3.Menentukan

59 6 0
                                    

Hai semua🙌🏻

Apa Kabar hari ini?

*****

"Terkadang kita tidak tahu mana yang baik, dan mana yang buruk. Jadi jangan pernah gegabah dalam mengambil keputusan. Dan yang paling penting serahkanlah semuanya kepada Sang Penentu Takdir"

*****

Terlihat sebuah mobil hitam memasuki wilayah pesantren. Seorang pria turun dari mobil itu langsung mengernyitkan heran "Apa ada tamu?" tidak ingin berlama-lama, ia segera masuk kedalam rumahnya dengan langkah lebar.

Ketika masuk, benar dugaannya bahwa ada tamu "Assalamualaikum" salamnya sambil mengetuk pintu.

Seketika, semua orang yang ada diruang tamu menoleh ke asal suara sambil menjawab salam "Wa'alaikum salam".

"Rayhan, kebetulan sekali kamu sudah datang. Mari duduk samping Abah" Ya, pria tersebut ialah Abimanyu Rayhan Al-Katiri. Dan tadi yang menyuruhnya duduk ialah Abahnya, Abimana Al-Katiri. Seorang pemimpin pondok pesantren Az-Zikra.

"Ya sudah kalau begitu, berhubung Rayhan sudah ada disini, mari kita bahas perjodohan ini" to the point pria paruh baya tersebut. Ia adalah, pemimpin pondok pesantren terkenal di Bogor. Bernama Muhammad Adam Arsena.

Setelah mendengar itu Rayhan menoleh kearah kedua orang tuanya, dan hanya dibalas anggukan oleh keduanya.

"Jadi begini nak Rayhan, saya dan Abahmu ini telah sepakat untuk menjodohkan kamu dengan putri saya satu-satunya, yang bernama Annisa Arsena. Dia sekarang masih kuliah semester tiga, disalah satu universitas Islam Indonesia. Jika berkenan apakah nak Rayhan mau dijodohkan dengan putri saya?" Jelas panjang lebar kiai Adam.

Rayhan berdehem menetralkan rasa gugupnya sebelum menjawab "Sebelumnya maaf kiai, pernikahan adalah ikatan sakral dan suci. Pernikahan pun ibadah terpanjang seumur hidup. Dan saya ingin menikah hanya sekali seumur hidup saya ini. Jadi, saya meminta waktu untuk memikirkan soal perjodohan ini"

Mendengar jawaban dari Rayhan, membuat kiai Adam tersenyum. "Baiklah, saya akan memberikanmu waktu. Jika kamu setuju, maka ta'aruf lah dengan putri saya.Sebelumnya maaf, setelah ini saya akan pergi mengisi acara didekat sini. Kalau begitu saya pamit undur diri. Jika masih nanti ada kesempatan, saya akan mampir kesini lagi".

"Mari-mari saya antar keluar " ajak kiai Abim.

Sesampainya di teras "Saya pergi dulu  ya, Abim".

"Iya, hati-hati dijalan!"

*****

Seorang pria dengan pakaian muslim, sedang duduk diatas sajadahnya sambil menengadahkan tangan nya. "Ya Allah, berilah hamba petunjuk-Mu. Apabila baik maka dekatkan'lah. Dan apabila buruk maka jauhkan'lah. Hanya Engkau'lah yang Maha Melihat dan Maha Mengetahui. Aamiin..."

Setelah melaksanakan sholat isya', Rayhan segera beranjak ke kasurnya. Namun, sepertinya matanya tidak mau tertutup, karena pikiran nya sedang memikirkan soal perjodohan tadi sore. 'Saya tidak tau, dia baik atau tidak untukku. Tapi sepertinya baik' gumamnya dalam hati sambil tersenyum tipis. "Jika dipikir-pikir, saya akan melakukan ta'aruf itu untuk mengenalnya".

ZAHRA(Zahira&Rayhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang