emang bang Yeonjun kok, dia gak ikut pembaretan pas kelas 10, makanya disuruh ikut tahun ini bareng angkatan kita." Kata Jaemin yang tak sengaja mendengar Jeno bergumam.

"Kenapa gak ikut?" Tanya Haechan, bergabung dalam pembicaraan.

"Dari gosip yang gue denger, katanya dia telat ke sekolah gara-gara ketiduran di rumah, bangun-bangun udah jam 11." Jelas Jaemin.

"Gila! Ngulang pembaretan cuman gara-gara ketid..."

"Sssstt..." Haechan dengan spontan membekap mulut Jeno saat melihat ada dua orang yang sudah berdiri di depan sana.

"Selamat pagi semua!"

"Siap, pagi." Jawab mereka serempak.

"Perkenalkan, nama kakak Younghoon...."

"Dan nama kakak Eunwoo, kami berdua adalah mentor kelompok 13 yang akan membimbing kalian selama dua hari kedepan." Ujar salah satu mentor dengan senyum tipis.

"Anjing, gila! Ganteng banget cuy!!" Bisik Jeno heboh.

"Apalah daya kita Jen, kita mah cuman remahan rengginang dibandingkan mereka yang bongkahan berlian." Balas Haechan dramatis.

"Kelompok ini udah punya ketua belum?" Tanya Younghoon yang membuat keduanya diam kembali.

"Kok hening? Belum ada ketua?" Kali ini Eunwoo yang bertanya.

Younghoon maju, melihat sat-persatu peserta di kelompok tiga belas. "Kalau begitu ada yang mau menjadi ketua?" Tanya Younghoon menatap mereka semua.

"Saya kak!"

Seseorang berteriak maju, mengangkat tangannya tanpa ragu.

"Gak! Jangan dia! Yang lain aja, yang lain." Tolak Eunwoo.

"Ih apasih Lo!" Kesal orang tadi sembari mendecih tak suka.

Eunwoo menggeleng,"Gak bener kalau Lo yang mimpin! Yang ada ni kelompok berubah jadi suaka margasatwa."

"Suudzhon lu ah.." ucap pemuda itu, kentara sekali dia sedang kesal. "Sunwoo bisa kok kak jadi pemimpin yang baik." Lanjut Sunwoo pada Younghoon.

"Yaudah lah Woo biarin aja, lagian cuman dia yang sukarela jadi pemimpin, yang lain gak ada yang angkat tangan lagi.." ujar Younghoon membantu untuk membujuk Eunwoo.

"Yang lain gimana? Setuju gak Sunwoo jadi ketua kelompok 13?" Tanya Younghoon.

"Setuju kak!" Teriak Jaemin keras, membuat Haechan dan Jeno ikut mengangguk.

"Saya juga setuju kak, walaupun wajahnya kurang meyakinkan, tapi Yoshi yakin dia bisa bertanggung jawab." Sahut seseorang di belakang Sunwoo.

"Yaudah gue juga setuju, daripada gak ada yang maju." Timpal Yeonjun ikut berkomentar.

"Ngikut aja deh kak!" Teriak orang bersuara berat, Haechan tahu pria itu, kalau gak salah namanya Felix.

"Kalian berdua? Bomin? Seungmin? Setuju gak sama gue?" Tanya Sunwoo pada kedua temannya.

"Terserah, ngikut alur aja gue." Balas Bomin.

"Gimana ya Woo? Gak yakin gue, liat kelakuan lu sehari-hari aja udah bikin gue istighfar." Balas Seungmin sembari mengelus dadanya saat teringat akan kelakuan Sunwoo yang seperti monyet lepas.

"Jahat lu!" Kesal Sunwoo. "Jadi gimana kak? Sunwoo bisa gak jadi ketua?" Tanya nya pada Younghoon.

"Ok, karna mayoritas di kelompok ini setuju, jadi kamu secara resmi sudah menjadi ketua dari kelompok ini."

Eunwoo mendengus, tak terima dengan kenyataan itu. Berbanding terbalik dengan Sunwoo yang sudah meloncat-loncat kegirangan.

"Ngakak banget gue liat komuknya kak Eunwoo." Bisik Jeno cekikikan.

"Kenapa emangnya?" Tanya Haechan.

"Dendam banget kek nya Sama si Sunwoo, kek adek kakak aja segala berantem segala." Ucap Jeno menahan tawanya.

"Ya mereka berdua emang adek kakak." Timpal Jaemin yang membuat keduanya terdiam.

Masa sih? Si Sunwoo itu? Adiknya kak Eunwoo?

"Beda banget anjir!" Pekik Haechan.

"Lo lambe turah ya?" Tuduh Jeno. Heran aja, kok bisa si Jaemin Jaemin ini tahu segala hal.

Jaemin mengendikkan bahunya tak tahu. "Enak aja, Kebetulan aja gue tau."

.
.
.
.

Kelar juga akhirnya ni chapter 😭
Berapa lama sih digantung? Padahal baru awal loh ceritanya 🙂

Maaf yeorobun, chapter selanjutnya di-update secepatnya deh hahaha..

Btw setelah ini aku mau update cast para pemain the 13 club'

Cuman belum selesai dimasukin semua fotonya.

The 13 Club (00L & 97L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang