Sebelum baca wajib vote dulu!!
-
-
Happy reading
----Brak, Brak, brakk bunyi barang di lempar sembarang arah.
"Arhggg" teriaknya kesal.
Bahkan dua orang yang tengah memperhatikannya tertunduk takut melihat kemarahan tuannya itu.
"Sial! Siapa lagi yang mengacaukan jalan rencanaku ini" murkanya diselimuti kemarahan.
"Bliss!! aku tidak mau tau kau harus mencari siapa dalang di balik ini" titahnya.
"Baik Qing"
Orang yang tengah murka sekarang adalah Shem, ia baru mendapati kabar jika markasnya di serang oleh orang, bahkan tidak di ketahui oleh daril dan bliss.
Mereka baru mengetahui kabar ini ketika sehari Lian menyerang markas Mereka, Karna Lian melayangkan penyerangan ketika istana membuat acara pesta besar-besaran.
Saat orang-orang itu lengah di sana Lian memulai rencana, toh Lian sudah menyadari bahwa dirinya pasti tidak akan di undang ke acara itu.
Bahkan orang tuanya sendiri yang mengundang ia tidak akan pernah datang ke acara itu. Karena tidak kehormatan yang ia dapatkan tapi hinaan yang akan memekakkan gendang telinga.
"Bisa-bisanya kita legah seperti ini, sebenarnya apa mau orang itu?" Ucap Shem tidak terima markasnya di serang saat mereka semua lengah.
"Yang saya dengar dari para bawahan yaitu orang-orang yang menyerang markas kita menggunakan topeng tuan, sehingga mereka tidak bisa mengenali wajah para pelaku" jelas daril.
"Brengsek!!" umpatnya. "Aku tidak mau tau kalian harus mendapatkan informasi orang itu" tegas Shem lalu mengusir bawahannya, memberi ia waktu untuk menenangkan dirinya.
________________&____
Siang ini di kastil Lian, seperti biasanya lyana melakukan pekerjaan sebagai bawahan di istana.
Untuk kejadian semalam yang menimpanya mungkin ia sudah melupakannya.
Tapi tidak dengan keanehan yang terjadi pada dirinya, bahkan jejak kuku yang melukai lehernya seperti baru ia dapatkan, tapi ia tidak bisa mengingat kejadian dimana ia mendapati luka itu.
Lian bodoh ia bisa menghilangkan ingatan orang tapi tidak menghimoptis lyana sampai lukanya sembuh, sehingga banyak pertanyaan yang muncul di kepala lyana sekarang.
"Fini tolonglah jawab aku, sebenarnya ini rumah apa? Kenapa di rumah ini tidak ada cahaya matahari yang masuk, sungguh ini gelap sekali, membuatku pengap hahhh!" Jengah lyana menghela napas kasar karena sejak tadi ia bertanya pada fini, tapi fini mengabaikan dirinya.
"Nyonya aku tidak tau, kau sejak tadi sibuk mengoceh saja, lakukanlah pekerjaanmu itu" balas fini kejam.
Memang dari awal pertemuan mulut fini selalu dingin kepada lyana, karena tingkat vampir lebih tinggi dari pada manusia, dan mulut vampire terkadang memang selalu kasar pada manusia, mereka menganggap manusia itu masih rendahan dimata kaum mereka.
Tapi dengan sikap yang dingin fini selalu tunduk dan patuh kepada lyana, mengingat bahwa lyana akan menjadi calon istri tuannya.
Lyana sudah menganggap fini sebagai saudaranya, karena wajah mereka yang tampak masih muda, wajah fini memang tempak muda jika di lihat oleh manusia tapi umurnya sudah menginjak 60 tahun.
Berbeda dengan damira yang memang seorang manusia yang tampak sudah memiliki keriput di wajahnya, yang mana sekarang umurnya menginjak 49 tahun.
"Pantas mulutmu kejam seperti itu padaku, kau tidak akan melayaniku seperti sebelumnya" kecewa lyana.
"Ma-maaafkan nyonya tapi pekerjaan kita masih banyak, jika tidak selesai kita akan di marahi oleh tuan" sesal fini tidak menatap lyana sedikitpun ia masih sibuk bekerja.
"Persetan dengan tuan gila itu" umpatnya, ia kembali bekerja membiarkan beribu pertanyaan tinggal di kepalanya.
Bunyi derap langkah kaki menuruni anak tangga, Lian berjalan di tuntun oleh Frey menuju kursi tegah di ruangan itu.
"Chk songong sekali dia!" Decak kesal lyana menatap tak suka pada Lian.
"Seorang bawahan tidak perlu banyak bicara" timpal Lian dingin.
Lyana melempar kain lap sembarang arah lalu menghampiri dimana Lian duduk sekarang.
"Cukup sudah, aku ingin berhenti sekarang!" Teriak lyana, kini semua bawahan yang bekerja di bagian Yang sama dengan lyana menatap dirinya.
"Sudahlah nona, pang- eh tuan sekarang tidak ingin di ganggu" ucap Frey hampir keceplosan.
"Seterah kalian, aku tidak ingin bekerja disini lagi" lyana melepaskan pelengkapan pembantu yang ada di tubuhnya, lalu berjalan ke pintu utama.
"Tahan dia!" Perintah Lian pada penjaga pintu.
"Kalian mau mendengarkan pria bodoh itu, hentikan saja sandiwara kalian ini, aku tau kalian tertekan disini bukan" ucap lyana mengelabui para bawahan itu namun tidak mempan.
"Akkh!! tolong! tolong lepaskan aku, aku tidak salah aku ingin keluar dari sini" ia berteriak ketika dua penjaga itu saling mengandeng tangannya.
"Tidak nyonya kau harus ada di sisi tuan Lian" ujar penjaga di sebelah kanannya.
"Kenapa harus aku, aku tidak ingin hiks hiks tolong lepaskan" balasnya dengan tangis yang di buat-buat.
"Karena anda calon istri" penjaga satunya lagi berucap.
"Sejak kapan, hiks aush! aush! leher ku sakit tolong lepaskan gadis yang malang ini, apa kalian tidak melihat ada luka di leherku maka dari itu jangan pegang-pegang" lyana sedikit membuat drama di depan orang itu.
Saat mereka lengah, lyana menginjak kaki mereka lalu melarikan diri secepatnya menuju pintu utama dan keluar dari kastil itu yang membuat semua orang disana ketar ketir tapi tidak dengan Lian yang hanya melayangkan senyum tipisnya.
-
-
-
-
-
Tbc
Maaf ada typo, semoga kalian suka ya jgan lupa votmentnya sebagai dukungan buat author.27/07/2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Seorang Vampir (On Going)
Vampire"Dilarang keras jangan plagiat cerita ini!!!!, ini murni dari karangan author sendiri. Sebelum kalian baca ceritanya jangan lupa vote, komen, share, dan follow akunya hanya itu permintaan author, selamat menikmati ceritanya" ____________&_____ S...