-Happy Reading-Pip! Pip! Pip!
Tiba-tiba suara klakson mobil mengalihkan pandangan vanya yang tengah sibuk dengan ponselnya,Vanya menatap Datar ke arah mobil Bella yang berhenti tepat di sebelahnya.
"Masuk!" Ucap Bella datar dari dalam mobilnya.
vanya melihat sekelilingnya lalu kemudian ia berjalan masuk ke dalam mobil Vanya,
"Gue di suruh Papi,jadi jangan geer," ucap Bella lalu menjalankan mobilnya meninggalkan area sekolah,
Di perjalanan tak ada percakapan sama sekali di antara mereka,Bella terlihat fokus menyetir sedang Vanya hanya diam memandang ke luar jendela.
Setelan beberapa menit lamanya mereka pun sampai di rumah,Vanya langsung bergegas turun dari mobil bella tanpa mengucap Satu kata pun.
Bella menatapnya kesal lalu ikut keluar dari mobilnya dan berjalan memasuki rumahnya,
Saat akan menaiki tangga,Bella melirik Bi mirna yang juga tengah berjalan Mengikutinya dari belakang.dengan ia yang tengah membawa sebuah nampan di tangannya,
"Itu buat Vanya bi?" Tanya Bella
"Iya non,soalnya non vanya kalau makan siang memang selalu di kamar." Ucap bi mirna,
Bella terdiam sejenak lalu beralih mengambil nampan itu dari tangan bi mirna,
"Em bi,biar saya aja yang bawain yah."
"Beneran non? Ga ngerepotin kan ini." Ucap bi mirna tidak enak,
"Iya bi gapapa,"
"Yasudah bibi ke dapur ya non,"
Bella hanya mengangguk dan kembali berjalan menaiki anak tangga satu-persatu,Saat sudah berada di depan pintu kamar vanya Bella mengetuk pelan pintu kamarnya.
Ceklek!
Vanya membuka pintu kamarnya dan menatap datar Bella,Terlihat dirinya masih mengenakan seragam sekolah lengkap.
"Kenapa jadi lo yang bawa?!"
Vanya merebut paksa nampan itu dari tangan bella dan langsung menutup pintunya dengan begitu keras,
"Dih,Dasar gatau trimakasih! Di rumah aja sok galak,tapi di skolah pengecut."ucap bella kesal,
Niatnya yang sok akrab dengan Vanya musnah begitu saja,ia ingin sekali mengetauhi kenapa vanya tidak melawan saat ia di buly oleh alana ddk.
Karena walaupun ia cupu tapi terlihat dari postur tubuhnya yang lumayan tinggi dan di tambah badannya yang sebelas duabelas dengan laki,dia bisa saja melawan mereka semua.Tapi why?
Bella memilih untuk ke kamarnya saja dan akan mencoba sok akrab lagi dengan Vanya lain waktu,bukan karena dia pengen akrab! tapi karena dia kepo aja dengan Kepribadian saudara tirinya itu,karena ia merasa kalau vanya memiliki Kepribadian ganda.
***
Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam,tapi Vanya masih saja belum keluar dari kamar Sedari pulang sekolah tadi.
Kamarnya masih saja tertutup,bahkan saat papanya Mencoba menyuruhnya untuk makan malam Tetap saja Vanya tidak membuka pintu kamarnya sama sekali.
Kalau gue bangunin marah ga ya?,
Bella berdiri di depan pintu vanya dengan ia yang terlihat sedang mondar-mandir dengan menggigit kukunya,akhirnya setelah berfikir cukup lama bella memilih untuk kembali ke kamarnya.
Bella memilih untuk membaca novel kesukaannya,Dia mengambil segelas air di meja dan hendak meminumnya tapi ternyata gelasnya sudah kosong.
Bella berjalan kembali keluar kamarnya menuju ke dapur,Ia melihat kamar Vanya yang sudah terbuka dan ia juga mendengar suara dari arah dapur.bella langsung berjalan menuruni tangga menuju ke bawah,
Di lihatnya Vanya tengah memasak di pantry,bella mengendap-endap turun ke bawah agar vanya tidak menyadari keberadaannya.
Tapi Tiba-tiba saja Vanya membalikkan badannya dan menatap bella datar,Sedang bella dia sedikit kaget menatap wajah Vanya yang terlihat Begitu pucat.
Vanya kembali membalikkan badannya dan membawa piring berisi telur mata sapinya ke meja makan,dia terlihat begitu lesu.
Dia sakit?
Vanya menghentikan makannya dan menatap Datar bella,Mereka bertatapan selama beberapa menit tanpa ada yang membuka suara.Akhirnya bella yang terlebih dahulu memutus tatapan mereka,
Kenapa deh?! Natap guenya gitu amat!
Bella mengisi gelasnya dan langsung berjalan kembali ke atas,ia berhenti di ujung tangga dan mengintip Vanya sekilas.
Dan setelah itu ia berjalan ke kamar vanya yang tak di kunci,ia mengintip ke dalam dan langsung terdiam mematung.Ia terkejut menatap Kamar Vanya yang di penuhi oleh Lukisan beserta rak buku yang memenuhi kamarnya,
Bella berjalan masuk ke dalam dan melihat-lihat isi kamar vanya,Ia mengkerutkan alisnya ketika mendapati sebuah buku yang berada di Atas meja belajar vanya.
Bella mengambil buku tersebut dan Ternyata sebuah buku Harian,bella menatap diam buku itu lalu membukanya.Bella semakin di bikin bingung dan penasaran, setelah melihat judul yang tertulis di halaman pertama buku itu.
Alana?
"Balikin!!"
Belum sempat bella membacanya Vanya sudah memergokinya, ia langsung menutup buku harian itu dan melihat Vanya sudah berdiri di belakangnya.Bella sedikit gugup lalu memberikan buku itu pada Vanya,
"Ngapain masuk kamar orang tanpa izin?" Tanya Vanya datar,
"Em-Em gada," jawab bella
Bella hendak beranjak pergi dari sana tapi Vanya menahan tangannya,
"Lo baca?" Tanya Vanya dan di balas gelengan dari Bella,
vanya langsung menatapnya penuh selidik,membuat bella semakin Salah tingkah.
"Kalau lo coba-coba masuk kamar gue lagi kayak gini! Gue bakalan aduin kelakuan lo ke papa!"
Vanya melepas tangannya dari lengan Bella dan mendorongnya kasar keluar dari kamarnya,ia menutup pintu kamarnya begitu keras membuat bella sampai kaget.
Bella memutarkan bola matanya malas lalu berjalan masuk ke dalam kamarnya,ia masih memikirkan Buku harian itu.yang sayangnya ga sempat kebaca halaman keduanya,
Gue harus cari tau semuanya,dia kayaknya Ngerahasiain sesuatu deh!
vVv
KAMU SEDANG MEMBACA
EITHER YOU OR HIM
Teen FictionBerharap di cintai balik olehmu Sama halnya seperti mengharapkan Pelangi di malam hari... Vanya. Dia ya dia! Kamu ya kamu! Jangan pernah suruh aku untuk Milih dia atau kamu! Bella.