BAB 5

825 142 24
                                    

Malam semakin larut, salju turun semakin lebat, dingin menyelimuti bumi begitu bersemangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam semakin larut, salju turun semakin lebat, dingin menyelimuti bumi begitu bersemangat. Aroma bunga di sekitar stasiun tidak lagi tercium, aroma dari dedaunan pun menghilang seluruhnya, mungkin karena angin berhembus cukup kencang malam ini. Lampu di sekitar stasiun mulai redup, sang kakek penjaga stasiun memilih pulang terlebih dahulu dan meninggalkan sosok pemuda yang masih melamun.

"Aku masih ingin disini." Pemuda itu cukup keras kepala dan ketika ia berkata, maka itulah yang akan dilakukan. Tangisannya telah habis bersama Namjoon tadi, jika tidak, pria jangkung itu tidak akan pergi dari stasiun dan mungkin akan duduk bersama nya seperti orang bodoh. Benar, Jungkook merasa seperti orang bodoh sekarang, sangat bodoh karena menunggu pria yang mungkin tak akan datang.

Tak ada yang bisa dipercaya selain Taehyung dan dirinya sendiri. Jungkook selalu membuat keputusan seorang diri mengenai perjalanan hidupnya, tetapi ketika Taehyung ada di dalam pilihan nya, Jungkook akan memilih Taehyung tanpa berpikir. Namun, malam ini Jungkook tak tahu harus bagaimana, meninggalkan Taehyung dan melupakan semua tentang pria itu atau percaya bahwa pria itu akan segera kembali.

"Aku akan segera kembali, mungkin sebelum akhir minggu aku akan kesini." Jungkook masih mengingat nya, pria itu pergi di malam natal karena ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Pria itu bahkan berjanji di bawah salju akan membawakan makanan kesukaannya dari kota dan Jungkook mempercayai hal itu. Taehyung tidak pernah ingkar, tetapi kali ini pria itu ingkar padanya, di akhir minggu waktu itu sampai hari ini.

Bahkan, Jungkook masih mengingat lambaian tangan itu, melangkahkan kaki mundur sambil memakai payung ke arah stasiun dan Jungkook hanya mampu melambaikan tangan dan menangis kecil di balik pagar. Pria itu mengatakan agar dirinya menunggu di rumah karena salju turun cukup lebat. Jungkook selalu kesulitan untuk memilih dan mengingat jalanan jika salju mulai menumpuk karena permukaan jalan rasanya turut berubah.

Jungkook memejamkan mata membiarkan air mata kembali membasahi pipinya satu per satu. Ingatannya selalu tentang Kim Taehyung dan seluruh kenangan yang tiba- tiba saja datang tanpa Jungkook minta. Tak ada kenangan buruk, tak ada kenangan yang tidak menyenangkan. Jungkook hanya mampu mengingat kenangan yang begitu indah bersama pria itu. 8 tahun— Kim Taehyung memperlakukannya dengan baik, membuatnya merasa begitu berharga.

Jungkook kembali terisak, tetapi jemarinya begitu sibuk menghapus jejak air mata yang membasahi pipinya lagi. Ia harus berhenti menangis dan pulang ke rumah. Mungkin, dirinya mampu berpikir nanti setelah perasaannya membaik dan mungkin perasaannya akan lekas membaik. Hanya itu harapannya kali ini walaupun tetap ada nama Taehyung di dalam harapannya. Berharap jika besok Taehyung akan datang dan mengatakan sesuatu mengenai hubungannya. Jika memang pria itu tidak lagi mencintainya walaupun sungguh Jungkook membenci pikiran itu.

Jungkook segera bangkit, membawa tas dan juga merapikan barang bawaannya yang berserakan. Ia memanjangkan tongkat yang akan membawanya pulang. Bus sudah tidak beroperasi dan Jungkook harus berjalan kaki menuju rumah, harusnya 15 menit jika tidak ada drama ia lupa jalanan. Helaan napas pun kembali terlihat sebelum akhirnya Jungkook melangkah memastikan jika dirinya mengarah ke jalan keluar. Ia sedikit kebingungan, mungkin karena terlalu banyak menangis.

Train To Soul - Taekook VerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang