"Jarilo-VI? Jarilo I, II, III mana?" Gue nanya habis mba Himeko ngejelasin kemana tujuan Express berikutnya.
Mba Himeko ketawa "Tidak ada, Meruu. Namanya sudah begitu sejak awal"
Heeh... kirain ada variasi makanya pake angka.
Gue liat gimana bentukan planetnya. Warna dominannya putih, cuma ada beberapa sisi yang ada warna biru nya (kemungkinan itu area laut).
"Setelah ribuan tahun, apakah ini jadinya Jarilo-VI?" Mba Himeko keliatannya juga kaget.
"Eh? Jadi planet bersalju itu yang jadi tujuan kita?" tanya March.
Anjirlah, gue ada bawa jaket gak ya? Mampus gue kalo gak bawa, gue kan gak kuat sama suhu dingin. Begini-begini badan gue masih badan orang yang tinggal di negara tropis, pas reinkarnasi juga kebanyakan mendekam di luar angkasa.
"Terdeteksi adanya anomali spasial! Stabilitas star rail turun hingga 12%!" Pom-Pom nyamperin kami yang lagi berdiri dekat jendela, "Perubahan jadwal singgah 7 hari diperpanjang hingga waktu yang tidak ditentukan"
"Anomali?" tanya Caelus.
"Lokalitas kompleks di planet ini entah bagaimana telah terpengaruh" Mba Himeko trus ngasih contoh anomali yang dimaksud.
Sementara mereka diskusi, pikiran gue malah ke arah lain. Gue jalan ke jendela dan mandangin Jarilo-VI yang ditutupi salju. Kalo gue boleh nebak, kemungkinan perubahan ekosistem disana gara-gara stellaron. Gue gak begitu paham sekuat apa tuh barang tapi kalo bisa bikin planet sampe berubah drastis, berarti kekuatannya gak main-main.
Dan bisa jadi stellaron disana udah meng-akar banget, udah dari ribuan tahun loh.
"...aku merindukanmu..."
Suara Mitis kedengaran lagi, apa mungkin di Jarilo-VI ada petunjuk soal pengantinnya?
"Aku ingin mempercayakan ekspedisi ini pada Dan Heng, March, Caelus, dan kau... Meruu"
Gue noleh waktu denger mba Himeko manggil nama gue. "Saya juga, mba?"
"Tentu saja, Herta mengizinkanmu ikut karena kau juga akan ikut ekspedisi, bukan?"
Gak sih, mama cuma gak pengen gue gabut aja.
"Tujuannya jelas, temukan stellaron yang menyebabkan bencana dan distorsi spasial dan bawa kembali ke Express. Sisanya akan diurus nanti" jelas mba Himeko.
"Yay! Kita jadi tim lagi" March ngeliat Caelus trus ke aku, "Dan kali ini Meruu juga ikutan!"
"Anda tidak ikut?" Caelus nanya mba Himeko.
"Seseorang harus tetap di kereta dan Pom-Pom akan kesepian kalau semuanya pergi"
Gue ada feeling mending mba Himeko gak usah turun dari kereta. Kayaknya sayang gitu kalo liat gaun beliau kotor gara-gara bergelut.
********
Sambil nunggu kereta nyampe, gue nyantai dulu di kamar. Gue rebahan di kasur sambil baca-baca artikel soal update terakhir Jarilo-VI, tapi gak banyak yang bisa gue dapet.
Apa gue coba akses memori dari bintang aja ya? Coba deh.
Tapi baru gue mau nyoba, gue denger kaca di pintu kamar gue diketuk. Gue bangun ke posisi duduk trus mempersilahkan orang yang ngetuk buat masuk, ternyata March.
"Ada apa, March? Kita sudah sampai?"
March geleng kepala "Aku... mau tanya"
Waduh, gak biasanya mba-mba full charge ini keliatan gugup begitu "Mau tanya apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bride (HSR x Seme!Male OC)
Fanfiction(NOTE : INI CERITA BL DAN MENGANDUNG SPOILER GAME HONKAI STAR RAIL) Meruu Nemu, pemilik nama diluar nalar itu (Meruu : JABINGAN LU RAPH!) mendapati dirinya terpental ke dunia lain yang ternyata memiliki hubungan dengan jiwanya. Dia hanya punya satu...