8

342 41 11
                                    

Baca mulai chapter ini yah.. ceritanya abis aku revisi.

_____________________________________________

_____________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍒🍒🍒

"Aku akan ke Busan pagi ini"

Jieun hanya mengangguk tak membalas yoongi yang masih berdiri dengan bathrobe yang membalut tubuh pria itu. Kakinya mengayun, melangkah kecil masuk ke dalam walking closet menyiapkan setelan jas yang akan pria itu gunakan.

Yoongi mendesah pelan, menatap punggung jieun yang bergerak kesana kemari menyiapkan keperluannya. Suara tangisan wanita itu semalam terus terngiang di pikirannya. Entah apa yang membuat istrinya itu menangis sepilu itu, ingin rasanya yoongi menanyakan hal tersebut pada jieun. Menanyakan alasannya, namun sepertinya yoongi cukup tidak berani melakukan hal tersebut.

Meski bukan hal baru baginya melihat wanita itu menangis. Bahkan kerap kali setiap yoongi mendengar suara keran kamar mandi yang dinyalakan dalam waktu lama, yoongi tau jieun diam-diam menangis di dalam sana.

Dan ini pertama kalinya setelah sekian lama jieun tidak melakukan itu. Hal tersebut membuat min yoongi sulit untuk tidur dan berpikir keras selama semalaman. Yang ia lakukan hanyalah memeluk tubuh mungil itu dari belakang dengan cukup erat begitu mengetahui jieun telah tertidur pulas.

"Kau baik-baik saja?"

"Huh?"

Yoongi terdiam sebentar lalu menggeleng kecil.

"Tidak. Lupakan"

Jieun mengangguk. Melihat min yoongi telah menggunakan pakaiannya, wanita itu refleks mendekat memasangkan dasi di kerah leher pria itu.

"Tidak perlu terbebani dengan tawaranku" ucap yoongi begitu jieun selesai merapikan dasinya "anggap saja kau tidak pernah mendengar kalimat itu dariku"

Jieun mengerjap kecil. Mengerti maksud suaminya itu, jieun hanya diam tidak menjawab. Hati kecilnya tersentil mendengar kalimat itu dengan mudahnya keluar dari bibir suaminya itu. Berpikir bahwa setiap hal yang pria itu ucapkan hanyalah sekedar omong kosong yang tidak perlu ia tanggapi.

Min yoongi gemar sekali mempermainkan perasaannya.

Bibirnya memaksa sebuah senyum meski kenyataannya tidak sesuai. Wanita itu menyodorkan satu jam tangan pilihannya, sebuah rolex mewah, hadiah yang ia berikan untuk suaminya saat pertama kali pria itu menjabat sebagai CEO.

"Kau tidak perlu menyiapkan sarapanku" ucap yoongi.

"Sudah tidak ada Wagyu madu di sarapanmu kali ini" gumam jieun "kau hanya perlu memberitahuku apa saja yang tidak kau sukai mulai sekarang"

Yoongi menatap datar istrinya. Merasa bahwa jieun sedikit sensitif sejak terakhir kali.

"Aku mengatakan itu karna kau terlihat tidak dalam kondisi baik"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STRAWBERRY MOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang